TEAM WORK EMPOWERMENT
=========================

Sang Legenda juara dunia mobil Formula Satu asal Jerman Michael Schumacher
mendapatkan prestasi yang luar biasa dengan meraih Juara Dunia 6 kali
tidaklah lepas dari tangan dingin direktur teknik Ferrari Ross Brawn dan si
Boss Jean Todd. Ketika Tahun 1996 keluar dari Benetton dan bergabung di
Ferrari; Schumacher mempunyai satu syarat dengan memboyong Ross Brawn
bersama-sama masuk kedalam timnya. Schumacher begitu yakin dia tidak bisa
bekerja sendirian, dia perlu pendukung dalam kesuksesan karirnya. Demikian
juga semua elemen yang paling kecil sekalipun dalam Ferrari Team memberikan
andil dalam World Championships yang sepertinya cuma milik Schumacher saat
ini. Kita melihat disini bahwa prestasi didapat dari sebuah kelompok kerja
(team work).


TEAM-WORK LEADERSHIP

Zaman sekarang dimanapun sepertinya tidak berlaku lagi sebuah kepemimpinan
dengan model dictatorship. Rakyat dimana-mana sepertinya sudah pintar-pintar
tidak mau dipimpin dengan model kekuasaan yang absolute. Sistem Demokrasi
menjadi primadona negara-negara di dunia masa sekarang.

Gaya "one man show leadership" sangat tidak populer lagi; Indonesia sudah
kenyang akan hal ini walaupun dulu dikemas dengan bungkus "demokrasi
terpimpin" tetapi ini hanya sebuah istilah saja; yang sebenarnya saat itu
kita dipimpin oleh seorang "raja". Betapa seorang presiden mempunyai kuasa
yang absolute. Hasilnya memang tidak selalu jelek; rakyat bisa aman, ada
pembangunan, dan lain-lain. Tetapi jika ini kelamaan ada ekses-ekses yang
buruk diantaranya korupsi pada kelompok-kelompok yang dekat dengan penguasa,
penyalahgunaan kekuasaan dan berbagai akibat lain.

Di Indonesia setelah gerakan Reformasi, terjadi macam-macam kekacauan;
sehingga ada banyak orang yang kembali merindukan Bapak kita yang lama untuk
memimpin. Namun apakah ini hal yang relevan ?. Kita sedang masuk kedalam Era
Baru Indonesia, marilah kita masing-masing menjadi bagian dalam Indonesia
Baru.

Pemimpin yang kita butuhkan adalah sebuah Team Pemimpin ; bukan "one man
show leadership". Kita harus cermat memilih team kepemimpinan mana yang
paling menjanjikan dalam arah menuju Indonesia baru. Kita sedang ke arah itu
dan sedang dalam proses, mungkin Indonesia bisa digambarkan sebagai seorang
ibu yang sedang sakit beranak, maka jangan suka mengecam jika masih terjadi
hal yang tidak cocok. Menyembuhkan bangsa yang sedang sakit parah memerlukan
waktu. Kita tidak boleh menuntut sebuah perubahan yang "revolusioner". Kita
harus mengerti betapa susahnya menghapus sebuah sistem yang sudah solid
dalam 32 tahun itu. Tetapi mari kita bersama-sama memberikan andil dalam
mewujudkan negara dan bangsa yang bersatu untuk maju. Kita mulai dari
lingkungan kita yang terkecil, di keluarga, di masyarakat, berdisiplin,
berbudaya dan ini akan memberikan andil pada skala yang lebih luas. Saya
yakin ada masa depan yang cerah bagi Indonesia.


WARNA KEPEMIMPINAN

Amatilah kira-kira warna apa yang akan dipakai oleh pemimpin baru kita
nanti. Apakah Demokrasi Nasionalis, Pluralis, Teokrasi atau yang lain?
Sistem Pemerintahan yang represif masa sekarang akan selalu mendapatkan
sorotan yang tajam dalam diskursus (wacana) yang bernama HAM. Demikianpun
sistem pemerintahan yang teokrasi akan juga bersifat represif dan pasti akan
melanggar ham-nya orang yang punya kepercayaan lain. Fundamentalisme dapat
menjadi sesuatu yang mengerikan, entah dari agama mana pun. Agama-agama yang
hampir seluruhnya mempunyai tujuan luhur yaitu perdamaian; tetapi atas nama
agama pula telah terjadi begitu banyak kerusuhan.

