----- Forwarded Message ----
From: diki hananda <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]; angga <[EMAIL PROTECTED]>; atan <[EMAIL PROTECTED]>; 
deddy rusli <[EMAIL PROTECTED]>; dedykospi <[EMAIL PROTECTED]>; Dee Hasti 
<[EMAIL PROTECTED]>; Edo <[EMAIL PROTECTED]>; Fadlia <[EMAIL PROTECTED]>; ferdi 
firdaus <[EMAIL PROTECTED]>; Ferly Norman <[EMAIL PROTECTED]>; fira <[EMAIL 
PROTECTED]>; Gaek <[EMAIL PROTECTED]>; iMel <[EMAIL PROTECTED]>; Kasrully Betri 
<[EMAIL PROTECTED]>; monica qthing <[EMAIL PROTECTED]>; pinkers <[EMAIL 
PROTECTED]>; sinta <[EMAIL PROTECTED]>; vadrison <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, January 15, 2007 12:23:35 PM
Subject: [smansapdk_93] Fw: ADAM AIR - jalan terus walau kokpit buta









  


    
            


----- Forwarded Message ----
From: elfin juliansah <[EMAIL PROTECTED] com>
To: [EMAIL PROTECTED] com; ohm agoes <[EMAIL PROTECTED] com>; Dicky 
<dicky_tamerawan@ yahoo.com>; Dhiqi hananda <dikihananda@ yahoo.com>; eko 
hundoko <[EMAIL PROTECTED] co.id>; dendy kuswanto <dendykuswanto@ yahoo.com>; 
andre Prabowo <prabowo_andre@ yahoo.com>; heru pratama <pratama_heru@ 
yahoo.com>; tata quantum <[EMAIL PROTECTED] com>; r_setiawan_quantum@ yahoo.co. 
id; raja <[EMAIL PROTECTED] com>; [EMAIL PROTECTED] com; Edwin Sampeliling 
<sampeliling_ [EMAIL PROTECTED] com>; vito_brata2001@ yahoo.com; yupac
 <[EMAIL PROTECTED] com>
Sent: Friday, January 12, 2007 4:34:15 PM
Subject: Fw: ADAM AIR - jalan terus walau kokpit buta




----- Forwarded Message ----
From: Nurmalasari <nurmalasari@ lippo-telecom. com>
Sent: Friday, January 12, 2007 9:28:24 AM
Subject: FW: ADAM AIR - jalan terus walau kokpit buta


FYI,


Regards,
-nurma-

Mungkin cerita dibawah ini jadi salah satu penyebab hilangnya pesawat
ADAM AIR....(who knows?)

Subject: jalan lurus walau kokpit buta            
                                 

Pilot Adam Air tak jarang menerbangkan pesawat dengan deretan instrumen
di kokpit yang rusak. Ada yang nyasar, yang lain memilih mundur.


            Perhatian Kapten Pilot Sutan Solahu-din terhenti saat
membaca
            satu bagian pada catatan yang baru diterimanya. Laporan itu
            menyebut, Boeing
 737-300 yang akan diterbangkannya sejam
lagi
            mengalami kerusakan pada sistem navigasinya. Catatan itu
            dibolak-balik, tetapi ia tak juga menemukan surat keterangan
            dari bagian teknik bahwa pesawat layak terbang. Sutan
menolak
            menerbangkan pesawat milik maskapai Adam Air itu dari
Jakarta
            ke Padang. "Tapi saya ditekan pihak owner (pemilik) melalui
            telepon agar menerbangkan pesawat itu," katanya.


            Sutan akhirnya menyerah dan menerbangkan pesawat
 tanpa alat
            navigasi itu. Pesawat itu terbang seperti orang berjalan
dengan
            mata tertutup saja. Selama penerbangan ia mengkhawatirkan
            keselamatan sekitar seratus penumpang yang dibawa-nya. Dia
            harus memakai insting untuk mencari arah Kota Padang.
            Untunglah, pengalaman terbang Sutan membuat pesawat tidak
            nyasar.


