From: Saumiman Saud IMAN YANG TEGUH
(Habakuk 1:2-4, 3:17-19) Charles R. Swindoll, pengkhotbah dan penulis yang berasal dari California pernah mengatakan dalam salah-satu bukunya sebagai berikut: "Jika kebahagiaan itu suatu wabah penyakit, maka tidak seorangpun yang tidak ingin ketularan.". Itu berarti semua orang tidak terkecuali sangat merindukan kebahagiaan. Namun celakanya kita sebagai manusia sering diperhadapkan dengan masalah-masalah yang sukar dan melaluinya kita bukannya bertambah bahagia, tetapi kita merasakan berbagai kesulitan. Hari ini kita melihat begitu banyak orang yang mengalami kesusahan, stress, frustrasi, putus-asa dan sebagainya, itu terjadi karena mereka tidak kuat menghadapi berbagai masalah bahkan ada yang mencoba untuk bunuh diri. Saya yakin dan percaya semua orang pasti memiliki masalah, yang masing-masing porsinya berbeda. Persoalannya sekarang adalah bagaimana cara kita menghadapinya, apakah dengan ketegaran atau dengan keputusasaan. Sering hamba-hamba Tuhan di gereja juga merasa kebingungan, tatkala melihat jemaatnya hari ini begitu aktif, tetapi minggu depannya mandeg. Kadang-kadang karena persoalan kecil saja, mereka dengan rela hati meninggalkan gereja. Alkitab yang baru kita baca ini mencatat seseorang yang lagi kebingungan. Orang tersebut bernama Habakuk. Siapa sebenarnya Habakuk itu? Septuaginta (LXX) yakni Alkitab Perjanjian Lama yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani membacanya "Ambakoum", kata ini dihunungkan dengan kata dalam bahasa Ibrani "Chabak" yang mengandung arti Memeluk. Menurut tradisi Yahudi, Habakuk adalah anak perempuan Sunem, karena Elisa berkata kepadanya di dalam 2 Raja 4:16. "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki (menggendong sama artinya dengan memeluk). Menggendong di sini dalam bahasa aslinya sama dengan nama Habakuk" Habakuk adalah seorang nabi yang sah, sebab Alkitab sendiri mencatatnya sebagai "nabi" (lihat Habakuk 1:1 dan 3:1). Jadi boleh kita katakan ia 100% seorang nabi. Namun sayang saat ini ia sedang kebingungan. Mengapa Habakuk samapai begini dan apa reaksinya akan kita pelajari dalam bagian ini. Ada tiga hal yang kita bahas sehubungan dengan kebingungan Habakuk menyangkut ketegaran imannya. I. IMAN HABAKUK ADALAH IMAN YANG DIUJI Kita harus maklum kalau nabi Habakuk kebingungan, bagaimana tidak ia melihat suatu kenyataan hidup yang sangat bertolak belakang! Orang-orang kafir yang tidak percaya kepada Tuhan, hidupnya kacau-balau, tetapi kenyataannya mereka lebih sukses hidupnya dibandingkan dengan orang-orang percaya. Habakuk sulit menerima kenyataan ini. Itulah sebabnya pada ayat 2, Habakuk seakan-akan menjerit sekuat-kuatnya, "Oh Tuhan Berapa lama lagi" atau dengan kata lain "Sampai kapan" semua ini terjadi. Habakuk berteriak, namun ia merasakan Tuhan seakan-akan tidak mendengar. Ia hampir saja berkesimpulan bahwa Tuhan telah berpihak kepada orang-orang jahat. Ia merasa heran juga, kenapa Allah tidak langsung saja bertindak menghukum orang-orang yang berdosa. Ia juga heran kalau Tuhan mau menghukum orang Israel, mengapa harus memakai orang-orang kafir ini suatu penghinaan. Di dalam kebingungan inilah iman Habakuk diuji. Habakuk tahu kemana dan kepada siapa ia harus mengadu. Oleh sebab itu dengan keras dan segenap jiwa ia menjerit "Penindasan". Suatu istilah yang biasanya dipakai untuk menyatakan ketidakadilan. Ia menjerit karena Tuhan belum bertindak. Jelas di sini Habakuk seperti orang yang mau berputus asa, ibarat kalau orang lagi pacaran ia