PRO PENDIDIKAN Sabtu, 17-Februar1-2007, 01:43:02 Telah dibaca sebanyak 14 kali Direktur Utama PT SP E Irzal: Jembatani Dunia Pendidikan dengan Dunia Usaha: embatani Dunia Pendidikan dengan Dunia Usaha Sumber daya alam bukanlah segala-galanya. Seperti nasib yang dialami negara berkembang di dunia saat ini, kaya potensi alam, tapi miskin pembangunan. Ini karena komunitas bangsa itu belum menghargai pendidikan. Fakta membuktikan, siapa yang menguasai ilmu, dialah yang menguasai dunia.Provinsi Sumbar, Kota Padang khususnya, seyogianya belajar dari pengalaman itu. Singapura, contoh negara yang patut ditiru. Adalah negara tetangga yang maju pesat karena tingginya kualitas sumber daya manusia. Alhasil, sektor pendidikan menjadi salah satu penyumbang devisa yang besar bagi negaranya. Ini pula yang menjadi pokok-pokok pikiran tokoh-tokoh Sumbar yang sedianya dibahas dalam Musyawarah Besar (Mubes) Keluarga Alumni SMAN (KASMA) I Padang se-Indonesia, di Pengeran's Beach Hotel, Sabtu (17/2) dan Minggu (18/2) besok. Pemikiran itu salah satunya datang dari Direktur Utama PT SP E Irzal, yang juga alumni SMAN I Padang itu. Momentum pemilihan pengurus nasional dan provinsi IKA SMAN I Padang itu, mantan pejabat teras PT Indosat ini menilai sangat tepat kiranya merespons pemikiran CEO Terbaik versi Majalah SWA, Dahlan Iskan, agar Padang meneguhkan tauhid pembangunannya di sektor pendidikan. Tiada cara lain bagi Bumi Minangkabau ini untuk berpacu dengan provinsi tetangga dengan menjual sektor jasa pendidikan. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan jumlah orang kaya di provinsi tetangga, relatif lebih menguntungkan ketimbang Padang lantaran kekayaan alamnya. Agar uang orang-orang kaya itu dapat disedot ke Padang, lembaga pendidikan menjadi pilihannya, di samping sektor kesehatan. Padang memiliki peluang ekonomi yang besar di sektor tersebut. Apa yang menjadi pemikiran Dahlan Iskan itu, perlu menjadi inspirasi bagi segenap komponen di Sumbar, untuk membenahi dunia pendidikan. Ini harus dimulai dari sekarang, tukas Ketua Umum DPD Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) Sumbar. Mewujudkan Padang sebagai industri pendidikan, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ini bukan tanggung jawab pemerintah semata. Komitmen dan kesungguhan segenap pemangku kepentingan di sektor pendidikan ini, sangat dibutuhkan. Lantas, dari mana harus memulainya? Pembangunan sumber daya manusia dan lembaga pendidikan bermutu itu, harus dimulai dari pembenahan sekolah. Bagusnya mutu sekolah, outputnya adalah SDM berkualitas. Inilah kontribusi yang bisa disumbangkan komponen sekolah terhadap pembangunan Sumbar ke depan, ulas putra kelahiran Padang 30 Agustus 1957 silam. Cikal-bakal Ranah Minang ini menjadi kiblatnya pendidikan daerah bahkan negara tetangga, sudah dibuktikan sejarah. Tinggal lagi generasi yang hidup di era ini, menjaga nama besar daerah ini, kalau tidak bisa untuk melompat lebih tinggi lagi. Kita mesti berani mendobrak itu. SMAN 1 Padang sendiri, dari dulu hingga kini masih menjadi incaran para orangtua untuk menyekolahkan anaknya. Bahkan, ada kecenderungan dan kebanggaan bagi masyarakat Jambi dan Riau untuk menyekolahkan anaknya di SMAN I. Ini mengindikasikan pendidikan SMA di Padang potensial untuk menyedot uang dari provinsi tetangga, ulas alumni Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga ini. Irzal optimis masa depan dunia pendidikan Sumbar kembali bersinar mengulangi sejarah, jika mindset (pola pikir) pemerintah bersama masyarakatnya menempatkan pendidikan di urutan satu di tengah banyak pilihan