From: [EMAIL PROTECTED] 

Jemaat Troas

JEMAAT PERJANJIAN BARU

Alkitab mencatat bahwa jemaat gereja Perjanjian Baru di Troas berkumpul bersama 
pada "hari pertama" (hari Minggu) pada setiap minggunya (Kis. 20:7) dan Alkitab 
juga mencatat bahwa jemaat di Galatia mengumpulkan uang persembahan pada "hari 
pertama" setiap minggunya (1 Korintus 16:2). Pada hari Pentakosta dimana ada 
3000 orang yang diselamatkan juga jatuh pada hari Minggu, tepat tujuh minggu 
setelah Kristus bangkit (Kis. 2). Karena itu kita merayakan hari Minggu sabat 
sebagai "hari kudus Tuhan" (Yesaya 58:13) atau "hari Tuhan" (Wahyu 1:10) atau 
"hari kebangkitan Tuhan" untuk melakukan kegiatan-kegiatan rohani. 

Era hari ke-tujuh sabat dari Perjanjian Lama sudah berakhir pada hari Minggu 
pagi ketika Kristus bangkit dari antara orang mati pada tahun 33 Masehi (Matius 
28:1, Markus 16:1-2, Lukas 24:1, Yohanes 20:1). Seluruh hukum-hukum upacara 
ibadah Perjanjian Lama sudah dipaku di atas kayu salib (Ibrani 8:13, Kolose 
2:16-17). Dalam Perjanjian Lama bangsa Israel kuno dilarang untuk melakukan 
pekerjaan apapun (tidak boleh mengangkat/mengumpulkan sesuatu, tidak boleh 
memasak, berpuasa, dll) pada hari ke-tujuh sabat (Sabtu), dan barangsiapa yang 
melanggarnya patut dihukum rajam atau dilempari batu sampai mati (Bilangan 
15:35, Keluaran 31:14). 

Cukup jelas bahwa hal ini adalah sebuah hukum upacara. Gereja-gereja yang masih 
percaya kepada hari ke-tujuh sabat tidak dapat menjalankan hukum ini secara 
konsisten. Sebab apakah yang akan terjadi pada anak-anak kecil atau 
dokter-dokter atau suster-suster atau polisi-polisi atau orang-orang lainnya 
yang harus bertugas pada hari Sabtu? 

Dalam perintah ke-4 di Keluaran 20:8-10 Tuhan berkata:
"Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan 
melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, 
Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, 
atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau 
hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu."

Dan di Keluaran 31:14 kita baca:
"Haruslah kamu pelihara hari Sabat [ke-tujuh], sebab itulah hari kudus bagimu; 
siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab 
setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus 
dilenyapkan dari antara bangsanya." 

Tetapi kita harus ingat bahwa Tuhan berkata-kata dalam perumpamaan (Matius 
13:34-35, Markus 4:11-12). Ini adalah gambaran dari apa yang terjadi kepada 
mereka yang tidak diselamatkan pada hari penghakiman terakhir, yaitu mereka 
yang percaya kepada pekerjaannya sendiri untuk menggenapkan keselamatannya. 
Seperti contohnya, mereka percaya bahwa mereka sudah diselamatkan karena mereka 
sudah melakukan upacara baptis air, sudah melakukan sunat jasmani, sudah 
melakukan upacara perjamuan kudus, sudah melakukan sakramen-sakramen tertentu, 
sudah mengucapkan suatu pengakuan iman, sudah berdoa suatu macam doa khusus, 
dll. Tetapi semua hal-hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan 
sendiri, dan semua pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan sendiri tidak dapat 
menggenapkan keselamatan kita, keselamatan yang sejati adalah 100% anugrah dari 
Tuhan (Efesus 2:8-9). 

Ketika Yesus masih berada di bumi Ia memberikan pengertian yang berseberangan 
dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tentang hukum sabat ini. Dan 
karena masalah inilah mereka mendapat alasan untuk membunuh Yesus karena Ia 
seringkali melanggarnya. Tetapi Yesus berkata di Markus 2:27-28:
"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi 
Anak Manusia [Yesus] adalah juga Tuhan atas hari Sabat." 