            Setelah insiden itu, Sutan merasa tidak nyaman dan
 aman
bekerja
            di maskapai Adam Air. Saat dia berbagi cerita dengan
            kawan-kawannya sesama pilot, ternyata peristiwa serupa
pernah
            mereka alami. Akhirnya Sutan bersama 16 pilot lainnya
            memutuskan mengundurkan diri dari Adam Air, Mei 2005.


            Ternyata keputusan mundur itu berbuntut panjang. Pihak Adam
Air
            menuding rombongan pilot itu menyalahi kontrak kerja.
            Perusahaan membawa kasus ini ke pengadilan perdata.
 Mereka
            harus membayar semua biaya yang sudah dikeluarkan
perusahaan,
            plus ganti rugi imateriil. Rata-rata setiap pilot harus
            membayar Rp 3,6 miliar. "Terus terang saya tidak sanggup
            membayar uang sebesar itu," kata Sutan saat mengadukan
nasibnya
            ke Komisi V DPR, Maret tahun lalu.


            Kasus ini mestinya putus Kamis pekan lalu. Tetapi Pengadilan
            Negeri Jakarta Barat menundanya karena kuasa hukum Adam
 Air
            tidak hadir. Rumusan fakta-fakta putusan juga belum selesai,
            salah satu anggota majelis hakim sedang cuti. "Sidang
ditunda
            selama dua minggu," kata ketua majelis hakim, Zaenal
            Arifin.Penyelesaian melalui pengadilan tinggal menunggu
waktu.
            Tetapi pemogokan 17 pilot Adam Air dengan alasan keamanan
dalam
            penerbangan harusnya menjadi perhatian Direktorat
Sertifikasi
            Kelaikan Udara di Departemen Perhubungan sebagai
 otoritas
            penerbangan. Jika tudingan Sutan dan kawan-kawannya benar,
            ratusan nyawa penumpang dan awak pesawat dalam setiap kali
            penerbangan menjadi taruhan.


            Mungkin saja kecelakaan pesawat Adam Air dengan nomor
            penerbangan KI 574 di atas langit Sulawesi juga berkaitan
            dengan sistem navigasi. Percakapan terakhir yang terekam
antara
            pilot Refri Agustian Widodo dan petugas air
 traffic
controller
            (ATC) atau pemandu lalu-lintas udara di Bandara Hasanuddin,
            Makassar, Sulawesi Selatan, menyangkut soal posisi pesawat.
            Setelah pesawat bermanuver menghindari empasan angin, pilot
            bertanya di mana posisinya. Padahal, sistem navigasi di
kokpit
            pesawat cukup memberi informasi itu-kalau alat itu bekerja
            baik.


            Terbang buta tanpa navigasi bukan kali ini saja
 dilakukan
pilot
            Adam Air. Pesawat Adam Air yang berangkat dari Jakarta
dengan
            tujuan Bandara Hasanuddin juga pernah nyasar, Februari tahun
            lalu. Pesawat tiba-tiba meminta mendarat di Bandara
Tambolaka,
            Sumba, Nusa Tenggara Timur. Padahal jarak bandara kecil itu
            dengan Kota Makassar lebih jauh dibanding jarak
            Jakarta-Semarang.


            Saat itu Komite Nasional Keselamatan Transportasi
 (KNKT)
            meminta Kepala Bandara Tambolaka menahan pesawat nyasar itu.
            Tetapi Adam Air justru menerbangkan lagi pesawat menuju
            Makassar dengan mengganti pilot dan kopilotnya. Keputusan
            memindahkan pesawat yang rusak dari lokasi kejadian,
            memperbaiki, dan menerbangkan kembali tanpa izin merupakan
            pelanggaran berat. Sebab, penerbangan lanjutan itu menghapus
            semua rekaman data dalam kotak hitam yang bisa
 membongkar
            kejadian buruk yang terjadi sebelumnya. Akibat kejadian itu,
            polisi menahan Kapten Tri Nusiyogo dan Kopilot Ahmad Deni
            Syaifuddin.


