From: S.Saud 

BEBAS DARI JUDI, BUKAN JUDI BEBAS BERKELIARAN
Oleh : Saumiman Saud*)

          Judi bukan merupakan barang langkah di Bumi Pertiwi ini, sejak tahun 
70-an sudah muncul, mulai dari judi yang berangka 28, lalu dilanjutkan dengan 
yang namanya NALO, sesudah itu ada yang judi buntut yang membonceng olah raga 
pacuan Kuda, Totalisator namanya, saya lupa singkatan dari apa.  Kemudian 
dilanjutkan dengan  TOTO, pada waktu itu masih TOTO secara terang-terangan, 
lalu muncul protes dari masyarakat, kemudian dihentikan, sesudah itu ada lagi 
Undian Harapan yang disponsori oleh bagian social, seakan-akan masyarakat 
diminta hidup social sambail mendapat rejeki besar, namun akhirnya tetap 
ditutup juga sebab ternyata yang lebih banyak "bersosial" ternyata masyarakat 
kalangan bawah sambil berharap mendapat untung besar. Pada waktu itu 
kelihatannya Indonesia sudah harus bebas dari judi, namun justru kenyataannya 
muncul berkepanjangan yang disebut TOTO GELAP (Togel) semacam judi buntut 
sampai hari ini.

          Sangat heran sekali sebagian masyarakat Indonesia di kalangan 
tertentu sangat terbuai terus dengan judi ini. Pada umumnya mereka ingin jalan 
pintas menjadi orang kaya, padahal tidak pernah ada yang kaya gara-gara judi 
ini.  Di beberapa kota tertentu saking tergilanya orang memasang nomer buntut 
ini, kadang gambar-gambar karikatur di beberapa harian Surat Kabar dianggap 
sebagai kodenya, sehingga ada banyak orang termasuk para abang becak yang 
nongkrong di kedai kopi berjam-jam berfikir, sambil mengeluarkan gambar 
karikatur guntingan Surat Kabar tersebut,  sementara langganannya dibiarkan 
begitu saja, dengan gaya hitung menghitung angka yang diperkirakan bakal keluar 
esok hari, akhirnya mereka membeli nomer.

          Namanya saja togel (Toto Gelap) maka cara menjualnya juga secara 
gelap, biasanya si penjual memiliki bahasa isyarat, hanya berdasarkan saling 
percaya saja. Telepon memegang peranan yang sangat penting untuk memesan 
angka-angka, si penjual juga memiliki bahasa code tersendiri menyebutkan angka, 
sebab mereka takut juga kalau teleponnya tersadap sehingga berurusan dengan 
polisi. Memang pada umumnya kalaupun berurusan dengan polisi., maka mereka 
santai-santai saja, sebab persoalannya sangat gampang diselesaikan, yang 
penting bosnya itu kuat, mereka pasti bebas dari hukuman.

          Dengan munculnya program kerja Kapolri Jenderal Pol. Sutanto untuk 
memberantas judi ini di Indonesia , maka hal ini diharapkan mendapat sambutan 
gembira dari masyarakat luas. Memang ini merupakan kabar buruk bagi para 
pengusaha "Togel", sebab mereka akan kehilangan uang masuk dan pekerjaan.  

          Jujur saja, selama ini judi tidak gampang diberantas, padahal 
peraturannya jelas sekali tertulis, judi melawan hukum di seluruh wilayah 
Indonesia. Namun ternyata untuk menutup perjudian tidak segampang omongan. Ada 
banyak orang "kuat" yang memang menjadi lakon dari perjudian ini, ditambah lagi 
adanya orang-orang "kantor" yang bekerja dibalik layar, sehingga memungkin si 
penjual nomer buntut ini bebas leluasa.

          Selama ini kelihatannya judi hanya ditutup sebelah mata oleh 
pemerintah, atau pemerintah seakan-akan sungkan memberantasnya, sehingga yang 
namanya Togel kelihatan seperti tidak ada persoalan. Namun kehadiran Kapolri 
ini, diharapkan masalah judi segera bersih dari Bumi Pertiwi ini.