Kriteria yang bagaimana yang harus dimiliki pemimpin? Berpenampilan
berwibawa?, enak dilihat? haruskan dia (kelihatan) pandai? Haruskan dia
pintar dalam berbahasa? Mengenai ini saya ingin berceritera tantang sosok
perempuan dengan kepribadian luar biasa Shirin Ebadi, pemenang Nobel
Perdamaian 2003. Bahasa Prancis atau Inggrisnya lemah. Satu-satunya bahasa
yang dikuasai hanya Parsi, bahasa ibu. Tapi itu ternyata tidak penting.
Kiprah Ebadi di negaranya memberikan andil yang penting dalam pemerintahan
Presiden Kathami. Pada masa kepemimpinan Kathami, Iran menjadi negara yang
lebih demokratis dan toleran setelah sedemikian lama dikuasai oleh sistem
teokrasi yang represif tersebut. Kita melihat disini bahwa keberhasilah
pemimpin juga karena andil dari orang-orang dibelakangnya.

Kadang kita terlalu under-estimate terhadap figur pemimpin; mampukah dia?
layakkah dia? pintarkah dia?. Tetapi itu semua bukan hal yang paling
menentukan. Pemerintahan adalah sebuah team yang terdiri dari berbagai
elemen, ada presiden, wakil presiden, para menteri, team-team penasehat, dan
lain sebagainya. Elemen-elemen itulah yang menentukan keberhasilan sebuah
team-work leadership. Perlukah seorang pemimpin yang multi-talents? Hal
tersebut tidak tentu dilarang tapi yang terlebih penting adalah
kebijaksanaan yang dimiliki pemimpin itu. Kemampuan untuk bisa memberdayakan
potensi masing-masing anggota team-work, dan keharmonisan dalam
bekerja-sama. Seorang pemimpin yang dominan, lama-kelamaan akan mengarah ke
dictactorship; Kita sudah melihat contoh-contoh nya, bukan?!.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diproduksi oleh pemerintah tidak boleh
ditentukan oleh "satu orang saja", melainkan harus melalui kesepakatan
sebuah dewan yang ada dalam pemerintahan (consensus building).


WOMAN EMPOWERMENT

Haruskah seorang pemimpin itu laki-laki? Walaupun Tuhan menetapkan laki-laki
adalah kepala dan istri adalah penolong yang setia. Namun ada beberapa
keadaan dimana Allahpun memakai seorang perempuan. Contohnya Deborah seorang
nabiah di Efraim yang tinggal diantara Rama dan Betel menjadi hakim orang
Israel ketika itu. Dibawah pimpinan Tuhan, dia menyuruh memanggil Barak dan
memerintahkannya supaya mambawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani
Zebulon untuk membebaskan Israel (Hakim-Hakim 4). Saya mengangap disini
Deborah yang memimpin pembebasan bangsa Israel ini menempatkan dirinya juga
sebagai seorang penolong. Deborah mempunyai team-work, sebagai seorang
perempuan mungkin dia kurang mampu berjuang sendirian dan mempimpin pasukan,
tetapi dia mampu mendelegasikannya kepada Barak untuk melakukan visi
mulianya itu dan mereka merupakan sebuah team-work yang solid.

Walaupun tidak sepenuhnya setuju dengan "faham feminisme"; tetapi saya
percaya bahwa seorang perempuan juga diperlengkapi oleh Tuhan untuk bisa
memimpin pada saat diperlukan. Apabila negara kita pernah dipimpin oleh
seorang perempuan; maka berbahagialah kaum feminis, bahwa Indonesia telah
mencapai titik "kesetaraan gender" yang istimewa. Sebaliknya ketika sebuah
kelompok mempersoalkan "gender" dalam kepemimpinan, dan ditambah lagi dengan
keluarnya Fatwa Haram terhadap pemimpin perempuan, maka hal demikian adalah
sebuah "penganiayaan" dengan menggunakan dalih agama.

Kita telah melihat sejarah banyak sekali perempuan-perempuan Asia yang cukup
berprestasi dalam kepemimpinannya contohnya adalah Indira Gandhi, Gloria
Macapagal-Arroyo, Benazir Bhutto, Chandrika Bandaranaike Kumaratungga, dan
Megawati Soekarnoputri. Sesuatu hal sepertinya seragam bahwa mereka
mempunyai ayah yang juga pernah menjadi pemegang kekuasaan yaitu sebagai
perdana menteri atau presiden di negaranya. Deretan nama ini akan semakin
panjang bila menyebut Corry Aquino dan Sirimavo Bandaranaike (3 kali
terpilih sebagai PM Srilanka yang juga merupakan the world's first woman
Prime Minister pada tahun 1961.) Sirimavo menjadi Perdana Menteri, setelah
suaminya terbunuh bersama dengan menantu lelakinya oleh lawan politiknya.
Kiprahnya ini diteruskan oleh anak perempuannya Chandrika menjadi presiden
Srilanka sejak tahun 1994 sampai sekarang. Kemudian Makiko Tanaka menjabat
sebagai Menteri Luar Negeri perempuan yang pertama di Jepang, juga mempunyai
ayah yang pernah malang melintang dan memberi warna pada dunia perpolitikan
di Jepang selama kurun waktu 29 tahun. Yang saat ini masih ditunggu
kiprahnya lebih lanjut adalah Park Geun Hye putri dari Presiden Korea
Selatan Park Chung Hee. Itu semua adalah contoh-contoh perempuan-perempuan
yang berprestasi dalam memimpin.