            Seorang mantan pilot Adam Air, yang menolak disebut namanya,
            mengaku campur tangan manajemen cukup besar. Padahal pihak
            manajemen tidak paham masalah pengoperasian pesawat. Dia
            menceritakan pengalamannya saat transit di Juanda
 Surabaya,
            Jawa Timur, sebelum meneruskan perjalanan ke Ngurah Rai
            Denpasar, Bali. Baru sepuluh menit penumpang meninggalkan
            pesawat, pilot dikagetkan dengan penumpang yang sudah
kembali
            masuk pesawat. Padahal saat itu pramugari masih sibuk
memeriksa
            perlengkapan dalam kabin, sementara pilot sedang mengecek
            instrumen di kokpit. "Kok, penumpang sudah naik?" sang pilot
            bertanya
 heran.


            Seharusnya ramp atau petugas di darat menunggu pilot
menyatakan
            pesawat siap terbang. Setelah itu, mereka baru boleh
memasukkan
            penumpang. Insiden itu tampak sepele, tetapi bisa
membahayakan
            penerbangan. Saat transit, harusnya mesin dan rem pesawat
            diberi kesempatan melakukan pendinginan. "Paling tidak
pesawat
            butuh waktu 40 menit untuk transit," kata sang kapten. Tapi
apa
            boleh buat, pihak manajemen di Jakarta memerintahkan
 pesawat
            segera berangkat.


            Ada contoh lain. Dalam penerbangan dikenal istilah hold item
            list. Jika terjadi gangguan pada instrumen tertentu, pesawat
            masih bisa terbang asalkan perbaikan harus segera dilakukan.
            Misalnya ada gangguan sistem navigasi, pesawat masih bisa
            terbang asalkan ada langkah-langkah teknik tertentu.
Biasanya
            pilot masih berani terbang jika jumlah gangguan dalam
 daftar
            ini hanya terjadi pada satu atau dua instrumen. "Tapi kalau
            sampai lima item, ngapain harus terbang. Kita kan lama-lama
            jadi takut setiap mau terbang," kata mantan pilot Adam Air
ini.


            Kalau saja maskapai penerbangan mengikuti aturan keselamatan
            penerbangan atau CASR (Civil Aviation Safety Regulation)
yang
            ditetapkan pemerintah, keamanan pesawat lumayan terjamin.
            Mantan pilot Adam ini tak menampik kenyataan bahwa
 maskapai
            yang pesawat pertamanya terbang pada Desember 2003 ini masih
            memperhatikan faktor keamanan. "Tetapi batas toleransinya
            diturunkan," katanya. Toleransi penggunaan bahan bakar juga
            minim. Manajemen menuntut pesawat terbang lurus ke bandara
            tujuan untuk menghemat bahan bakar. Akibatnya, pilot tidak
            berani terlalu banyak bermanuver. Kalau pesawat terus
digeber
            seperti itu, "Saya punya insting maskapai ini
 menjelang
titik
            kritis." Dia akhirnya memutuskan ikut rombongan untuk
keluar.


            Artinya, pemerintah perlu pasang mata lebih baik di era
            penerbangan murah ini. Pemerintah tak boleh bertindak
setelah
            kecelakaan terjadi seperti selama ini. Pada September 2005,
            pesawat Mandala gagal terbang dari bandara Medan. Pesawat
            ambruk dan menelan korban 101 penumpang tewas, bersama 42
            penduduk setempat. Menteri Perhubungan kemudian
 melakukan
            inspeksi mendadak ke Bandara Soekarno-Hatta, lima hari
            kemudian.


            Hasil inspeksi mendadak itu mengagetkan. Saat itu ditemukan
            lima pesawat yang tidak siap terbang dari maskapai Adam Air,
            Batavia, dan Mandala Airlines. Itu pun yang dicek hanya
pesawat
            Boeing 737-200 yang serinya sama dengan pesawat Mandala yang
            terbakar. "Lima pesawat dikandangkan sampai item yang
 rusak
            diperbaiki sesuai dengan standar," kata Hatta. Di depan
Komisi
            V DPR, Hatta berjanji stafnya akan melakukan pengecekan
lebih
            sering, setidaknya setiap dua bulan sekali.


            Bagaimana keamanan Adam Air? Dihubungi Tempo, Direktur
            Komersial Adam Air, Gugi Pringwa Saputra, mengakui
maskapainya
            menerapkan efisiensi konsumsi bahan bakar karena mengunyah
60
            persen dari total pendapatan. "Kami bukan mengurangi
 jatah,
            tapi memperpendek jarak tempuh," katanya. Misalnya rute
            antarkota berbelok-belok, Adam Air meminta pihak pemandu
            lalu-lintas penerbangan agar bisa menempuh rute yang lebih
            lurus. Hasilnya, mereka bisa menghemat belanja sampai
sepuluh
            persen. "Ini penghematan yang luar biasa," katanya.


