Menanti dengan catenaccio dan counter attack



Menanti :


Dalam tradisi gereja, telah kita lalui masa advent yang berlangsung selama 4 
minggu sebelum Natal. Advent berasal dari bahasa Latin "adventus", artinya 
"datang". Namun hakikat advent adalah persiapan diri dengan berjaga-jaga 
(awareness), setiap saat dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus. Kita akan 
terus menerus dengan penuh harapan menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua 
pada akhir zaman.


* Yohanes 14:3 
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku 
akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku 
berada, kamu pun berada. 


Umat Kristiani percaya bahwa Yesus akan datang kembali untuk yang kedua-kali. 
Ia akan datang dan membawa umatnya ke Rumah Bapa. Dalam ayat diatas, Ia memang 
mengindikasikan akan "menjemput". Pengertian "menjemput" ini ada dua. Yang 
pertama, Yesus menjemput kita secara pribadi dalam artian "mati jasmani" dan Ia 
akan membawa roh kita ke tempat-Nya, atau dalam arti yang kedua yaitu, Ia akan 
datang membawa/mengangkat seluruh umat percaya ke tempat-Nya (dalam artian 
eskatologis).

Dengan demikian seluruh hidup kita di dunia ini adalah sebuah penantian, kapan 
Ia akan menjemput kita, entah dalam artian pribadi (mati jasmani) atau secara 
bersama-sama diangkat (rapture) ke tempat-Nya. Orang bisa lupa bahwa Yesus akan 
datang kembali, ketika ia sedang dalam keadaan bahagia, aman dan tercukupi. 
Sebaliknya orang akan mengharap-harap Yesus segera datang karena ia sedang 
susah. Adakah diantara kita menanti-nantikan kedatangan Yesus ini? Siapa yang 
merindukan Yesus cepat-cepat datang?. Adakah Anda sedang susah sehingga Anda 
menginginkan Yesus cepat datang?, ataukah Anda memang menginginkan Ia segera 
datang dengan alasan lain?. Silahkan Anda menilainya sendiri. 

Menanti adalah hal yang membosankan, hal yang tidak enak, kita bisa tidak sabar 
mengantri ticket misalnya, kita juga bisa tidak sabar menganti di klinik 
kesehatan, kita tidak sabar menanti pesawat yang akan mengangkut kita karena 
jadwal yang delay dll. Alkitab jelas mengatakan bahwa Yesus akan datang, umat 
Allah diminta menantikanNya. Menunggu dengan tanpa melakukan apa-apa memang 
membosankan, orang akan main-main game di hand-phonenya sambil menunggu, 
membaca koran, mendengar music, menonton TV sambil menunggu, atau juga 
melakukan kegiatan lain yang dapat membunuh rasa bosan . 

Nah bagaimanakah caranya supaya penantian kedatangan Yesus Kristus ini menjadi 
penantian yang mengasyikkan? Maka kita harus mempunyai kegiatan, dengan jelas 
sebelum kenaikan-Nya, Yesus Kristus memberikan tugas pemuridan, agar semua 
orang mendengar berita Injil :


* Matius 28:19
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka 
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus


Maka inilah fokus kegiatan yang ditugaskan oleh Kristus dalam masa penantian 
ini. Rasul Yohanes menanti-nantikan Yesus datang kembali, didalam penantiannya 
ini ia mendapat wahyu dan tugas pemberitaan wahyu yang diterimanya, mari kita 
baca :


* Wahyu 1:9-11
1:9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan 
dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh 
karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. 
1:10 Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku 
suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, 
1:11 katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan 
kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke 
Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia." 


Dalam keadaan apa Yohanes menanti-nantikan Yesus datang? Ternyata ia menuliskan 
wahyu ini ketika ia sedang kesusahan (in tribulation, KJV) oleh karena Kristus, 
mari kita kaji ayat 9 :


* Wahyu 1:9 
KJV, I John, who also am your brother, and companion in tribulation, and in the 
kingdom and patience of Jesus Christ, was in the isle that is called Patmos, 
for the word of God, and for the testimony of Jesus Christ. 
TR, εγω ιωαννης ο και αδελφος υμων και συγκοινωνος εν τη θλιψει και εν τη 
βασιλεια και υπομονη ιησου χριστου εγενομην εν τη νησω τη καλουμενη πατμω δια 
τον λογον του θεου και δια την μαρτυριαν ιησου χριστου
Translit Interlinear, egô {aku} iôannês {Yohanes} ho kai adelphos {saudara} 
humôn {mu} kai {dan} sugkoinônos {mitra} en {dalam} tê thlipsei 
{kesusahan/tekanan} kai {dan} en {dalam} tê basileia {kerajaan} kai {dan} 
hupomonê {ketekunan} iêsou {Yesus} christou {Kristus} egenomên {berada} en {di} 
tê nêsô {pulau} tê kaloumenê {yang dipanggil} patmô {patmos} dia {karena} ton 
logon {firman} tou theou {Allah} kai {dan} dia {karena} tên marturian 
{kesaksian} iêsou {Yesus} christou {Kristus}.


