From: "kiky kece" <[EMAIL PROTECTED]> Akhir dari kehidupan adalah kematian. Semua orang mengetahuinya. Namun gaya hidup kebanyakan orang, menyiratkan bahwa mereka tidak mau tahu hal itu. Hidupnya diisi dengan pesta pora. Melakukan apa saja menurut keinginannya. Menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya. Pikirnya, ia akan hidup seribu tahun. Tidak menyadari, selangkah di depannya, maut menghadang. Ketika ia termengeh di pembaringan, mulut menganga, menghisap kuat sehirup oksigen bagai Arwana di daratan, baru ia sadar bahwa hidup ini singkat. Rapuh. Tidak berdaya. Hartanya yang seabrek, tidak lagi bermanfaat. Sadar ia akan mati, membuatnya berpikir: Mati? Apa itu mati? Ada apa di balik kematian? Ke mana ia pergi dalam kematiannya? Ia tidak mengerti. Serba gelap. Pekat. Hatinya disergap kengerian tak terkira. Lalu ia berharap kematiannya dapat ditunda barang sebulan. Sebulan, untuk memperbaiki diri. Sebulan, untuk menebus kesalahan. Sebulan untuk belajar menguak tabir kematian.Terlambat, sang maut sudah datang menjemput. Ketika sebuah kematian merupakan misteri, maka kematian adalah hal yang ditakuti. Sebaliknya, bila kita mengerti bahwa kematian merupakan pintu masuk menuju perhentian bersama Kristus dan itu bukan suatu misteri, maka kematian akan menjadi dambaan. Rasul Paulus mendambakan kematiannya, seperti yang diungkapkannya kepada jemaat di Filipi: "..mati adalah keuntungan. Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik". Anda siap untuk mati? Mari kita belajar dari sang Rasul yang berujar: "Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus". Saat ini, ia bersama dengan Kristus. Anda mau ikut masuk dalam perhentian dan kebahagiaan kekal? Ikuti pula cara hidupnya yang ia tiru dari Tuhannya, Tuhan kita juga, Sang Maha Raja, Tuhan Yesus Kristus. Hal itu pula yang diungkapkan oleh Yohanes: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Kristus, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup". Kesiapan untuk mati, ditentukan oleh 2 aspek yaitu: 1. Kepastian Keselamatan. Semua agama menawarkan jalan menuju ke keselamatan. Ke surga, nirwana atau tempat lainnya yang digambarkan sebagai tempat permai penuh kebahagiaan. Namun tidak ada kepastian di dalamnya. Keselamatan hanya mudah-mudahan. Keselamatan diusahakan dengan berbagai ritual, ibadah, amal dan perbuatan baik. Adakah manusia yang tidak pernah bersalah? Ketika kekristenan dijadikan agama, tata ibadah, cara berpikir dan paradigmanya, tidak jauh berbeda. Berusaha mencapai Allah dengan usahanya. Padahal kekritenan bukan agama. Kekristenan adalah "usaha" Tuhan menyelamatkan manusia. Bukan karena kehebatan manusianya, tetapi karena memang itulah maunya Tuhan. AnugerahNya. KaruniaNya. Ketika Sang Pencipta yang menjadi Ciptaan berkata: "Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku", bagaimana mungkin kita tidak mempercayaiNya? Tidak ada tokoh besar manapun yang berkata seperti itu. Andaikan ada, silahkan mencobanya. Apakah anda merasa tidak pernah berdosa dan pasti masuk dalam ke dalam surga atau nirwana barangkali? Kalau jawaban anda "ya", artikel ini bukan untuk anda, silahkan anda melewatkannya. Bila jawaban anda "tidak", artikel ini memberikan solusinya. Tidak ada seorangpun yang tidak berdosa. Sesuai kodratnya, setiap manusia berjalan menuju ke kesengsaraan di balik kematian. Namun Tuhan, dengan kasihNya menyediakan diri untuk menebus dosa dan menjadikan kita tidak berdosa sehingga layak masuk ke kebahagiaan kekal di balik kematian. Ini bukan mudah-mudahan. Karena yang menawarkan adalah yang empunya surga itu sendiri. Ketika kita percaya kepadaNya, kita menjadi pemilik surga bersamaNya. Keselamatan yang diperoleh hanya karena kasih karunia. Anugerah! Bukan karena amal ibadah atau kebaikan kita. 2. Hidup Sebagai Orang yang Telah Selamat Ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, maka kita mendapat kepastian keselamatan. Tetapi tidak berhenti sampai di situ, karena hidup ini terus berlangsung. Penjahat yang disalib di sebelah Tuhan Yesus, mendapat keselamatan begitu ia percaya. Ia tidak perlu lagi berbuat apa-apa karena begitu percaya, ia mati. Tetapi sebagian besar kita, tetap menjalani kehidupan ini ketika kita percaya kepadaNya. Cara hidup kita inilah yang akan membuktikan apakah kita sungguh-sungguh percaya kepadaNya atau tidak. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: "..kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar,.." Kata "kerjakanlah" dalam bahasa Yunani menggunakan kata kerja "katergazomai" yang artinya adalah "to accomplish" atau "to finish". Keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan telah sempurna. Masalahnya adalah kita harus tetap hidup dalam keselamatan itu. Hidup sebagai orang yang telah selamat adalah bagian yang harus kita kerjakan. Dengan bahasa yang sedikit berbeda, Paulus mengungkapkan hal itu kepada jemaat di Efesus: "Sebab itu HIDUPLAH sebagai anak-anak terang". Cara hidup kita yang telah diselamatkan harus berbeda dengan mereka yang belum selamat. Hidup dengan takut akan hukum Tuhan. Gentar pada kematian kekal. Dengan ketakutan dan kegentaran ini, membuat kita tidak hidup semena-mena. Ketika kita hidup takut akan Tuhan, maka kita tidak akan takut apapun juga. Kita akan sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan kepadaNya agar ketika eksekusi kematian itu datang, kita berkata: "Sudah selesai", dan kita masuk dalam perhentian kekal bersamaNya. Motivasi ini pulalah yang ada dalam diri Paulus sehingga dia berkata: "., kepada penglihatan yang dari sorga itu, tidak pernah aku tidak taat". Ia konsekuen dengan kata-katanya. Menjelang akhir hidupnya ia berkata dengan penuh keyakinan: "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya"(2 Tim.4:7-8). Ciri seseorang yang hidup dalam keselamatan adalah hidupnya berfokus pada masa depan. Bukan masa depan di dunia ini, tetapi masa depan pada saat kedatangan Kristus, atau masa depan di balik kematian. Dua aspek di atas, merupakan paket keselamatan yang tidak dapat dipisahkan. Seorang yang sakit menjelang ajal, kemudian percaya dan menerima Kristus sungguh-sungguh, lalu ia meninggal, maka ia selamat. Ia tidak sempat menjalani kehidupannya lagi. Ia mendapat paket khusus seperti yang dialami oleh penjahat di sebelah Tuhan. Tetapi kita semua, tidak memperoleh paket itu. Kita harus menjalani hidup ini sebagaimana Yesus telah hidup. Tuhan sendiri yang memerintahkan murid-muridNya: ".dan ajarkanlah mereka melakukan SEGALA SESUATU yang telah Kuperintahkan kepadamu". Celakanya, banyak gereja kurang, bahkan tidak mengajar jemaat "SEGALA SESUATU" yang diajarkan oleh Tuhan. Yang diajarkan adalah bagaimana menerima berkat. Bagaimana mendapat pertolongan. Intinya, yang diajarkan adalah bagaimana memanfaatkan Tuhan untuk kepentingan diri secara jasmani. Bila untuk petobat baru, hal ini dapat dimaklumi. Tetapi kalau sudah sekian tahun menerima keselamatan kemudian berkutat pada hal-hal jasmani, bagaimana kita bisa berkata bahwa mati adalah keuntungan? Yang dicari hanya kenyamanan hidup di dunia. Justeru kenyamanan dan kemapanan hidup di dunia membuat kita wegah mati! Bukan kita tidak boleh menikmati hidup ini. Kita dapat dan pasti menikmati hidup ini, tetapi tanpa merasa memilikinya. Karena kita menyadari bahwa segala sesuatu adalah milik Tuhan semata-mata. Kalau diibaratkan kita ini gembel, maka Tuhan, Sang Maha Raja datang dan mengajak kita ke istanaNya. Lalu ketika kita percaya kepadaNya, ia memeterai kita dengan RohNya dan memberikan peraturan kerajaanNya. Status kita telah berubah. Kita mempunyai hak untuk masuk ke istanaNya. Tapi