      Memang sangat disayangkan sekali, hanya karena sekelompok orang-orang 
yang pengin berjudi dan mencari untung sehingga mengorbankan ribuan bahkan 
jutaan masyarakat kita. Saya ingat sekali kira-kira sepuluh tahun silam, ada 
semacam perjudian terselubung di Indonesia. Misalnya kita menyetor uang sebesar 
1 juta , beberapa minggu kemudian dapat menjadi 2 juta. Namun sindikat ini 
tidak berlangsung lama, karena kedoknya terbongkar dan yang "bos'nya melarikan 
diri. Ada banyak orang yang bangkrut,  gila dan bahkan ada yang coba bunuh diri 
gara-gara kasus ini.      

          Kelihatannya ada suatu perkembangan positip kalau perjudian ini 
berhasil diberantas dan bersih dari bumi Indonesia, kita berharap para aparat 
bekerja dengan serius dan menjaga Integritas diri. Tidak ada gunanya bila 
hukumannya diumumkan berat, namun Integritas manusianya bobrok. Gampang dibeli 
dengan uang sehingga hancurlah suatu cita-cita mulia ini. Judi bukan hanya 
melanggar hukum di Indonesia tetapi juga melanggar hukum Agama.  Manusia 
diciptakan Tuhan bukan untuk santai-santai, tetapi bekerja untuk mendapatkan 
hasil. Memang di dunia ini bisnis atau urusan mencari uang itu penuh persaingan 
dan tidak gampang, namun hal ini tidak dapat mentolerir supaya orang-orang 
boleh leluasa berjudi supaya mendapat untung.

                           Firman Tuhan di dalam Keluaran 20:17  berbunyi : 
Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya 
laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun 
yang dipunyai sesamamu."  Judi juga identik dengan "Mencuri", karena ingin 
mendapatklan sesuatu tanpa bekerja. Mari kita bekerja sama mendukung program 
ini, supaya di negeri kita tercinta Indonesia benar-benar bebas dari judi, kita 
rindu masa depan anak-anak bangsa kita terlepas dari buaian judi, kita tidak 
ingin judi bebas berkeliaran di negeri tercinta. Semoga.. 

            *) Penulis adalah alumni Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang, 
saat ini melayani di Gereja Injili Indonesia San Jose, California USA
=================================================
From: S.Spra 

Ayah, mengapa engkau marah hari ini?

            Setiap ayah itu memiliki kelemahan, kadang kita merasa ia begitu 
sayang pada kita, ada canda, ada tertawa, ada suka-cita, namun kadang kita 
melihat ia lagi cembuut, ia lagi sedih, ia lagi marah. Kita tidak tahu apa yang 
terjadi dengan ayah kita? Mungkin ia merasa tertekan dengan perjuangan 
hidupnya, usahanya mulai bermasalah, mungkin Mama lagi ngambek padanya, atau 
ada orang yang menyakiti hatinya?  Namun , bagaimanapun keadaannya, ia tetap 
adalah ayah kita, pernahkah kita coba memahami keadaannya?

            Saya ingat sekali kejadian pagi ini, memang tidak seperti biasanya, 
tetapi pagi ini lumayan agak sibuk, sebab ada beberapa orang yang harus saya 
hubungi, baik via telepon maupun email. Seperti biasanya, pagi-pagi sekali anak 
saya yang laki umur 3,5 tahun , ia sudah bangun, biasanya ia langsung menuju ke 
arah pintu lalu membawa Surat Kabar dan diserahkan kalau tidak ke saya ya ke 
mamanya, Namun pagi ini dia serahakan ke saya karena mamanya sibuk di dapur.  
Setelah itu biasanya, ia juga ikut-ikutan baca Surat Kabar itu, padahal ia 
belum bisa membaca, kecuali abjad dan angka yang empat bulan terakhir ini ia 
dia belajar sendiri melalui computer mainannya yang diberikan oleh isteri adik 
saya di Jakarta tahun lalu.

            Kemarin pagi hari minggu di gereja memperingati hari Ayah, 
anak-anak sekolah Mnggu rupanya juga mendapat hadiah berupa alat gambar, baik 
itu kertas dan juga pe warna. Saya sudah wanti-wanti padanya, saya bilang " En, 
namanya En En, perhatikan ya, yang boleh kamu gambar ini hanya kertas ini, 
lihat yang lalu kamu melukis dinding, papa dan mama dengan setegah mati sudah 
menghapusnya, kemudia ia menjawab ya.  

