Asswr.wb,
Berdakwah dan bertabligh tidak harus mengganggu tugas. Bahkan di Kepolisian, 
kegiatan khuruj telah menjadi bagian dari program ESQ atau pembinaan mental di 
jajaran kepolisian. Hasilnya, luar biasa.... Kapolda Kalsel, Brigjen Anton 
Bahrul Alam termasuk yang aktif melakukan revolusi kepolisian ini. Hari-hari 
ini 7.000 polisi di Kalsel ditugaskan untuk khuruj secara bergiliran. 
Sampai-sampai markas Kebon Jeruk kekurangan tenaga untuk meng-handle 
polisi-polisi ini. Semoga amal ibadah beliau diterima Alloh SWT.
Cerita mengenai AKBP Drs Waris Agono Msi ini merupakan salah satu cerita yang 
ditulis di internet ttg bagaimana perkembangan dan manfaat khuruj fisabilillah 
di kalangan kepolisian. Sebagian besar cerita lainnya tidak ditulis. 
IngsyaAlloh dalam waktu dekat di Masjid Al-Amin BDB II juga akan masuk jamaah 
dari kepolisian untuk program ini. Semoga semakin mendekatkan dan merekatkan 
muslimin dari semua kalangan dan golongan. silahkan lihat cerita ini di situs 
resmi Kepolisian:
http://www.dhirabrata.com/index.php?option=com_content&task=view&id=32&Itemid=68
ataujuga saya masukkan di blog saya, http://dalamdakwah.wordpress.com/


Wassalam,M.Khoerur Roziqin
Recommended blogs for better understanding of the purposes of our life: 
www.dalamdakwah.wordpress.com
www.hidayahku.com
www.mualaf.com.


AKBP Drs Waris Agono Msi
Polisi Mendatangi Masyarakat

NAMA Kepala Satuan Brimobda Lampung AKBP Drs Waris
Agono Msi mungkin agak terkesan unik. Jarang orang bernama Waris, kebanyak
adalah Aris. Demikian dengan Agono, kebanyakan Wagono. Namun, rupanya dalam
nama ini terkandung arti tersendiri. “Kata orangtua saya artinya anak
sederhana,” ungkap lelaki kelahiran Boyolali 28 April 1968 ini.  
    Selain nama yang unik,
Kasat Brimob Lampung ini termasuk sedikit dari pejabat di kalangan Polri yang
fasih berbicara masalah agama. Bahkan bila kita berbincang dengannya terasa ada
nuansa agamis yang membuka cakrawala kita bahwa urusan manusia bukanlah masalah
dunia, pangkat dan jabatan belaka.
      Dan, nuansa
agamis pula yang dikembangkannya dalam membina kesatuan, terutama anggota
Brimob. “Tak kalah pentingnya adalah kita memberikan makanan ruhani kepada
anggota, karena kalau makanan jasmani saja maka akan timbul ketidakstabilan,”
ujar Waris.
     Disadari akar
dari tindakan penyimpangan negatif manusia adalah timbul karena per-soalan
moral dan ethika. Makanya, pendidikan moral dan ethika menjadi sangat urgen
sekarang ini.
      
Waris menjadi polisi sudah meru-pakan keinginan sejak masih duduk dibangku SD.
Terpikat melihat penampilan pamannya yang gagah dengan uniform Akabri, tertanam
dalam diri Waris ingin pula menjadi polisi. Makanya ketika orangtuanya menyuruh
dirinya masuk SPG atau SMEA, dirinya bersikukuh masuk SMA. “Lulusan SPG dan
SMEA kan nggak bisa masuk Akpol,” bathinnya.
       
Setamat SMA dia masuk Akpol dan langsung lulus. “Saya memang telah menyiapkan
diri.Pagi-pagi disuruh lari sama bapak kos saya itu. Dibangunkan diajak
lari-lari, saya pun ikut lari terus kemudian diajari kalau tes jasmani, seperti
ini, pisikologi begini-begini diajari sama beliau. Terus kemudian saya
mengikuti tes pada saat tes itu saya yakin sajalah.”
      