Ini berarti bahwa Yesus adalah "wujud" rohani dari pengudusan hari ke-tujuh 
sabat. Ini bukan berarti sebaliknya seakan-akan menunjuk kepada perintah untuk 
terus memelihara hari ke-tujuh sabat. Dan bukanlah suatu hal yang kebetulan 
ketika para rasul bersidang di Yerusalem untuk menentukan hal-hal apa saja yang 
harus dilakukan oleh jemaat-jemaat Perjanjian Baru mereka tidak lagi 
menyebutkan upacara sunat jasmani ataupun pengudusan hari ke-tujuh sabat. 

Di Kisah Rasul 15:10-11 dan 28-29 kita baca:
"Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk 
murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang 
kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih 
karunia [anugrah] Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama 
seperti mereka juga..........Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan 
kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang 
perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada 
berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari 
percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. 
Sekianlah, selamat."  

Hari ke-tujuh sabat sudah memenuhi tujuan rohaninya, yaitu, kita sama sekali 
"tidak boleh bekerja" dengan usaha kita sendiri untuk menggenapkan keselamatan 
kita tetapi kita harus menunggu anugrah dari Tuhan. Tuhan-lah yang akan 
mengerjakan seluruh karya keselamatan itu bagi kita  (Efesus 2:8-9, Roma 11:6, 
2 Timotius 11:6). 

Ini adalah juga ungkapan sabat yang dimaksud di Matius pasal 24 yang khusus 
berbicara tentang akhir zaman, di Matius 24:20 kita baca:
"Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri [dari masa siksaan yang dahsyat] 
itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat." 

Ungkapan "musim dingin" berarti "tidak ada kehidupan rohani" didalam 
gereja-gereja pada waktu itu, dan ungkapan "hari Sabat" berarti jangan 
bergantung kepada usaha-usaha yang dapat kita lakukan sendiri untuk 
menggenapkan keselamatan kita. Alkitab mengajarkan tidak ada sesuatu 
usaha/pekerjaan/perbuatan apapun yang dapat kita lakukan sendiri untuk bisa 
mendapatkan pembebasan dari upah atas dosa-dosa kita, hanya Tuhan-lah yang 
dapat menebus upah dosa-dosa kita berdasarkan kasih-karunia-Nya (anugrah-Nya). 
Efesus 2:4-5 berkata demikian:
"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang 
dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan 
Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita --oleh kasih 
karunia kamu diselamatkan--"

Sebelum diselamatkan (yaitu menerima kebangkitan jiwa yang baru) secara rohani 
kita adalah sebuah mayat. Kita sudah mati didalam dosa-dosa kita. Perbuatan 
kita tidak dapat menyelamatkan kita. Kemudian Allah mengungkapkan kepada kita 
bagaimana kita diselamatkan, di Galatia 2:16 kita baca:
"Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum 
Taurat [sepuluh perintah dan hukum-hukum upacara], tetapi hanya oleh karena 
iman dalam [milik] Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada 
Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam [milik] Kristus 
dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang 
dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat."

Banyak macam pesan-pesan injil yang mengatakan, "Anda harus melakukan ini atau 
melakukan itu maka anda akan diselamatkan." Tetapi ketika kita percaya bahwa 
kita telah diselamatkan oleh karena sesuatu hal yang kita lakukan sendiri, maka 
itu adalah sama seperti mencoba untuk diselamatkan melalui hukum Taurat. Dan 
tentu saja itu adalah bukan keselamatan yang sebenarnya. Ini sesuai dengan 
Kolose 2:16-17 dimana Allah berfirman:

"Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan 
minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat [ke-tujuh]; 
semuanya ini hanyalah BAYANGAN dari apa yang harus datang, sedang wujudnya 
ialah Kristus!"

Istilah "Sabat" sendiri berarti "perhentian", dan Kristus adalah tempat 
perhentian kita. Semua perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan yang berkenan 
di hadapan Tuhan adalah "hasil" dari keselamatan, hal itu tidak pernah menjadi 
"penyebab" dari keselamatan. 