akan menyanyikan lagu "Tak ku sangka, kau berbuat begitu." Kita jangan menuduh Habakuk yang negatif terlebih dahulu. Bukankah kita sering seperti dia. Kita sudah bertahun-tahun mendoakan seseorang, tetapi Tuhan belum memberikan tanda-tanda orang tersebut sembuh bahkan tambah gawat lagi. Orang tersebut bukannya bertobat malah tambah jahat, orang tersebut bukannya baik melainkan lebih parah. lalu kita protes kepada Tuhan dan frustrasi. Tetapi sesungguhnya di sinilah rupanya letak ujian iman kita. Lihat 2 Petrus 3:9, ada suatu janji yang sangat indah " Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat". II. IMAN HABAKUK ADALAH IMAN YANG TAHAN UJI Sekilas nampaknya Habakuk rustrasi. Coba kita bayangkan banyak sekali kejahatan yang terjadi,maka tidak heran kalau ia bertanya "Mengapa"? (ayat.3). Ya, mengapa ada kejahatan lagi, kelaliman, aniaya, kekerasan, perbantahan, pertikaian. Keadaan ini jelas bertentangan dengan kehendak Tuhan dan akan merusak suatu persekutuan yang indah. Ayat selanjutnya (ayat 4), di sini dikatakan bahwa "Hukum akan kehilangan kekuatan" dan "Keadilan muncul terbalik". Terus terang saja, kalau kita adalah Habakuk, barang kali kita juga mengalami kebingungan. Bayangkan, firman Tuhan yang sudah kita kobar-kobarkan itu seakan-akan tidak berguna sama sekali, orang-orang pada salah mengerti dengannya. Ketika saya menjadi guru, kebetulan sewaktu anak-anak murid liburan saya diberi tugas untuk menerima murid baru atau lama yang mau daftar ulang. Bagi murid lama sudah ada batas waktu pendaftarannya, apabila mereka terlambat mendaftarkan nama mereka, maka otomatis dianggap murid baru dan pembayarannya lebih mahal. Ada orang-tua murid yang entah sengaja atau lupa kemudian terlambat mendaftarkan anaknya. Begitu, orang tersebut mau mendaftar ulang bagi anaknya, maka saya katakan sesuai peraturan maka anak anda dianggap murid baru. Tetapi orang-tua murid ini tidak mau terima, ia protes. Kemudian tanpa sepengetahuan saya, bapak tersebut langsung saja menemui Kepala Sekolah. Besoknya beliau datang kembali dan mendaftarkan nama anaknya dengan biaya yang tetap sebagai murid lama, alasannya Kepala Sekolah sudah mengizinkannya. Selain itu bapak tersebut juga menggerutu kepada saya "Baru menjadi guru saja sombong, sedangkan Kepala Sekolah saja tidak mengatakan apa-apa." Mendengar itu saya jengkel sekali, saya marah, tetapi mengingat saya guru dan mengajar Agama lagi, maka saya coba menahan diri. Habakuk kondisinya seperti itu. Dia akan mengatakan malu Tuhan, pemberitaan tentang hukumanmu sudah disampaikan dengan kobar-kobar, tetapi Engkau tidak bertindak. Namun kita patut memuji Habakuk, imannya tetap kokoh, tegar dan tidak goyah. Ternyata ia sanggup menjalani dan tahan uji. Bagaimana dengan kita semua? Mungkin permasalahan Habakuk ini kita alami pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang. Sebagai anak-anak Tuhan, di gereja kita pernah menjumpai orang-orang yang bertingkah-laku aneh, orang-orang yang tidak mengerti kita, bahkan orang-orang yang hendak mencelakakan kita. Secara jasmani mungkin kita tidak teraniaya, namun batin kita begitu tertekan. Sanggupkah kita bertahan dalam situasi ini? Habakuk telah melewati tahap ini, dan ia menang. III. IMAN HABAKUK ADALAH IMAN YANG PATUT DIPUJI Mari kita baca Habakuk pasal 3: 17-19, Melalui ayat-ayat ini Habakuk melukiskan akibat-akibat dari penyerbuan musuh yang begitu dahsyat dan gencar; sehingga hatinya menjadi hampir putus-asa. Negeri yang begitu subur sekarang menjadi gundul, karena