Dan Waris benar-benar lulus tanpa didampingi sama sekali. Dia mengaku
orangtuanya orang kampung, waktu disodori surat pernyataan kesanggupan 
mengembalikan
biaya apabila meninggalkan pendidikan, ayahnya tak mau tanda tangan. Karena
takut dari mana harus mencarikan uangnya nanti. Akhirnya waris mengadu ke
ibunya dan akhrinya ibunya yang tanda tangan setelah diubah di formulir.
      
Sejak lulus Akpol 1990 sampai sekarang Waris melulu tugas di kesatuan Brimob.
Mula-mula Danton di Satbrimob Pus sampai menjadi Komandan Kompi di sana, walau
sempat diselang-selingi pendidikan PTIK dan KIK UI. Setamat KIK UI, Waris
menjadi Dan Yon Sat Brimobda Polda Jawa timur berkedudukan di Malang. Tahun
2005 mengikuti Sespim, setamat Sespim menjadi Kaden A Brimob Polri dan sejak
2007 menjadi Kasat Brimobda Lampung. Sebagaimana galhibnya
Brimob, Waris pun kerap mengikuti penugasan operasi. Mula-mula Tahun 1994 Dalam
Operasi Pulau Galang pemulangan pengungsi Vietnam di Riau, Tahun1998 Komandan
Kontingen ABRI Masuk Desa antar Pulau di Aceh Barat, Tahun 1999 Operasi PPRM di
Aceh, 1009 juga Operasi Sadar Renjong Aceh, 2003 Operasi Tegak Rencong, Tahun
2003 Operasi Darmil, 2006 Operasi Mutiara di Maluku, lalu Operasi Perdamaian
Poso.Berikut wawancara dengan Waris.
Petikannya:  
Ada pengalaman yang menarik sewaktu
mengikuti operasi?
       Banyak. Setiap penugasan punya kesan sendiri-sendiri. Namun
yang berkesan sekali sewaktu Operasi Mutiara tahun 2006 di Maluku. Di situ saya
bertemu dengan ustad-ustad, kepada saya disampaikan bahwa setiap manusia
mempunyai kewajiban untuk berdakwah. Karena itu dulu para nabi diutus berdakwah
untuk mengagungkan asma Allah namun karena nabi sudah tidak ada lagi siapa yang
akan meneruskan usaha dakwah,yah umat manusia akhir jaman ini.Dakwah dapat
dilakukan dengan bermacam-macam.Ustad menawarkan untuk ikut dalam usaha dakwah
tersebut.
     
Apabila usaha dakwah berjalan maka tugas polisi enak, karena tugas ini diemban
oleh setiap orang. Bukan ulama saja. Jika setiap orang tidak akan lagi mengenal
agama, azab terjadi dimana-mana, bila ada kerusakan maka ini bukan salah
siapa-siapa karena manusia tidak punya iman lagi.
       
Karena ini ada hubungan dengan tugas kepolisian lalu saya bertanya bagaimana
tehnik dakwahnya, dijelaskan sama seperti Rasul SAW. Rasul berdakwah tidak
minta bayaran tapi mendatangi umat, seperti polisi. Polisi yang mendatangi
masyarakat bukan masyarakat didatangi polisi.
       
Mulaiilah saya tertarik. Apalagi di dakwah ada batasan-batasan yang sama dengan
batasan di kepolisian, misalnya tidak bicara politik, tidak bicara aib
masyarkat, tidak boleh bicara khilafiyah, lalu mendekati ulama, ahli tasauf dsb.
   Berapa
lama proses sampai Anda mengikutinya ?
      
Dua bulan. Sebenarnya saat di Kelapa Dua (Mako Pus Brimob, red) saya melihat
jamaah selesai salat membaca hadis tentang keutamaan salat, dakwah baca Al
Quran. Menurut saya itu bagus, kemudian di Ternate mulailah saya berjaulah
dengan ustad. Saya ikut berpakaian sunnah (gamis, red), orang tidak tahu bahwa
saya adalah Kaden Satbrimob.      
Ternyata bermanfaat untuk tugas kepolisian. Dari sini saya tahu bagaimana citra
polisi di lapangan. Informasi yang saya dapat ini saya sampaikan ke bapak
Kapolda
 Adakah perubahan
prilaku dan kebijakan dalam diri Anda kemudian?
      