yang harus dikerjakan. Mulailah dari sekolah, karena disinilah industri otak itu diproduksi. Setiap masyarakat berkepentingan terhadap masa depan sekolah, karena posisinya sebagai user (pengguna) sekolah.Oleh karena itu, maju atau tidaknya sekolah tersebut, menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Sumbar. Seolah-olah yang menjadi tanggung jawab terhadap kualitas sekolah itu hanya pihak sekolah dan pemerintah saja, sedangkan masyarakat yang notabene dari user sekolah, tidak. Akibatnya, seluruh persoalan pendidikan itu diserahkan masyarakat kepada pemerintah. Padahal, yang merasakan sekolah itu adalah kita semua, imbuh Irzal. Namun begitu, Irzal tidak menampik bahwa peran sentral itu tetap saja berada di tangan pemerintah. Kini kesadaran itu mulai muncul di tengah masyarakat, tinggal lagi posisi pemerintah memainkan perannya sebagai regulator, mediator dan eksekutor terhadap program-program pembangunan yang telah disepakati dengan stakeholders. Otokritik Di balik kisah sukses Sumbar sebagai industri otak di masa lalu, telah membuat negeri ini terlena. Laju peningkatan mutu pendidikan di kampung halaman Bung Hatta, sang Proklamator RI ini, berjalan lambat di saat daerah lain telah berlari kencang. Karena itu, E Irzal mengajak semua pihak di Sumbar jangan merasa hebat sendiri, sehingga lupa memperbaiki diri. Itu susahnya, orang awak suka merasa hebat. Akibatnya apa? Kita tidak tahu dengan kelemahan yang ada. Kita bukannya tidak ada melakukan pembenahan di dunia pendidikan, tapi daerah lainlah yang lebih cepat dalam berbenah. Kita semua punya moral obligasi terhadap masa depan pendidikan Sumbar itu, terlebih pada sejarah negeri ini, terang mantan Dirut Keuangan PT SP ini. Evaluasi sistem pendidikan di Sumbar sebuah keniscayaan, agar ada peningkatan setiap tahunnya. Persoalan dunia pendidikan itu tidak lain adalah rendahnya kualitas guru, minimnya fasilitas pendukung sekolah dan buruknya fisik gedung sekolah. Kalau masalah itu kita pecahkan bersama, dalam waktu dekat, bukan tidak mungkin Sumbar kembali menjadi industri otak, ujar Irzal. Sinergi pemerintah dan masyarakat, sangat ditunggu menyelesaikan persoalan pendidikan itu. Kualitas guru bisa digenjot manakala kesejahteraannya diperhatikan, wawasan dan pendidikannya ditingkatkan. Guru bukan saja sebagai pengajar, tapi pendidik yang mampu membentuk karakter generasi bangsa. Ibarat pepatah, guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Atau buah tak jatuh dari pohonnya. Pepatah itu kiranya masih relevan menggambarkan kualitas SDM bangsa saat ini. Makanya, terang Irzal, gurulah yang pertama harus disiapkan sebagaimana yang dilakukan Jepang pada saat Kota Hiroshima dan Nagasaki dibombardir 61 tahun silam. Pendidikan sekolah menengah atas, merupakan masa yang tepat untuk menentukan arah pendidikan masa depan anak. Masa SMA ini waktu yang rentan bagi anak didik. Saat inilah ia harus memilih jalan hidupnya. Karena itu, butuh guru yang tidak sekadar mentransformasikan ilmunya secara tekstual, guru lebih dari itu guru yang mampu membentuk SDM Sumbar yang berkarakter. Mereka (guru) yang profesionallah yang mampu menjawab itu, terang Irzal lagi. Peran Alumni Terkait dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah, peran alumni tidak bisa disepelekan. Mundurnya sebuah sekolah, boleh jadi menjadi dosa bagi alumni. Alumni yang peduli dengan kualitas pendidikan sekolahnya, tidak tega bila melihat sekolah tempat dirinya menuntut ilmu, hanya tinggal papan nama. Dalam momentum pemilihan pengurus KASMA nasional dan Sumbar, Irzal yang kebetulan jebolan SMA favorit Sumbar itu, mewacanakan pentingnya revitalisasi organisasi alumni sekolah apapun yang ada di Sumbar. Malu rasanya kalau lulusan sekolah kita banyak yang tidak lulus ujian nasional, misalnya. Dengan begitu, dituntut moral obligasi bagi alumni untuk membesarkan sekolah, kalau belum mampu berkontribusi untuk daerah, katanya. Peran alumni dan komite sekolah, dinilai Irzal strategis dalam meningkatkan kualitas sekolah masing-masing. Jika komite lebih fokus pada pembenahan intern bersama pihak sekolah, alumni lebih fleksibel lagi dalam mendorong kemajuan dunia pendidikan di daerah secara luas. Artinya, semua pihak memiliki peran masing-masing sesuai kompetensinya dalam membangun dunia pendidikan Sumbar ke depan. Potensi alumni itu sendiri sungguh besar. Mereka tersebar di berbagai lahan pekerjaan . Dengan begitu, mereka lebih paham apa yang menjadi kebutuhan dunia kerja. Informasi-informasi seperti itu bisa dikomunikasikan dengan sekolah dalam menjembatani standar kompetensi pada yuniornya kelak, terang Irzal. Irzal tidak sependapat bila peran alumni saat ini lebih mendorong pada praktik nepotisme, sebagaimana yang dipahami sebagian masyarakat. Menurutnya, alumni bukan berarti memuluskan yunior untuk bekerja di lahan pekerjaan tertentu. Tapi, berupaya memberikan informasi dan menciptakan kualitas lulusan yang dibutuhan dunia kerja tersebut. Ukurannya tetap profesional. Pihak sekolah yang mampu menjembatani kualitas lulusan sekolah dengan kebutuhan dunia kerja inilah yang biasanya mampu memenangi ketatnya persaingan di dunia kerja itu. Karena itu, segenap komponen sekolah saatnya memikirkan standar kompetensi lulusannya dengan kebutuhan dunia kerja, demikian kata suami Yuneva Yenni, rang Bukittinggi yang kini berprofesi sebagai dokter gigi di Jakarta ini. (nsr)
Gamawan Fauzi, Gubernur Sumbar: Tingkatkan Komitmen Bangun Daerah SMAN 1 sejak beberapa tahun terkhir ini sudah mencatat kemajuan yang menggembirakan. Sekolah ini juga sudah menghasilkan banyak orang sukses dari berbagai profesi. Sebagai alumni, saya dan yang lainnya bangga dengan prestasi itu. Tidak mudah memajukan sebuah sekolah menjadi baik, karena itu saya menyampaikan terima kasih buat para guru, siswa, orangtua dan alumni yang secara bersama sama bersinergi untuk kemajuan sekolah ini, termasuk para siswa. Sejarah mengajarkan bahwa banyak sekolah yang setelah sukses kemudian pelan-pelan mundur disebabkan tak mampu memelihara komitmen dan tradisinya yang baik dengan sebuah disiplin. Saya berharap itu tidak terjadi dengan SMAN 1, tapi justru meningkatkan menjadi yang terbaik di Sumatera, bahkan di Indonesia. Itu bisa terjadi dengan tekad bersama termasuk dukungan para alumni. Alumni diharapkan dapat membantu hal-hal yang berada di luar kemampuan sekolah secara struktural, seperti memfasilitasi, memotivasi dan melengkapi fasilitas yang dibutuhkan siswa dan sekolah. Peluang dan ancaman akan muncul bersamaan. Kesiapan sumber daya manusia yang berkualitas tidak dapat ditawar lagi. Untuk mewujudkan itu, pemerintah daerah membutuhkan potensi alumni semaksimal mungkin dan mensinergikan seluruh kekuatan masyarakat untuk untuk bersama membangun dunia pendidikan Sumbar berkualitas. Di titik inilah pemerintah daerah dapat bekerjasama dengan alumni untuk mempersiapkan diri memanfaatkan berbagai potensi itu. Cinta kampung halaman, bukan berarti harus pulang kampung. Cinta kampung halamana, adalah berapa besar sumbangan kita untuk kemajuan bangsa, tidak peduli di mana kita tinggal. (esg) Moyardi Men Kasim, Ketua Pelaksana: Optimalkan Peran Alumni Segudang prestasi yang ditorehkan SMAN I Padang, tidak terlepas dari peranan alumni sekolah yang kini tersebar di berbagai lahan pekerjaan di seantero Tanah Air. Di sekolah ini pula, lahir pengusaha sukses, politisi ulung, hingga pejabat negara selevel menteri. Nama besar sang tokoh itu, juga tidak lepas dari jasa yang diberikan sekolah kepada mereka. Setiap tahun, SMAN I Padang rata-rata mencetak 300 lulusannya. Ribuan lulusan telah dilahirkan dari rahim sekolah yang berdiri sejak tahun 1961 silam. Sungguh potensi besar bagi sekolah bersejarah di Padang ini, bila dihimpun dalam sebuah organisasi alumni yang lebih luas lagi. Karena itu pula, dalam Musyawarah Besar (Mubes) KASMA 1 Padang yang dihelat Sabtu (17/2) dan Minggu (18/2), selain memilih pengurus baru KASMA 1 Padang Sumbar, juga digelar pemilihan dewan pengurus nasional KASMA I Padang. Sekitar 300 alumni dari berbagai angkatan di seluruh penjuru Indonesia, ambil bagian dalam memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu sekolah dan pendidikan Sumbar ke depan, secara umum. Agar potensi alumni yang besar dan tersebar di seluruh daerah ini dapat dioptimalkan, perlu dibentuk pengurus nasiona. Diharapkan ada pemikiran besar lahir dalam temu alumni yang digelar di Padang selama dua hari ini. Masalah pendidikan dan ekonomi daerah, dua sektor yang akan dibahas dalam pergumulan pemikiran yang dikemas dalam bentuk seminar di Pangeran's Beach Hotel, Sabtu (17/2) mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Acara itu juga diisi dengan pameran foto, peluncuran logo, penyusunan AD/ART dan pemilihan pengurus KASMA nasional dan Sumbar serta hiburan. Harus diakui potensi alumni yang besar itu, belum dioptimal. Melalui temu alumni 2007 ini, harapan besar ditumpangkan kepada para alumni memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi kemajuan dunia pendidikan Sumbar ke depan, khususnya SMAN I Padang. Selain menyumbangkan intelektual kepada sekolah dan daerah, agenda taragak basuo bakal menghiasi temu alumni tersebut. Bernostalgia mengenang romantika masa remaja, wira-wiri, cipika cipiki, menjadi agenda yang ditunggu-tunggu para alumni. Suasana kehangatan itu diisi acara jalan santai, pical djana, lucky draw Minggu pagi. Malamnya, pelantikan pengurus baru KASMA di Gubernuran. Dari suara yang berkembang saat ini, sejumlah nama dijagokan sebagai calon ketua umum KASMA I Padang Sumbar. Di antaranya Irdamsyah (angkatan 77), Busharmaidi (angkatan 77), Mulyadi Chaidir (angakatan 75), Yul Akhyari Sastra (angkatan 88), Dedek Nuzul Putra (angkatan 75), Isman Djaja (angkatan 79), Frida Damayanti (angkatan 81), Lusi Bebasari (angkatan 77), Mudrika (angkatan 76), Hendra Irwan Rahim (angkatan 80). Sedangkan untuk calon ketua umum pengurus nasional, ketua IKASMA Sumbar Syahrial Syarief (angkatan 69), dijagokan untuk memimpin pengurus nasional. Kandindat lainnya adalah E. Irzal (angkatan 75), Andi Rozano (76), Azmin Aulia (77), Santos (85), Yul Akhiyari Sastra (88), Dicky Sarfin (85), Desmon Ismael (73), Aslim Saleh (70), Djaja Satria (68), Moyardi Men Kasim (75).(nsr) ____________________________________________________________________________________ Need Mail bonding? Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users. http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396546091 Hemat bandwith. Hapus pesan yang tidak perlu. Subscribe milis: [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe milis: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kasma1/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/kasma1/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/