Ketika seorang perempuan diizinkan Allah untuk memimpin, itu bukanlah
berarti dia akan hanya menjadi seorang pemimpin saja tetapi dia juga
ditempatkan sebagai seorang penolong yang setia dalam keadaan yang
diperlukan dan ini bukan berarti mengeleminasi peran laki-laki, seperti
halnya Nabiah Deborah dan figur-figur lain dalam Alkitab. Ratu Esther
memerankan peran penting bagi keselamatan bangsanya dan juga mempunyai
team-work yang bernama Mordekhai. Posisi Mordekhai di luar lingkungan istana
sedangkan Esther di dalam lingkungan istana. Figur Mordekhai sebagai
rekan-sekerja sungguh istimewa; Mordekhai beriman bahwa Tuhan pasti tidak
akan diam, melihat umat-Nya hancur. Hal ini karena Mordekhai melihat di
sepanjang sejarah bangsa Israel; Tuhan memimpin bangsa Israel keluar dari
perbudakan, menuntun ketika dalam kesulitan. Mordekhai beriman pada masa
yang lalu, jadi Tuhan pasti juga akan memimpin pada masa sekarang. Mordekhai
bahkan mampu menggugah Esther, ketika Esther mulai terlena menikmati
kedudukannya sebagai ratu dan lupa posisinya sebagai umat Tuhan (Ester
4:13-14). Jadi bolehlah kita menimbang, apakah ada Mordekhai-Mordekhai masa
sekarang di sekitar calon-calon presiden itu.


TEAM KEPEMIMPINAN YANG BERWIBAWA

Kita semua tentu menginginkan seorang pemimpin yang "presents him/herself
presidentially" atau figur yang benar-benar menjadi icon bangsa kita yang
membuat negara bangga dan hormat terhadapnya. Tetapi terlebih penting adalah
hasil kerja dari "team-work leadership" itu.

Bilamana sebuah Team Kepemimpinan itu meraih wibawa didepan mata rakyat?.
Adalah ketika mereka membuktikan bahwa mereka adalah team yang mempunyai
Integritas!. Bukan hanya obral janji melainkan membuktikan apa yang
dijanjikannya itu. Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan
mendengar omongan politikus-politikus adalah karena mereka tidak sepenuhnya
merasa yakin bahwa figur itu akan membawa mereka menuju ke tujuan yang
mereka janjikan. Apakah pemimpin itu sudah dikenal sebagai seseorang yang
mempunyai integritas? Bila ya, maka dia layak menjadi seorang pemimpin bagi
bangsa ini. Team Kepemimpinan harus membuktikan bahwa mereka adalah terdiri
dari orang-orang yang berdedikasi/ komit terhadap pemulihan negara ini. Yang
berani menghadapi resiko, pantang menyerah, mau melakukan perubahan bagi
Indonesia ke arah yang lebih baik.

Kepemimpinan yang efektif memerlukan pembinaan kesepakatan umum (consensus
building) dan penggalangan dukungan seluas mungkin terhadap kebijakannya.
Inilah kehebatan hasil kerja team-work. Gaya-gaya "oneman show leadership"
atau "pemimpin yang berjalan semau sendiri" bertentangan dengan prinsip
bekerja dalam kelompok (team work), prinsip pembagian kerja dan
pendelegasian wewenang, adalah mutlak diperlukan dalam usaha mengatasi
krisis sosial-ekonomi yang terpuruk.

Maka pilihlah dan ujilah masing-masing team capres-cawapres dan orang-orang
dibelakangnya untuk 5 Juli dan 20 September 2004 nanti.

Selamat memilih
God with us!



Blessings,
Bagus Pramono
June 21, 2004



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/IYOolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
     Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: [EMAIL PROTECTED]

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
WebSite: http://jnm.clear-net.com (Webmaster wanted!)
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
     http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
     [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
     http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to