Ya. Kita kan belajar, bahwa dalam hadis disebutkan bahwa orang yang kuat adalah
orang  mampu mengendalikan amarahnya. Saya sempat terkejut dengan bunyi
hadis ini. Sebab selama ini kalau lihat anggota yang bersalah langsung saya
hantam saja. Nah dengan dakwah ini saya dapat memberikan peringatan dengan
lemah lembut. Kalau dulu saya keras kini saya sering ajak anggota salat
berjamaah. Yang tidak salat saya tanya masak kita dipanggil komandan cepat,
apalagi Allah yang memanggil. Nah dengan cara ini ternyata anggota mendidiknya
lebih mudah.
Dan keuntungan lain?
      
Ada perubahan yang besar dalam diri saya menyangkut keimanan. Saat operasi di
Aceh kalau tidak ada keyakinan kepada Allah yang menolong mungkin saya sudah
meninggal, karena kita disana sering disanggong, dan saya tidak pakai pakaian
anti peluru.
Apakah dakwah ini sejalan dengan tugas ?
      
Justru ini saya sangat tertarik dengan dakwah ini. Saat saya di Malang
mendirikan Polmas kami sendiri yang mendatangi warga dari rumah ke rumah untuk
melatih anjing milik warga dengan anjing pelacak herder. Nah tehnik mendatangi
warga dari rumah ke rumah adalah tehnik dakwah yang saya ikuti artinya sejalan.
Memimpin Brimobda Lampung ini, apa saja
yang Anda lakukan?
      
Sebenarnya saat saya ditugaskan Mabes di sini, saya bertanya dengan diri saya
apakah saya mampu untuk melaksanakannya. Saya salat dan percaya bahwa Allah
menolong saya. Saya lalu melakukan audit kesehatan organisasi, terutama kondisi
seputar manusianya bagaimana, kemampuannya, disiplinnya, kondisi fisik terutama
rohaninya. Saya melihat dalam masalah pembinaan rohani telah berjalan namun
hanya membaca yasin kemudian mendengarkan ceramah. Ini lalu kita tingkatkan
setiap Jumat anggota kita sebarkan untuk salat berjamaah dengan masyarakat,
sehingga tidak ada lagi kesan ekslusif.
      
Jika satuan itu eksklusif  atau  tidak mengenal masyarakat ia akan
cenderung arogan, merasa paling hebat. Tapi dengan mengenal masyarakat polisi
mempunyai akan menjalankan sifat pelindung dan pengayoman. Ternyata tanggapan
masyarakat terhadap program ini positif. Dan sebelum di Lampung, program ini
sudah dijalankan di Ternate dan juga di Kelapa Dua  tanggapan masyarakat
pun baik. Jadi yang kita jalankan di sini meneruskannya saja.
Ada umpan balik setelah mereka berbaur
dengan masyarakat, misalnya laporan atau sebagainya?
      
Sebenarnya mereka diberi satu kewajiban untuk mengenal satu orang saat mereka
berbaur dengan masyarakat. Dan untuk diingat kegiatan pendekatan diri ke
masyarakat juga berlaku juga bagi non muslim, sebagai contoh umat Kristen
setelah saat mereka ke Gereja pun harus kenal dengan satu orang itu. Nah, kalau
satu tahun berapa banyak dia kenal orang. Sudah mengenal 365 teman. Itu satu
detasmen. Jadi tiada hari tanpa kawan baru, itu untuk bidang rohani.
Untuk peningkatan fisik?
      
