]> dia curi aplikasi client, dia decompile .jar (walopun dah di obfuscated dan take time dikitlah) dah gitu dia "pelajari" dikit > bikin simple logger yang dikirim ke email cracker dibagian authentikasinya, > trus build lagi jadiin jar, taro aplikasi .jarnya
gak bisa nih, kalau dijar signing. Kalau dah dibongkar dibuild lagi dah ga signing lagi. > ketempat asal curiannya..... tunggu beberapa waktu hingga ada yang make itu > sistem... lah ini kan kelemahan di sisi jaringan dan server donk bukan di sisi aplikasi > klo dah tau info datanya, baru bisa dibajak aplikasi curiannnya dimana2 > (walopun awalnya aplikasi itu cuman bisa dipake di komputer tertentu). klo > yang dikompilasi dengan metoda jar signing, yach agak nambah waktu dikit lagi > lah... Keamanan jaringan dan aplikasi itu ada requirementnya : 1. Confidentiality : Data sensitif harus dilindungi, ini kebutuhan kenapa kita pake aplikasi diatas database :D 2. Integrity : data yang dikirim harus sama pas diterima dengan yang dikirim : pake SSL atau TLS donk jangan plain text 3. Authentication : Memastikan user benar2 orang yang mengakses data, kebutuhan ini diimplementasikan dalam beberapa lapis keamanan. - pertama ditest tentang "what you know" biasanya ditampilkan layar login yang harus diisi user dan password. - Kedua ditest tentang "what you have" diimplementasikan dengan teknologi token atau one-time-used-password dimana user dikasi token trus server ngasih angka, user masukin angka ke token dan ditampilkan angka (one-time-used-password) kemudian diinput di sistem untuk dicocokin dengan server. Kalau institusinya gak sanggup beli token, biasanya dikasi satu kertas penuh one-time-password dan diminta untuk tidak menggunakan 1 password 2x, cukup praktis dan doable. Selain dengan token biasanya diimplentasikan dengan kartu magnetig atau chip. - Ketiga ditest tentang "who you are". Diimplementasikan dengan biometric data seperti sidik jari atau periksa retina, atau setiap orang dikasi certificate yang disembunyikan dalam chip kartu dan terhubung dengan data kependudukan. Seperti MyKad di malaysia. Di indonesia kan ktp kertas dilaminating, kalau di malaysia ada mykad yaitu kartu berchip dimana informasi kependudukan ada di dalam chip tersebut yang bisa dipastikan bahwa pemegang kartu ini adalah si A. 4. Authorization : user tertentu hanya bisa mengakses resource tertentu juga, implementasinya ACL di dalam aplikasi 5. Non-Repudiation : user tidak bisa menyangkal kalau melakukan aksi terhadap data dan melewati proses autentikasi bahwa yang melakukan tersebut bukan dirinya. Ya dengan logging dan audit trail. Dari semua kebutuhan keamanan aplikasi diatas + implementasinya bisa dilihat bahwa sebenernya keamanan aplikasi itu sendiri tidak bergantung terlalu banyak terhadap aplikasinya. Walaupun bisa dicrack tapi kalau pemeriksaan terhadap autentikasi gagal ya sama aja gak bisa masuk ke servernya. Walaupun aplikasinya pake java ME asal setiap komunikasi menggunakan "session" ya servernya tetep aman. Protokol menggunakan SSL / TLS. Trus jaringan difirewall. User mendaftarkan Imei HPnya dst dst. ;) Di jepang lebih beruntung dibanding di indonesia, soalnya di sana HP itu ada chip yang bisa diisi informasi mengenai pemiliknya, sehingga HP bisa digunakan untuk micropayment seperti flash BCA. Kalau saldonya habis tinggal jalanin aplikasi Java ME, trus topup dari account bank, muaantebb. -- http://ifnu.artivisi.com +62 856 9211 8687 regards