WHITNEY HOUTON

"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2)

Baru-baru ini dunia hiburan kaget dengan meninggalnya penyanyi tenar Whitney
Houston pada umur 48 tahun sehari sebelum acara Grammy Awards 2012.
Popularitasnya begitu hebat sampai-sampai judul salah satu lagunya 'I Will
Always Love You' dalam film 'Body Guard' menjadi ungkapan hati para fans
diseluruh dunia mengantar hari-hari sesudah kematiannya dengan bunyi 'We
Will Always Love You.'

Mengapa ia mati begitu cepat sebelum mencapai umur setengah abad? Dan
mengapa kematiannya begitu tragis dalam kondisi kecanduan di bak mandi
justru sehari sebelum digelarnya Grammy Awards 2012 yang pernah
menghadiahinya dengan 6 grammy awards itu?

Dari Mimbar Gereja ke Panggung Pop 

Karier Whitney dalam tarik suara sudah sejak masa anak-anak bahkan mengikuti
jejak ibunya ia menjadi penyanyi di gerejanya. Mungkin ia terpengaruh berat
ibunya Cissy Houston  yang punya karier panjang menjadi soul-gospel singer, 

Cissy Houston juga adalah penyanyi karier tapi lebih berorientasi pada
soul-gospel music dan sejak kecil juga sudah menyanyi di gereja. Rupanya
firman Tuhan melalui lagu-lagu rohani yang sering dinyanyikannya itu meresap
di hatinya sehingga Cissy punya kesetiaan panjang sebagai penyanyi lagu-lagu
gereja. Disamping menyanyi digereja, Cissy juga menyanyi di dunia sekuler
bahkan pernah menerima dua kali Grammy Awards sebagai penyanyi 'soul-gospel'
dan sekalipun ia terjun ke dunia musik sekuler, ia tidak pernah meninggalkan
akar pelayanan di gerejanya, malah pada tahun 1990 ia kembali mengkhususnya
pada akarnya melayani soul-gospel music di gerejanya, bahkan Cissy yang
sudah berumur 79 tahun itu sekarang masih memimpin paduan suara di New Hope
Baptis Church di Newark-New Jersey.

Berbeda dengan ibunya, sekalipun diawali dengan sama-sama melayani di gereja
dan juga di dunia tarik suara sekuler, Whitney Houston kurang setia dengan
akar soul-gospel musicnya sehingga ia lebih banyak keluar dari orbit
rohaninya dari mimbar gereja dan lebih banyak terjun ke daya tarik panggung
pop. Petualangannya dipanggung pop tidak main-main, 6 grammy awards dan
puluhan penghargaan pernah diraihnya bahkan 170 juta keping CD+DVDnya
terjual diseluruh dunia. Namun fanatismenya menjadi 'serupa dengan dunia'
ini harus dibayar mahal karena telah menyeretnya makin menjauh dari akar
rohaninya, apalagi ia terpengaruh jerat-jerat banyak teman-teman yang
membawanya ke dalam kehidupan alkohol dan obar bius.

Whitney juga kemudian berkenalan dan menikah dengan Bobby Brown, yang juga
bergerak dalam industri musik, tapi yang memiliki reputasi perilaku duniawi
yang jelek dan Whitney makin terseret ke dalam lembah gelap pergaulan tanpa
'dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna.' Sekalipun kariernya menanjak sejak tahun
1985 dan memasuki dasawarsa 1990-an, kehidupannya makin dirongrong minuman
keras dan obat bius. Di tahun 2002 ia mengaku dalam wawancara TV bahwa ia
dengan suaminya kecanduan mariyuana, kokain dan alkohol (ia kemudian
bercerai dengan suaminya setelah 13 tahun perkawinan) dan sejak itu ia tidak
bisa lepas dari pengaruh jelek itu, bahkan ia pernah mengeluhkan "The
Biggest Devil is Me!" Sekalipun di tahun 2007 ia mengaku sudah bebas dari
kecanduan dalam siaran 'Oprah Winfrey' ia tidak benar-benar bisa melepaskan
diri dari jerat dosa itu sampai di tahun 2012 dimana ia meninggal dunia
dalam kondisi kecanduan alkohol dan narkoba dan obat-obat anti-depresan yang
terus-menerus diminumnya. Demikianlah kematian tragis seorang penyanyi yang
relatif masih muda yang telah meninggalkan 'mimbar gereja dan beralih ke
panggung pop.'

Pelajaran Bagi Kita . . .

Sungguh tragis kehidupan Whitney Huston, hidup yang dimulai dengan jalan
yang benar (sekalipun sempit dimata manusia) bernyanyi di gereja telah
ditinggalkannya untuk mencari jalan yang lebar (panggung pop yang penuh
jerat), dan ternyata jalan itulah yang membawanya kepada kehidupan keluarga
yang berantakan, pergaulan yang kurang baik, dan menjadi budak minuman keras
dan narkoba, sehingga dua hari sebelum Grammy Awards 2012 ia berpesta pora
berlebihan dan sehari kemudian ia meninggal dunia secara tragis di bak mandi
di kamar hotelnya.

Kehidupan panggung adalah kehidupan yang penuh jerat dan bahaya dan
kehidupan itu sekali dimasuki tidaklah mudah ditinggalkan. Marilyn Monroe
pernah berkata bahwa: "Aku tidak bisa lepas dari gemerlapannya lampu-lampu
panggung," ia mati mengenaskan disebuah hotel. Elvis Presley si raja Rock
mati kecanduan dan sering menembaki TV yang ditontonnya, ini tidak kelihatan
kalau ia sedang manggung, padahal dalam salah satu filmnya ia pernah
menyanyikan lagu yang ternyata mencerminkan hatinya: "There's no Joy In My
Heart Only Sorrow." Demikian juga Michael Jackson si raja pop yang memulai
kariernya sebagai penyanyi lagu-lagu soul dan gospel mati muda kecanduan
obat bius dan obat-obatan anti depresan.

Orang-orang yang terkenal yang bisa membuat begitu banyak orang merasa
gembira namun dalam diri mereka terjadi kemelut hati yang luar biasa
mendatangkan penderitaan. Hanya waktu yang menentukan sampai dimana mereka
bertahan.

Sebenarnya sayang, bila Whitney Houston mengikuti jejak ibunya Cissy Houston
dengan terus-menerus berkiblat pada soul and gospel music, tentu akhir
hidupnya tidak setragis itu. Kehidupan selebriti di panggung pop tidak sepi
dari berbagai skandal, disinilah peran kerohanian sangat dibutuhkan oleh
manusia bukan sebagai pelarian kejiwaan namun sebagai pegangan dan tujuan
hidup yang juga menggembirakan orang tapi bukan menggembirakan dengan
lagu-lagu populer saja melainkan lagu-lagu rohani yang berdampak kepada
kehidupan yang kekal.

Marilah kita mendoakan dan menasehati saudara-saudari kita yang terjebak
daya tarik lampu-lampu panggung dan meninggalkan akarnya di gereja agar
mereka bisa kembali menyembah Tuhan dan memuji dan memuliakan Nama-Nya
selama-lamanya dan tidak menjadi serupa dengan dunia dan berubah sesuai
perubahan budi agar 'dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.'.

A m i n ! ***

Salam kasih dari YABINA ministry (www.yabina.org)

Kirim email ke