Untuk pembinaan fisik dengan bela diri. Saya buktikan di Malang dan Kelapa Dua.
Sebab bila setiap anggota memiliki kemampuan bela diri rata-rata sama maka dia
mampu untuk ditugaskan kemana saja. Kalau di sini kita memilih olah raga bela
diri Tarung Derajat karena ternyata sebelumnya di sini sudah ada, namun belum
maksimal pembinaannya. Hanya beberapa personal saja. Maka kita masalkan.
Seluruh anggota Brimob ikut. Dan olah raga Tarung Derajat ternyata filosofinya
sangat tinggi. Misalnya di sana ditanamkan menghormati orang, walau kita
mempunyai kemampuan tapi kita harus bersikap ramah. Aku ramah bukan berarti
takut, aku tunduk bukan berarti takhluk.
Bagaimana dengan hasil program selama ini,
apa bisa dilihat dari penurunan angka pelanggaran disiplin misalnya?
      
Saya lihat tingkat kedisiplinan meningkatlah. Fisik juga demikian, dulu waktu
saya pertama kali datang bertugas di daerah ini mereka diajak lari, lima belas
menit mereka sudah teriak-teriak. Sekarang nggak lagi. Tapi pelanggaran
tergantung kita melihatnya. Begini tahun 2006 lalu, banyak yang melanggar namun
hukuman belum diberikan sehingga tahun ini kita berikan sanksi, jadi
pelanggaran tahun ini terkesan banyak padahal pelanggaran tahun lalu. Kalau ini
tidak kita berikan hukuman maka kasihan dengan anggota yang lain. Kita juga
memberikan penindakan untuk memperbaiki anggota itu sendiri hukuman ini
bukanlah balas dendam, tapi demi kebaikan anggota itu sendiri.
Pelaksanaan Polmas di Brimob bagaimana?
      
Polmasnya sama sebagaimana kami terapkan di Ternate dulu, Polmas untuk Brimob
sudah ada pedoman pelaksanaan Polmas sudah diterbitkan Kakor Brimob dan itu
memang berbeda dengan Polmas dengan satuan kepolisian wilayah. Brimob Polmasnya
Brimob ikatan regu atau kelompok, Polmasnya wilayah kan sendirian. Makanya
dengan digabungnya dengan kegiatan agama itu dia ada posko ditempat-tempat
ibadah itu. Kalau poskonya di warga masyarakat kita nggak bisa ngontrol.        
Dengan kegiatan agama maka dia belajar
silaturahmi dari ke rumah-rumah, mengenalkan diri nama. Misalnya nama saya
Haris saya dari Masjid Mujahidin Brimob Rawa Laut, saya menawarkan bapak ke 
mesjid
untuk salat berjamaah. Lalau setelah salat diajak ngobrol. Ngobrolnya agama
memang awalnya cerita tentang dunia kamtibmas dan bicara agama
Anda sekarang masih menjalani kegiatan
dakwah ini ?
      
Insyaallah masih.
Banyak nggak anggota yang tertarik?
      