kita masih gembel dan hidup di lingkungan gembel. Sebelum tiba waktunya kita masuk ke istanaNya, kita diberi kesempatan untuk belajar dan berlatih mentaati peraturan kerajaanNya. Fokus hidup kita tentunya tidak lagi dalam lingkungan gembel ini. Sekaya-kayanya gembel, tetap namanya gembel. Fokus kita adalah istana Sang Raja. Mungkin kita tidak memiliki banyak harta. Tidak apa-apa. Sebab yang penting kita berlatih dan praktek peraturanNya, sehingga bila saatnya tiba, Ia memanggil, maka kita dilayakkan tinggal di istanaNya. Kepada gembala jemaat, pengajar, aktivis dan pimpinan komunitas, ajarkan umat Tuhan untuk belajar firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Sementara itu, anda sendiri jangan berhenti belajar dan mepraktekkan Firman Tuhan yang merupakan peraturan kerajaan Allah. Janganlah umat dibawa kepada hal-hal materi belaka, yang akan membuat hidup mereka terfokus pada perkara jasmani. Umat harus diajar untuk hidup seperti Kristus telah hidup. Tentunya, yang diteladani dari Tuhan bukan pakaian, rambut atau kondisi fisik lainnya, tetapi batiniahNya yang meliputi kepribadian, karakter dan kehendakNya. Paulus berkata ke jemaat di Korintus: ".meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari". Barangkali kondisi fisik kita sudah semakin lemah. Tidak apa-apa, sebab fisik ini tidak mewarisi Kerajaan Sorga. Yang penting adalah kita belajar dan berlatih terus menerus, setiap hari, membaharui manusia batiniah kita dengan kuasa firman dan RohNya. Mungkin ada di antara anda yang saat ini sedang mengidap penyakit berat dengan vonis mati oleh dokter. Hayati kebenaran artikel ini. Sisa hidup mungkin diperkirakan tidak lama lagi. Satu tahun? Enam bulan? Atau bahkan mungkin hanya dalam hitungan minggu? Pergunakan sisa hidup anda untuk memperbaharui manusia batiniah anda. Perbaharui dari sehari ke sehari, yang pada akhirnya ketika kematian itu menjemput, anda merasakan damai sejahteraNya. Bila Tuhan berkenan memperpanjang usia anda, bersyukurlah, karena Ia mau anda untuk tetap berlatih lebih giat sehingga makin seperti Kristus. Ingat, hidup anda bukan milik anda lagi. Di akhir zaman ini, Tuhan mencari umat yang kerinduannya adalah Tuhan sendiri. Sehingga ia dapat memelihara iman dan bisa berkata: "Andaikanpun, Tuhan tidak menolong, andaikanpun, Tuhan tidak memberkati, aku tetap mempercayaiNya". Umat yang seperti ini, mustahil dibiarkan oleh Tuhan. Bapa yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, bahkan menyerahkanNya untuk kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak menyediakan semua kebutuhan kita bersama dengan Anak itu? Tetapi sekali lagi, jangan berkat menjadi fokus. Biarlah Tuhan sendiri menjadi fokus hidup kita. Umat yang seperti ini, tidak lagi duniawi. Anda siap mati? Matikanlah keinginan daging, yaitu keinginan yang berasal dari kodrat manusia kita. Matikanlah keinginan mata, yaitu keinginan untuk memiliki segala sesuatu yang berasal dari dunia ini. Buanglah keangkuhan hidup, yaitu kebanggaan diri sendiri yang akan berakibat pada pada kesombongan yang dibenci oleh Tuhan. Tidak mudah. Tetapi inilah harga yang harus dibayar agar kematian tidak menakutkan kita lagi. Mari kita belajar bersama-sama. Jangan takut kita tidak berbahagia karenanya. Percayalah, Tuhan ingin kita menikmati berkatNya. Tuhan ingin kita berbahagia di dunia ini dalam damai sejahteraNya. Selamat berlatih!
Pelayan Saudara dalam Kristus, Erastus Sabdono [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IYOolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM - Daftar : [EMAIL PROTECTED] Keluar : [EMAIL PROTECTED] Posting: [EMAIL PROTECTED] Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED] WebSite: http://jnm.clear-net.com (Webmaster wanted!) -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/