Ada 3 kata penting dalam ayat diatas yang baik untuk kita kaji bersama, yaitu :

1. θλιψις - thlipsis (pressure, anguish, burdened, persecution, tribulation, 
trouble, tekanan/guncangan)
2. βασιλεια – basilea (kingdom, kerajaan)
3. υπομονη – hupomonê (constancy -- enduring, patience, patient continuance 
(waiting), ketekunan)


Rasul Yohanes berada dalam keadaan "thlipsis" yaitu ada dalam keadaan kesusaan/ 
tekanan bagaikan orang yang sedang ditindih batu. Ia mengalami ini oleh karena 
iman. Namun ia paham betul bahwa penderitaan yang ia lalui tidak ia lalui 
sendirian, ia menuliskan kesusahan dalam "kerajaan" (basilea tou theou, 
kerajaan dimana Allah memerintah) dan ia menyadari bahwa orang-orang lain yang 
didalam Kristus pada masa itu bersama-sama mengalami penderitaan, konteks 
"basilea" disini adalah ia bersama-sama orang-orang lain juga yang didalam 
Kristus sama-sama susah dalam penantian janji Tuhan. Penantian yang penuh 
derita ini ia lalui dengan ketekunan (hupomonê) yang bermakna daya juang yang 
ulet dan kokoh. Dibawah ini secara khusus kita akan pelajari makna hupomonê ini.



Catenaccio :


Kata Yunani, hupomonê berhubungan dengan sikap bertahan, kata ini hampir selalu 
berkaitan dengan cobaan, derita, aniaya, yang kesemuanya itu perlu ditahan. 
Untuk menunjuk apa itu hupomonê, ilustrasi yang mungkin paling gampang dicerna 
adalah dalam sepak-bola. Ada yang menarik di dalam Timnas Sepakbola Italia, 
dimana mereka mempunyai ciri yang khas "catenaccio" yaitu bertahan dan 
bertahan…. Kedisiplinan benteng pertahanan sepak-bola Italia bagaikan 
tembok-besar di China, mereka tekun dengan semangat yang kokoh bertahan 
menghadapi serangan-serangan yang dilakukan oleh lawan. Dengan kawalan 
pemain-pemain bek yang handal dan kiper yang tangguh dibawah gawang. Dan 
olehnya kita mengenal nama-nama Gaetano Scirea, Franco Baresi, Paolo Maldini, 
dan Fabio Cannavaro. Mereka adalah sederetan legenda pemain bek Italia. Tahun 
2006 menjadi tahun terbaik buat Cannavaro setelah tim yang dikapteninya 
mengangkat trofi Piala Dunia 2006 di Jerman. Cannavaro dan Gianluigi Buffon 
menjadi kunci kemenangan Italia ini. Cannavaro kemudian terpilih sebagai Pemain 
Terbaik Eropa, dia kini ia resmi berstatus FIFA World Player of the Year alias 
Pemain Terbaik Dunia 2006. Ia bahkan menjadi bek pertama yang meraih 
penghargaan prestisius tersebut. 

Itulah hupomonê, dan justru karena gaya "catenaccio" Italia dikenal sebagai tim 
kuat di dunia. Sikap hupomonê ini berbeda dengan kesabaran. Tidak pernah Allah 
disebut tekun, tabah, melainkan setia dan sabar. Namun ketika Allah itu 
inkarnasi, menjadi manusia, Ia telah menunjukkan teladan-Nya mengenai hupomonê 
ini :


* Ibrani 12:2-3
12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang 
memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, 
yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang 
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu 
terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi 
lemah dan putus asa. 


Hupomonê adalah salah satu sifat dari kasih (1 Korintus 13:4-7) Maka 
murid-murid Kristus harus selalu kuat bertahan dalam pencobaan, tekun tidak 
mudah patah semangat, melainkan tabah bila ia mengalami penderitaan atau beban 
yang berat.



Counter attack :


Para pelatih sepak-bola Italia tidak akan terus-menerus menerapkan strategi 
Catenaccio ini dalam suatu pertandingan. Akan ditentukan suatu waktu kapan 
harus melakukan serangan balik (counter attack). Pertahanan bisa jebol jika 
hanya bertahan terus tanpa melakukan serangan balik. Seseorang bisa menjinjing 
beras 10kilo dalam waktu yang singkat, tetapi ia tidak akan bertahan 
menjinjingnya dalam posisi yang sama dan dalam waktu yang lama (berjam-jam), 
ketika ia tidak lagi mampu menahannya ia akan meletakkan atau melemparkan beban 
itu. Serangan-balik yang dinasehatkan dalam Alkitab bukanlah "menampar balas 
menampar" tetapi membalas kejahatan dengan kasih. Kasih dalam ajaran Kristus 
adalah kunci kemenangan :


* Matius 5:38
Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku 
berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, 
melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi 
kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini 
bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan 
sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang 
yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu 


Tidak selesai sampai disitu, Tuhan Yesus kristus kembali memberikan rumusan 
baru yang dikenal sebagai HUKUM KASIH : 


* Matius 22:34-40 
22:34 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat 
orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka 
22:35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai 
Dia: 
22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" 
22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu 
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu 
manusia seperti dirimu sendiri. 
22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para 
nabi." 


Selaras dengan apa yang dicanangkan oleh Kristus, Rasul Paulus memberikan 
nasehat :


* Roma 12:20 
Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia 
minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.


Menarik sekali ayat diatas ini, kasih adalah hal yang tidak pernah sia-sia jika 
dilakukan. Ketika perbuatan jahat seseorang kita balas dengan kasih, si jahat 
itu akan menjadi "serba-salah" dengan perbuatan kasih yang kita lakukan. Dalam 
kisah yang berjudul Les Miserables yang terkenal itu menceritakan seorang 
mantan napi yang bernama Jean Valjean yang baru keluar dari penjara. Keadaan 
dia yang sedang lapar dan tak mempunyai uang sepeserpun membuatnya kembali 
mencuri, ia mencuri peralatan perak di gereja dan berniat menjualnya. Ternyata 
dalam perjalanan seorang polisi menangkapnya, kemudian dibawanya ia ke gereja 
itu dan dihadapkan kepada pastor, namun pastor itu berkata dengan tenang 
"barang-barang itu aku berikan kepadanya", dan ia menambahkan cawan perak yang 
ada ditangannya kepada Valjean. Akhinya sang polisi itu tidak jadi 
menangkapnya. Perbuatan pastor itu "telah menumpukkan bara-api diatas kepala" 
Valjean, kasih yang ditampakkan oleh pastor itu mentransformasi kehidupannya, 
ia kemudian bertobat dan menjadi orang yang paling dermawan. 

Ketika Yesus dalam aniaya di kayu salib, Ia tidak berhenti melakukan kasih, Ia 
berkata "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka 
perbuat" (Lukas 23:34), ucapan kasih ini didengar oleh seorang penjahat yang 
ada disampingnya, kasih itu "telah menumpukkan bara api di atas kepalanya". Dan 
kasih telah memenangkan jiwa penjahat ini sehingga ia dilayakkan masuk kedalam 
Firdaus (Lukas 23:43). Kasih adalah kekuatan terbesar dan kasih itu kekal, 
karena kasih adalah atribut Allah (1 Yohanes 4:8,16). Kasih memberikan kekuatan 
ketika kita dalam tekanan, kasih juga memberikan kekuatan dalam ketekunan. 
Aniaya yang diterima Kristus dapat Ia lalui dengan buah kemenangan karena 
kasih, dan memang Dia-lah sumber kasih itu!



Penutup :


Ketekunan adalah ciri khas harapan, karena seseorang yang tidak punya harapan 
tidak akan mampu bertekun, dan ketekunan tanpa kasih bukanlah kemenangan. 
Inilah jalan yang tepat dalam mengerjakan keselamatan dan kegiatan yang tepat 
dalam masa penantian kedatanganNya untuk menjemput kita. Rasul Paulus mempunyai 
metode/strategi yang sangat baik untuk ditiru, dia tidak pernah menyia-nyiakan 
apapun yang terjadi dalam dirinya:


* Filipi 1:21 
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.


Yesus Kristus menyatakan seorang yang setia, bertahan ('hupomonê') sampai pada 
kesudahanNya (kedatanganNya) ia akan selamat dan mempeoleh hidup yang kekal:


* Matius 10:22 
Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang 
bertahan ('hupomonê') sampai pada kesudahannya akan selamat. 

* Lukas 21:19 
Kalau kamu tetap bertahan ('hupomonê'), kamu akan memperoleh hidupmu.


Kembali pada Wahyu 1:9-11; Rasul Yohanes telah menempatkan dirinya sebagai 
murid yang baik, dalam masa penantiannya itu ia mengerjakan keselamatannya 
dengan 'hupomonê' dan iapun melakukan tugas yang memberitakan wahyu yang 
diterimanya kepada 7 jemaat (Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, 
Filadelfia dan Laodikia). Dan pada saat ini beritanya telah sampai kepada kita, 
dan kitapun bisa membacanya sebagai kekuatan iman dan teladan bahwa tugas yang 
sama diberikan pula kepada masing-masing kita dalam masa penantian kedatangan 
Yesus Kristus untuk menjemput kita.

Haleluyah!




- Selamat Natal dan selamat menyongsong tahun yang baru dengan kasih -





Blessings in Christ,
Bagus Pramono
December 25, 2006


http://www.sarapanpagi.org/post2409.html#2409












Kirim email ke