Banyak. Tiap akhir minggu, sebanyak 14 sampai dengan 20 orang kita keluarkan
jemaah untuk ikut kegiatan agama bersama santri, anggota masyarakat luar. Jadi
tidak untuk anggota kita saja. Dengan demikian masyarakat kenal dengan warga.
Kalau kita tanya setelah mereka iktikaf tiga hari itu anggota sudah bisa
mengaji salat, pulang lebih santun dan jaringan lebih luas. Nah, bicara
jaringan, empat bulan saya di sini jaringan saya sudah banyak, sebab jaringan
ini diperoleh dari pendakwah-pendakwah itu, jadi informasi kita lebih banyak  
Dan untuk diketahui ikut dakwah ini bukan untuk ketenaran dunia. Saya
ikut untuk memperbaiki diri saya dan bersilaturahmi dengan warga. Karena janji
Allah bagi orang yang bersilaturahmi maka akan dipanjangkan umurnya, diampuni
dosa-dosanya, diluaskan rezekinya. Bagaimana tidak panjang umurnya kalau saya
saja bertemu dengan Anda bawaannya guyon-guyon, tertawa melulu, nah dengan
demikian lupa dengan berbagai masalah-masalah,sebab kita berbicara iman dan
amal saleh, tidak bicara kejelekan orang, bicara iman maka iman kita meningkat.
Diluaskan rezekinya mana tahu kalau saya bersilaturahmi ke rumah bapak, bapak
ada jeruk, apel. Kita tidak berharap demikian namun kita hanya berharap kepada
Allah. Lalu diampuni dosa-dosanya, dan ini adalah janji Allah.
Lalu dari visi, misi ini Brimob mendukung?
  Ya. Sebab menurut
saya pembinaan rohani penting. Bukan hanya pembinaan fisik, administrasi,
operasional, jasmani. Rohani paling penting karena kalau orang hanya
mementingkan jasmani saja dan tidak memikirkan rohani maka orang tersebut akan
bersipat hedonisme lalu materialistis. Tapi kalau kebutuhan rohani telah diberi
makan maka tersebut akan pandai bersyukur, Alhamdulillah ada rezeki. Hidupnya 
akan
lebih makmur dan bahagia. Karena bahagia bukan karena jabatan dan harta,
kebahagian itu bila seseorang menjalankan agama dengan cara sempurna. Kalau
Allah letakkan kebahagian hidup dalam harta maka hanya orang berharta saja yang
bahagia. Kalau Allah meletakkan kebahagian dalam pangkat maka hanya orang
memiliki pangkat saja yang bahagia yang tidak mempunyai pangkat maka tidak akan
bahagia. Kalau rohani polisi tidak kuat maka dia akan mencari tambahan dengan
cara melenceng, tapi bila rohaninya kuat maka dia akan cari tambahan dengan
cara yang halal.   Apalagi polisi ini
banyak yang jadi ‘kontraktor’, rumah mengontrak lalu kredit motor. Brimob
ditata rohaninya agar menjadi baik. Karena Brimob juga banyak yang
‘kontraktor’,rumah kontrak kredit motor. Hanya 20 persen yang memiliki rumah
sementara 80 persen kontrak.  Yang menjadi
persoalannya, biasanya godaan, karena ada imej masak polisi miskin? Itulah
dengan ilmu agama tadi anggota dapat menjelaskan kepada warga bahwa tidak
setiap polisi miskin, ada yang kaya mungkin pintar berbisnis, polisi banyak
temannya mungkin juga dia dapat warisan dari orang tuanya, atau disokong oleh
keluarganya.Kalau ada imej bahwa polisi itu kaya dengan cara yang kurang baik
maka itu harus dibuktikan dan kita suuzon lagi.
Dalam beberapa bulan ini, setelah Anda
bertugas di sini apakah ada anggota yang berubah prilaku?
    Insyaallah
ada. Kemarin saya mengajak anggota ikut kegiatan pesantren kilat tiga hari, ada
yang berubah prilakunya.Yang merubah sifat ini bukan kita tapi Allah, kita hanya
berdoa ya Allah rubahlah sifat si A ini.
Ada yang menolak kegiatan?
  Ada. Kita telah
memperintahkan tapi dia nolak-nolak begitu. Alasannya istri sakit, padahal
istrinya tidak sakit. Tapi begitu dia keluar rumah katanya kepada isterinya dia
ikut program agama. Nggak tahunya dia bergaul diluar, timbul masalah, dia
dugem.Uang habis nggak mau bayar akhirnya ribut. Diajak ibadah nggak mau tapi
maksiat mau akhirnya ketangkap juga. Itulah hukuman yang ditunjukkan Allah, dia
mendapat tarbiyah (pendidikan) sendiri.
Anda sendiri mempunyai motto dalam hidup?  Banyak. Saya menerapkan prinsip, 
tiada hari tanpa kawan
baru. Lalu, jiwa ragaku demi kemanusiaan. Dan dalam berbuat saya punya motto,
orang lain baru berfikir kami sudah berbuat. Dan, kami juga berprinsip, “Kami
bukan yang terbaik, tapi kami akan lakukan yang terbaik.”(*)


      

Kirim email ke