            Gugi menampik tudingan maskapainya menyepelekan keselamatan
            penumpang. Menurut dia, sertifikat kelaikan
 penerbangan
masih
            mentoleransi waktu transit pesawat hanya 20 menit. Bahkan
tidak
            transit pun bisa, langsung terbang lagi asalkan tidak ada
            masalah dari segi mesin atau teknis. "Penumpang sendiri kan
            ingin cepat," katanya. Soal intervensi pihak manajemen
kepada
            pilot? "Itu cerita lama dari seseorang yang tidak puas
dengan
            manajemen," kata Gugi







It's here! Your new message!
Get
 new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.







 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.
    
  

    
    




<!--

#ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial,helvetica,clean,sans-serif;}
#ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}
#ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial,helvetica,clean,sans-serif;}
#ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}
#ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}
#ygrp-text{
font-family:Georgia;
}
#ygrp-text p{
margin:0 0 1em 0;
}
#ygrp-tpmsgs{
font-family:Arial;
clear:both;
}
#ygrp-vitnav{
padding-top:10px;
font-family:Verdana;
font-size:77%;
margin:0;
}
#ygrp-vitnav a{
padding:0 1px;
}
#ygrp-actbar{
clear:both;
margin:25px 0;
white-space:nowrap;
color:#666;
text-align:right;
}
#ygrp-actbar .left{
float:left;
white-space:nowrap;
}
.bld{font-weight:bold;}
#ygrp-grft{
font-family:Verdana;
font-size:77%;
padding:15px 0;
}
#ygrp-ft{
font-family:verdana;
font-size:77%;
border-top:1px solid #666;
padding:5px 0;
}
#ygrp-mlmsg #logo{
padding-bottom:10px;
}

#ygrp-vital{
background-color:#e0ecee;
margin-bottom:20px;
padding:2px 0 8px 8px;
}
#ygrp-vital #vithd{
font-size:77%;
font-family:Verdana;
font-weight:bold;
color:#333;
text-transform:uppercase;
}
#ygrp-vital ul{
padding:0;
margin:2px 0;
}
#ygrp-vital ul li{
list-style-type:none;
clear:both;
border:1px solid #e0ecee;
}
#ygrp-vital ul li .ct{
font-weight:bold;
color:#ff7900;
float:right;
width:2em;
text-align:right;
padding-right:.5em;
}
#ygrp-vital ul li .cat{
font-weight:bold;
}
#ygrp-vital a {
text-decoration:none;
}

#ygrp-vital a:hover{
text-decoration:underline;
}

#ygrp-sponsor #hd{
color:#999;
font-size:77%;
}
#ygrp-sponsor #ov{
padding:6px 13px;
background-color:#e0ecee;
margin-bottom:20px;
}
#ygrp-sponsor #ov ul{
padding:0 0 0 8px;
margin:0;
}
#ygrp-sponsor #ov li{
list-style-type:square;
padding:6px 0;
font-size:77%;
}
#ygrp-sponsor #ov li a{
text-decoration:none;
font-size:130%;
}
#ygrp-sponsor #nc {
background-color:#eee;
margin-bottom:20px;
padding:0 8px;
}
#ygrp-sponsor .ad{
padding:8px 0;
}
#ygrp-sponsor .ad #hd1{
font-family:Arial;
font-weight:bold;
color:#628c2a;
font-size:100%;
line-height:122%;
}
#ygrp-sponsor .ad a{
text-decoration:none;
}
#ygrp-sponsor .ad a:hover{
text-decoration:underline;
}
#ygrp-sponsor .ad p{
margin:0;
}
o {font-size:0;}
.MsoNormal {
margin:0 0 0 0;
}
#ygrp-text tt{
font-size:120%;
}
blockquote{margin:0 0 0 4px;}
.replbq {margin:4;}
-->








 
____________________________________________________________________________________
Cheap talk?
Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.
http://voice.yahoo.com

Kirim email ke