Dear Rekan Semua

Berhubung Bulan Maret banyak hari kejepit oleh liburan nasional...

Pernahkan anda merasakan berdiri di Garis Katulistiwa satu kaki anda
di utara satu lagi di selatan?

Tahukah anda ada satu tempat di dunia ini dimana para masyarakatnya
begitu menghargai Wanita dan memberikan segalanya pada mereka dan anda
akan lebih terpana bila mengetahui majority all of them are Muslim.

If you plan to spend your vacation in Singapore or Malaysia but you
hate to go, Welcome to BukitTinggi and even better if you like
history.

Selamat datang di Padang (West Sumatra) your gate to get experience
the Minangkabau-ness hospitality...

Sawahlunto Belanda Kecil di Sumbar

Sawahlunto "Belanda Kecil" di Sumatera Barat Sawahlunto di Sumatera
Barat bukan lagi daerah penghasil tambang batubara terbesar di
Indonesia. Dahulu memang daerah penghasil batubara terbesar yang
dimulai tahun 1891. Areal penambangan ini ditemukan oleh seorang
geolog Belanda, William Hendrik De Greve pada tahun 1867 yang
diperkirakan depositnya 200 juta ton. Tambang terbuka saat ini sudah
menipis setelah ditambang 110 tahun. Yang ada penambangan dalam. da
100 bangunan peninggalan Belanda yang memiliki nilai sejarah. Demikian
pula bekas penambangan, stasiun kereta api, terowongan kereta api.
Memiliki nilai sejarah yang tinggi dan dijadikan objek wisata.