For the earth shall be filled with the knowledge of the glory of the LORD, as 
the waters cover the sea.  (Habakkuk 2:14)

May the Lord richly bless you, 
Setiawan 
===============================================
From: [EMAIL PROTECTED] 

Kesimpulan Berbeda

In a message dated 6/29/2005 6:27:48 PM Pacific Standard Time, proj_proc@ 
writes:

Dear Pak Setiawan 

Ketika Yesus mengajar, Dia sering sekali mengajar dengan bahasa perumpamaan, 
dan untuk menafsirkan perumpamaan Yesus itu, sering sekali dari satu doktrin 
gereja dengan gereja lain berbeda. Bagaimana kita menyikapinya dengan perbedaan 
itu, kalau kita baca Alkitab kita tidak mampu menfasirkannya secara benar 
sehingga sering dalam hati kita bertanya tanya, yang mana ya yang benar menurut 
Allah tentang tafsiran tersebut. 

Kita konsultasi dengan beberapa Pendeta dari beberapa aliran (Lutheran, 
Calvinis, Kharismatik, Katholik, Advent). Biasanya dari Lutheran dan Calvinis 
mempunyai penafsiran yang sama tapi dari Kharismatik, tetapi antara Katholik 
dan Advent ada perbedaan. Dari aliran Katholik malah ajaran Yesus kadang di 
campur dengan ajaran kepercayaan lain (Doa kepada arwah, memasuki rumah baru 
dengan siraman air daun-daun tertentu). 

Shalom 
J.U Ginting 
-----------------------------------------------------

Dear Beloved,

Pada kenyataannya kalau kita ingin mendapatkan kebenaran, kita harus 
mengerjakannya sendiri, yaitu kita harus meneliti dengan seksama semua yang ada 
tertulis di dalam Alkitab yang berhubungan dengan kesimpulan kita. Alkitab 
adalah kamus bagi dirinya sendiri. 

Sekarang bisa saja seseorang seolah-olah mendapatkan dukungan dari Alkitab, 
mereka mendapatkan beberapa ayat-ayat, lalu mengaitkannya satu sama lain, dan 
kemudian berkata, "Alkitab berkata demikian." Namun ternyata kesimpulan mereka 
itu keliru, karena mereka tidak meneliti seluruh Alkitab. 

Ketika kita berkata otoritas yang terutama adalah Alkitab saja dan 
keseluruhannya, itu berarti bahwa kita harus mengerjakan tugas kita dengan 
meneliti seluruh isi Alkitab. Jikalau kita hanya menggunakan beberapa ayat-ayat 
saja, sudah tentu kita bisa terjebak dalam berbagai kekeliruan. 

Salah satu tujuan studi Alkitab adalah untuk membandingkan ayat yang satu 
dengan ayat yang lainnya yang membicarakan hal yang sama, dan juga mempelajari 
bagaimana Tuhan menggunakan "kata-kata-Nya" atau "gaya bahasa-Nya" di dalam 
seluruh Alkitab. Kita harus menemukan semua ayat-ayat yang mungkin berkaitan 
dengan subjek tertentu dan memeriksanya dengan seksama supaya kita bisa 
memperoleh keserasian yang menyeluruh. 

Ketika kita tidak takut untuk melihat seluruh ayat-ayat di dalam Alkitab, tanpa 
memandang ayat manapun yang kita baca, dan kita selalu memperoleh kesimpulan 
yang sama, barulah kemudian kita boleh yakin bahwa kita telah sampai pada 
"kebenaran".

Di 1 Korintus 2:10-13 kita baca:
"Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki 
segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa 
gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia 
selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada 
orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah [Allah 
Roh Kudus]. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, 
supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami 
menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata 
tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami 
oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh [comparing spiritual things with 
spiritual. - KJV]."

Jikalau kita yakin pada suatu kesimpulan, lalu seseorang mengajukan ayat yang 
lain, atau kita membaca ayat yang lain, dan ternyata berbicara berbeda atau 
bertentangan dengan kesimpulan kita itu, maka kita mengetahui bahwa kemungkinan 
besar kita belum mendapatkan kebenaran. Kita harus lebih banyak lagi 
mempelajari Alkitab dan membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain. 

Di 2 Petrus 1:20-21 Alkitab berkata:
"Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci 
tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat 
[Kitab suci] dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus 
orang-orang berbicara atas nama Allah." 

For the earth shall be filled with the knowledge of the glory of the LORD, as 
the waters cover the sea.  (Habakkuk 2:14)

May the Lord richly bless you, 
Setiawan


[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
     Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to