musuh-musuh datang menyerang. Musuh yang dimaksud di sini mungkin Asyur atau Yehuda. "Meskipun pohon-pohon Zaitun mengecewakan, Meskipun ladang-ladang tidak memberi hasil, Meskipun kawanan domba dan ternak mati semua, Namun aku (Habakuk) akan bersorak-sorak." Inilah yang dimaksud dengan Iman yang patut dipuji itu. Saya yakin bahwa kita semua pasti setuju mengatakan bahwa iman Habakuk itu seakan-akan menyuarakan "Biar apapun yang terjadi, imanku tetap teguh." Coba kita lihat sekilas tokoh Ayub, ia seorang nabi yang jujur, saleh dan takut akan Tuhan. Alkitab mencatat bahwa setiap pagi Ayub senantiasa memberikan korban syukur pada Tuhan. Namun apa yang terjadi, malapetaka datang Alkitab mencatat sementara itu datang orang Syeba menyerbu lembu sapi dan keledai-keledainya, lalu sementara itu lagi api menyambar domba-dombanya, sementara itu orang Kasdim menyerbu unta-untanya, sementara itu anak-anaknya mati semua akibat rumahnya roboh. Lalu pernyakit menyerang Ayub dan akhirnya isterinya juga meninggalkan dia. Sungguh menderita sekali, tetapi Ayub tetap pada imannya, ia mengatakan Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan. Coba lihat juga Roma 8:28 "Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Phill Collins, seorang penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu pop, namun ada satu judul lagu yang menarik yakni "Another day in Paradise". Di dalam lagu tersebut berisi kalimat yang kira-kira sebagai berikut; "ada seorang perempuan yang lumpuh, banyak plester di bahu dan kakinya. Ia menangis dan memanggil lelaki yang ada di jalan. Tuan, dapatkah kamu menolong saya? Di sini sangat dingin dan tidak ada tempat untuk saya tidur. Kalau kamu tahu ada tempat, tolonglah beritahukan saya. Lelaki itu berjalan terus, tanpa menoleh sedikitpun ke belakang. Dia pura-pura tidak melihatnya. Lalu perempuan itu menjerit, tetapi sia-sia, ya sia-sia saja." Tidak ada pertolongan dan putus asa. Beda dengan Habakuk, karena dioa memiliki sandaran dari Tuhan, manusia mungkin tidak akan menolongnya, tetapi Tuhan akan menolong. Sebagai akhir dari renungan ini saya mengutip satu ayat mas yang merupakan bonus bagi kita semua: coba lihat Ibrani 13:5b "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Dalam naskah Yunani asli, ayat ini sangat menarik. Ada lima kata ingkar yakni "tidak". Bunyinya secara harafiah adalah serbagai berikut "Aku tidak, tidak akan mengendurkan (melonggarkan atau menyerahkan) peganganku padamu, pun tidak, tidak, tidak meninggalkan kamu." Ayat ini juga boleh berarti: "Aku tak pernah, tak pernah, tak pernah, tak pernah, tak pernah membiarkan engkau, pun tidak meninggalkan engkau" Tuhan saja tidak pernah meninggalkan kita. Beranikah kita seperti Habakuk atau Ayub mengatakan: Meskipun menderita sakit-penyakit, Meskipun orang-orang tidak mengerti saya, Meskipun keuangan keluarga terancam, atau bahkan perusahaan kita bangkrut, Meskipun harta kekayaan musnah, Meskipun, dan banyak lagi meskipun..., Aku tetap percaya kepada Engkau TUHAN. Saumiman Saud Indonesian Evangelical Church San Jose Alamat Surat : 400 Budd Ave, Campbell, CA 95008 Persekutuan Pemuda : Jumat, jam 07.PM Kebaktian Minggu Jam 10.00 AM di 600 West Campbell [Non-text portions of this message have been removed] -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM - Daftar : [EMAIL PROTECTED] Keluar : [EMAIL PROTECTED] Posting: jesus-net@yahoogroups.com Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED] -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/