Hari-hari
ini, banyak orang Kristen sedang tergila-gila dengan Doa Yabes, seolah-olah doa
ini adalah doa paling mujarab. Padahal di Alkitab, doa Yabes hanya dicatat 2
ayat. Di dalam Perjanjian Baru, kita mengenal doa yang Tuhan Yesus ajarkan
sendiri yaitu Doa Bapa Kami, sebuah doa yang sangat agung di mata Allah, namun
dianggap “hina” di mata manusia. Seberapa agung doa ini? Apa signifikansinya?
 
Temukan jawabannya dalam:
Buku
DOA BAPA KAMI:
Formula Kehidupan Orang Percaya
 
oleh:Pdt. Erastus Sabdono, D.Th.
 
Penerbit: Rehobot Literature, 2011
 
 
 
Di dalam
pendahuluannya, Pdt. Erastus menjabarkan pentingnya doa Bapa Kami ini bukan
sekadar rutinitas yang diucapkan, tetapi sebagai formula kehidupan orang
percaya sebagai anak-anak Allah. Dari pemikiran ini, beliau menguraikan
masing-masing isi dalam Doa Bapa Kami dari segi studi kata dan integrasinya
dengan seluruh Alkitab disertai aplikasi praktisnya. Meskipun dalam beberapa
hal berkaitan dengan penafsirannya, terkesan ada penafsiran alegoris dan
beberapa doktrin yang kurang saya setujui, namun saya cukup mengapresiasi buku
ini sebagai buku bagus yang sarat dengan penyelidikan Alkitab dan integrasinya
dengan theologi beserta aplikasi yang tegas dan jelas. Biarlah buku ini dapat
menolong kita untuk menjadikan pola doa Bapa Kami sebagai formula kehidupan
kita sehari-hari bergaul bersama Allah.
 
 
 
Profil
Penulis:
Pdt.
Erastus Sabdono, S.Th., M.Th., D.Th.yang dilahirkan di Surakarta tahun 1959 
adalahgembala sidang Rehobot Ministry
di Jakarta, pengkhotbah, pembicara seminar, KKR, TV, dan radio, penulis buku,
sekaligus penanggung jawab majalah dan renungan harian TRUTH. Beliau mengambil
keputusan untuk melayani Tuhan sepenuh waktu ketika berusia 17 tahun. Beliau
menyelesaikan studi Sarjana Theologi (S.Th.) di Institut Theologi dan Keguruan 
Indonesia (ITKI/Seminari Bethel
Jakarta); Master of Theology (M.Th.)
di Sekolah Tinggi Theologi Jakarta; dan Doctor
of Theology (D.Th.) di Sekolah Tinggi Theologi Baptis Indonesia (STBI)
Semarang. Beliau menikah dengan Suharni Liberty dan dikaruniai 2 orang anak:
Stephen dan Stephanie.
 
 
"Kerendahan hati yang rohani merupakan suatu kesadaran yang dimiliki seorang 
Kristen tentang betapa miskin dan menjijikkannya dirinya, yang memimpinnya 
untuk merendahkan dirinya dan meninggikan Allah semata."
(Rev. Jonathan Edwards, A.M., Pengalaman Rohani Sejati, hlm. 100)

Kirim email ke