Istilah saya adalah, kita nggak butuh tetangga yang kaya! Juga nggak butuh
tetangga yang pinter! Serta nggak butuh tetangga yang Pejabat, Boss,
bergelar "Haji" atawa golongan elite dan priyayi!!!
Yang kita perlukan adalah tetangga yang respek, yang bisa saling menghormati
dan bisa mengkomunikasikan hal-ikhwal bertetangga dengan baik. Yang tidak
terganggu dengan perilaku, sikap, ucapan dan "tangannya". Yang mengajak
untuk bersama-sama mengembangkan lingkungan dan bukannya "mendatangkan"
orang luar hanya sekedar agar menjadi ramai.
Bisa kita ciptakan?
----- Original Message -----
From: <kisa...@sysadm.or.id>
To: "Arroyyan" <jamaah@arroyyan.com>
Sent: Sunday, June 12, 2011 9:28 AM
Subject: [Ar-Royyan-10119] Mudah-mudahan Mati Lampu.
Saya setuju dengan artikel di blog Ibu Murni ini :)
"Mempunyai lingkungan yang baik adalah hal yang
menyenangkan, namun menciptakan lingkungan yang
baik adalah sebuah tantangan."
Radio/tape/tv/karaoke memang ada di rumah seseorang
tapi suara kerasnya adalah polusi yang merusak
ketenangan di sekitarnya.
Semoga kita terhindar dari tetangga yang demikian.
-- A. Yahya Sjarifuddin.
Mudah-mudahan mati lampu
Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berhubungan dengan
orang lain, terutama tetangga di rumah. Merupakan suatu
kebahagiaan ketika kita mempunyai tetangga yang baik. Sebaliknya
mempunyai tetangga yang berperangai buruk merupakan suatu
musibah.
Kebetulan saat ini saya mempunyai tetangga yang berperangai
kurang baik (menurut saya). Mereka 1 keluarga terdiri dari
seorang ibu dan 3 anak yang tinggal bersebelahan dengan kontrakan
saya, satu tembok malah karena saya tinggal di barak. Setiap hari
kerjanya hanya berhura-hura, menyalakan tape keras-keras, atau
malah berkaraoke dengan suara yang jauh dari merdu. Kerasnya
suara bersaing dengan suara nyanyian dari gereja sebelah. Jika
nyanyian dari gereja sangat keras, saya sangat maklum. Karena
memang begitu ibadahnya, sama halnya ketika terdengar suara adzan
dari masjid. Tapi suara dangdutan dari tetangga ini suaranya
hampir menyamai sound sistem dari orang yang lagi hajatan. Sangat
mengganggu bagi saya.
Suara keras itu, baik Tape/karaoke/TV hanya mati atau dikecilkan
ketika menerima telpon, tidur atau ketika mati lampu. Akhir-akhir
ini Palangkaraya memang sering mati lampu.
Saya teringat bagaimana Rasulullah memperlakukan tetangganya,
seorang wanita Yahudi yang setiap hari melempari beliau dengan
kotoran. Ketika si tetangga sakit Rasulullah menjenguknya,
sehingga terbukalah hati sang wanita tua untuk masuk Islam.
Saya teringat nasehat seorang teman ketika hendak pindah dari
Bogor, "Mempunyai lingkungan yang baik adalah hal yang
menyenangkan, namun menciptakan lingkungan yang baik adalah
sebuah tantangan."
Saat ini saya belum bisa berbuat seperti Rasulullah. Belum juga
bisa mengamalkan nasehat teman saya. Maka ketika saya sudah sakit
telinga dan putus asa akibat ulah tetangga, saya hanya bisa
berharap "mudah-mudahan sebentar lagi mati lampu."
http://murnii.multiply.com/journal/item/232
------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -
Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama,
seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.
(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu) (HR.
Bukhari)
------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -
Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama,
seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.
(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu) (HR. Bukhari)