            Benar, kira-kira lima belas menit kemudian, ia masuk ke ruang kerja 
saya, dan ia membawa selembar kertas yang dia gambar coret-coretan, dia warnai 
semua, saya memuji dia bagus, bagus sekali, hebat, good job. Lalu saya 
menempelkan hasil kerjanya di depan pintu kamarnya, ia merasa senang dan 
berkali-kali ia memperlihatkan gambarnya pada saya dan mamanya, maksudnya dia 
sudah pandai menggambar dan  bagus, saya juga merasa senang bersama dia; ia 
merasa bahagia sekali. Kami tertawa bersama, kami.

            Kemudian saya menerima telepon dan melanjutkan menghubungi beberapa 
orang lagi via telepon,  sementara saya mendengar suara , En En bernyayi-nyani. 
Kira-kira sepuluh menit kemudian, saya mengintip dia kembali, aduh celaka, ia 
melukis lukisan di karpet. Langsung saja saya panggil dia dengan agak keras, En 
En !!!!, kenapa kamu melukis karpet itu? Bukankah saya sudah beritahu kamu, 
jangan melukis di karpet, hanya boleh melukis di kertas saja. Waktu itu dia 
kaget, dan saya sempat memukul tangannya dua kali. Matanya mulai berair mau 
menangis, tetapi saya tahu ia sengaja menahan terus ngak berani menangis.

            Kemudian sambil membawa kain basah, dan sabun, saya sengaja 
memperlihatkan cara membersihkan karpet, dan sambil ngomel-ngomel padanya. En 
En , diam seribu bahasa, sekali lagi ia tetap menahan tidak berani menangis. 
Saya katakan padanya, En En  harus mendengar papa, kalau tidak mendengar 
perintah papa pasti dihukum.  Sekaranga ini En En bersalah, makanya papa marah.

            Selesai saya mebersihkan semuanya, kemudian saya dengan lembut 
panggil En En kembali, kali ini dia ragu, sebab tadi saya marah padanya, ia 
takut tidak berani mendekat.  Kemudian saya yakinkan dia, papa ngak marah lagi 
padamu marilah, En En ngak boleh melukis-lukis karpet lagi. Ketika ia berada 
dipelukan saya, dia langsung menangis sekuat-kuatnya, tadinya ia menahan 
sedemikian rupa, ia hanya membiarkan air matanaya menetes, namun saat ini , 
dipelukan saya yang erat  ia seakan-akan bilang ama saya, papa maafkan saya. 
Saya bilang ama dia, papa tidak marah lagi, papa sayang En En, makanya papa 
tidak suka En En buat hal yang salah. Beberapa saat kemudian menangisnya pun 
redah, pagi itu juga kami berdamai kembali, dia kembali bernyanyi dan main 
mobil-mobilanya, dan dia berjanji tidak berbuat lagi.

            Ayah, mengapa engkau marah hari ini? Saya tidak mengerti kondisi 
anda dan hubungan anda dengan ayah anda? Ada orang mengatakan ayahnya tidak 
pernah marah, mau berbuat apa saja ia serahkan kebebasan sepenuhnya kepada 
anaknya. Lalu orang ini berkesimpulan ayahnya adalah ayah yang the best baik. 
Sebaliknya ada orang yang ayahnya begitu diktator, termasuk memilih sekolah, 
bergaul, dan semua kehidupannya dipantau dengan ketat. Lalu si anak merasa 
begitu tertekan, dan merasa tersiksa, kemuadian ia berkesimpulan bahwa di dalam 
diri ayahnya tidak ada kenangan manis. Ayah kejam dan diktator dan sebagainya.

            Bagaimana, dan siapa ayah kita, rasanya semua Ayah memiliki 
kekurangan dan kelebihannya. Kita tidak berhak mengelak kenyataan bahwa ia 
adalah ayah kita,. Tanpa dia tentu tidak mungkin ada kita. Apabila engkau 
pernah mendapat perlakuan yang baik dari ayahmu selama hidup ini, bersyukurlah, 
dan terapkanlah kembali cara ayah terhadap anak-anakmu. Namun apabila engkau 
tidak pernah merasakan kesan dan perlakuan baik dari ayah, maka ingatlah jangan 
menerapkan cara pengajarannya itu pada anak-anaka anda; walaupun mungkin banyak 
sedikit-banyaknya anda terpengaruh olehnya. Oh , Ayah, masihkah engkau marah 
saat ini?  

June, 20.05
San Jose
Saumiman Saud

[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
     Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke