FAKTA:
Terlihat dan Tidak Terlihat

 

oleh: Rev. John S. Piper, D.Theol.

 

 

 

Yesus Kristus mati. Dia
dikuburkan. Dia bangkit pada hari ketiga. Dia dilihat oleh banyak saksi mata
dari berbagai kalangan. 

“Sebab yang sangat penting
telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa
Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia
telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari ketiga, sesuai
dengan Kitab Suci. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus
saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang.” (1Kor.
15:3-7) 

Ketika Alkitab menyatakan, “Sebab
hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2Kor. 5:7),
hal ini bukan berarti tidak pernah ada bukti-bukti yang terlihat. Juga tidak
berarti bahwa tidak ada bukti, yang terlihat, sekarang ini. 

“Langit menceritakan
kemulian Allah [hari ini!]; Dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.”
(Mzm. 19:1)

“Sebab apa yang tidak nampak
dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak
kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan.” (Rm. 1:20) 

 

Kepada generasi pertama
orang percaya, Allah tidak berpikir Dia bertentangan dengan dasar - dasar
keimanan dengan memberikan penampakkan Kristus yang bangkit dan bisa dilihat,
dan kemudian melalui konfirmasi-konfirmasi kebenaran firman dalam tanda-tanda
dan keajaiban. 

“Kepada mereka (para rasul)
Ia menunjukkan diriNya setelah penderitaanNya selesai, dan dengan banyak tanda 
Ia
membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang
menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.” (Kis.
1:3)

“bagaimanakah kita akan
luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula
diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yan telah mendengarnya, kepada kita
dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka
oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan
kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya.”
(Ibr. 2:3-4) 

 

Kemudian apa yang
dimaksudkan oleh Paulus ketika dia mengatakan, 

“Sebab hidup kami ini adalah
hidup karena percaya, bukan karena melihat"? Seperti biasanya, konteks
adalah kuncinya. “Sebab selama masih diam di dalam kemah ini (tubuh), kita
mengeluh . . . supaya yang fana itu ditelan oleh hidup. Tetapi Allahlah yang
justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita
sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita. Maka oleh
karena itu hai kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami
mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, ---sebab hidup kami ini adalah
hidup karena percaya bukan karena melihat”. (2Kor. 5:4-7) 

 

Ya, Kristus pernah terlihat,
dengan mata fisik. Ya, dia melakukan tanda-tanda dan mujizat dengan satu kata
atau sentuhan. Ya, Dia mati, dan bangkit, dan nampak oleh banyak orang. Tetapi
SEKARANG Dia tidak kelihatan. Kita tidak melihat Dia seperti itu sekarang. 
Seperti
dikatakan Paulus, “selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan.”
Artinya, kita tidak melihat Dia sekarang. Sebab selama masih diam dalam kemah
(tubuh) ini, kita mengeluh. Artinya, kita bahkan tidak bisa melihat seluruh
efek kekuasaan-Nya dalam hidup kita sekarang ini. Sebaliknya, Paulus
mengatakan, kita memiliki Roh-Nya sebagai janji. Roh Kudus tidak terlihat,
tetapi dialami, sebagai permulaan, sebelum melihat Kristus dalam kemuliaan. 

 

Jadi dalam arti apa kemudian
kita berjalan dalam iman (percaya) dan bukan dalam penglihatan? Kita hidup
dalam iman (percaya) dan bukan karena melihat, disebabkan oleh dasar-dasar di
masa lalu, tindakan-tindakan terlihat dari Allah di dalam Kristus, dan karena
kesaksian yang kuat atas tindakan-tindakan itu dari para rasul, kita sekaran
percaya kepada Kristus yang hidup dan apa yang Dia janjikan kepada kita,
meskipun kita tidak melihat Dia sekarang. Paulus, dalam Roma 8:24-25
mengatakan, “Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang
dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa
yang dilihatnya? tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita
menantikannya dengan tekun.” 

 

Petrus menyatakannya seperti
ini: “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihiNya. Kamu
percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira
karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan.” (1Ptr. 1:8).
Saya tidak pernah melihat Yesus, yang bangkit, secara langsung. tetapi Roh-Nya
telah memampukan saya untuk melihat kemuliaan otentik-Nya dalam kesaksian
Alkitab. Kristus yang saya lihat di sana, telah memenangkan pikiran dan hati
saya. Jadi saya katakan bersama-sama dengan Paulus di Galatia 2:20, “namun aku
hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup
di dalam aku. Dan hidupku yang sekarand di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” 

 

Hiduplah kamu dalam iman
(untuk sekarang ini), 

Pastor John 

 

 

 

Penerjemah: Anthony
Leonardo Patty

 

 

 

 

Sumber:

http://id.gospeltranslations.org/wiki/Fakta%3A_Terlihat_dan_Tidak_Terlihat

 

 

 

Profil Rev. Dr. John S. Piper:

Rev. John Stephen
Piper, B.A., B.D., D.Theol. adalah Pendeta
Senior bidang Pengkhotbah
dan Visi di Bethlehem Baptist Church dan seorang
penulis yang sangat produktif dari perpektif Calvinis. Beliau menyelesaikan
gelar Bachelor of Arts (B.A.) di Wheaton
College, U.S.A.; Bachelor of
Divinity (B.D.) di Fuller Theological Seminary di Pasadena, California pada 
tahun 1968-1971.
John melakukan studi Doctor of Theology
(D.Theol.) di dalam bidang Perjanjian Baru di University of Munich, Munich, 
Jerman
Barat pada tahun 1971-1974. Disertasinya, Love Your Enemies diterbitkan
oleh Cambridge University Press dan Baker Book House. Beliau menulis banyak 
buku, di antaranya yang terkenal: Desiring God (Mendambakan Allah;
diterjemahkan oleh Penerbit Momentum), The
Pleasures of God (Kesukaan Allah; diterjemahkan oleh Penerbit Momentum),
dll. 

 

 

 

Editor dan Pengoreksi: Denny Teguh Sutandio



“Ketika saya menganggap Allah sebagai seorang tiran, saya melihat dosa saya 
sebagai hal yang sepele, tetapi ketika saya mengenal Dia sebagai Bapa saya, 
maka saya meratapi bagaimana saya pernah melawan-Nya.”
(Rev. Charles H. Spurgeon, seperti dikutip dalam Prof. Edward T. Welch, Ph.D., 
Depresi, hlm. 115)



Reply via email to