Dengan aset seperti itu, Kota Sawahlunto saat ini berbenah "Menjadi
Kota Wisata Tambang yang Berbudaya pada Tahun 2010". "Dengan aset
peninggalan itu, kita lebih menghayati arti kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia. Apalagi yang bekerja di tambang batubara waktu itu adalah
orang- orang hukuman (orang-orang rantai) dari pelbagai suku di
Indonesia. Sisa-sisa kebudayaan masih ada di sini. Sawahlunto
sepertinya itu Miniatur Indonesia," kata Wali Kota Sawahlunto Ir H
Amran Nur kepada pers beberapa waktu lalu. Beberapa bangunan kuno yang
sudah direnovasi antara lain Museum Kereta Api. Ternyata Ambarawa
bukan satu-satunya Museum Kereta Api di Indonesia. Stasiun Sawahlunto
juga menjadi Museum Kereta Api. Jalur KA dibangun oleh Belanda pada
tahun 1892 dari Sawahlunto menuju ke Pelabuhan Teluk Bayur (dahulu
bernama Emmahaven) Padang untuk mengangkut batubara. Orang-orang
Belanda yang pernah bekerja di Sawahlunto ataupun ahli warisnya sering
datang mengunjungi daerah it u.
Nostalgia. Para ahli waris ingin menapaktilasi cerita orangtua atau
kakek neneknya dahulu. Wisatawan mancanegara yang paling banyak datang
memang dari Belanda. Paket wisata memang banyak dijual ke Belanda.
Mereka tinggal beberapa hari di sana. Sayangnya hanya ada satu
penginapan yang tersedia, Wisma Ombilin. Sebagian tinggal di
rumah-rumah penduduk (home stay). "Dengan peninggalan seperti itu kita
ingin menciptakan Sawahlunto sebagai "Belanda Kecil" (Small
Nederland), kata Walikota H Amran Nur. Dahulu Belanda membangun Proyek
Tiga Serangkai, yakni Tambang Batubara Ombilin, jalur KA, dan
pelabuhan Teluk Bayur. Pembangunan jalur KA pertama dilakukan dari
Pulau Air (Padang) ke Padang Panjang (71 km) selesai 12 Juli 1891.
Dari Padang Panjang - Bukittinggi (19 km) selesai November 1891.
Padang Panjang - Solok ( 53 km) selesai Juli 1892. Solok - Muara
Kalaban (23 km) dan Padang - Teluk Bayur (7 km) selesai Oktober 1892.
Yang terakhir ialah Muara Kalaban ke Sawahlunto (2
km) yang harus menembus sebuah bukit dengan membuat terowongan
sepanjang 835 meter yang selesai Januari 1894. Terowongan ini
dikerjakan oleh orang hukuman (orang rantai). Karena angkutan batubara
menurun maka sejak 2002, jalur KA dan Stasiun KA Sawahlunto ini tidak
beroperasi dan dijadikan museum. Sayangnya, lokomotif pertama yang
waktu itu digunakan, saat ini berada di Museum KA Ambarawa. Sekarang,
jalur itu hanya untuk KA/lori wisata, yang beroperasi setiap Sabtu dan
Minggu atau pada hari libur lain. Jaraknya pergi pulang dari Stasiun
Sawahlunto ke Stasiun Muara Kalaban sepanjang 2 km melewati terowongan
(disebut Lubang Kalam), tarifnya Rp 3.000 per orang. Gudang Ransum
Bangunan bersejarah lainnya yang sudah direnovasi dan layak dikunjungi
ialah Gudang Ransum (Goedang Ransoem). Gudang Ransum merupakan dapur
umum yang dibangun tahun 1918 yang memiliki dua buah tungku
pembakaran. Tungku ini buatan Jerman tahun 1894 yang dibuat oleh
Rohrendampfkesselfa brik DR Patente No 13449 dan 42321. Peralatan
memasak lainnya juga masih bisa ditemui di tempat itu seperti periuk
raksasa untuk memasak beras. Dapur umum itu dahulu untuk memberi makan
para pekerja pertambangan. Tidak kurang dari 65 pikul setiap hari atau
setara 3.900 kg nasi. Selain untuk pekerja pertambangan juga untuk
memberi makan kepada pasien rumah sakit, keluarga pekerja tambang.
Sekitar 100 orang bekerja di dapur umum ini. Untuk mengenang dan
menghayati makna Museum Gudang Ransum, sebaiknya turis datang di pagi
hari sambil sarapan di tempat itu. Disarankan, sarapan makan bubur
kampiun yang terkenal di Sawahlunto. Bubur ini terdiri dari bubur
kacang ijo, bubur tepung beras, dan kue lopis yang disiram dengan gula
jawa yang telah dicairkan agak kental. Disantap ketika masih panas.
Atau bisa makan nasi dengan lauk khas Sawahlunto yakni dendeng batoko.
Masih ada bangunan-bangunan kuno di kota lama lain yang layak
dikunjungi sebagai
peninggalan sejarah. Sekolah Santa Lucia, Gedung Societet, Kompleks
Rumah Sakit Umum, Gereja Katolik, Rumah Fak Sin Kek, Gedung Komedi,
Gedung Bioskop, Rumah Demang, Rumah Adat Kuno dan Masjid Nurul Huda.
Bangunan ini dibangun pada awal tahun 1900an dan sampai sekarang masih
berfungsi. Selain gedung-gedung kuno tersebut, jangan dilewatkan pula
pusat kerajinan Silungkang. Yang terkenal selain kerajinan tangan
ialah kain tenun Silungkang. Yang bagus harganya jutaan rupiah dan
sudah terkenal sampai ke luar negeri. Sapu ijuk buatan Silungkang juga
terkenal kuat. Di Muara Kalaban saat ini sedang dibangun Waterboom.
Bisa untuk istirahat sejenak bagi yang ingin melanjutkan perjalanan
menuju Riau. Bagi yang ingin wisata ziarah, di Sawahlunto terdapat
makam pahlawan nasional Prof Mr H Muhammad Yamin. Ia lahir di kota
ini. Wisata Pertambangan Untuk menapaktilasi bekas areal pertambangan,
kunjungilah kawasan Kandih.
Areal ini dahulu dikeruk, diambil batubaranya. Untuk menjaga agar
lingkungannya tidak rusak, areal ini dijadikan arena pacuan kuda.
Sisa-sisa areal pertambangan yang masih utuh juga bisa dilihat di
sini, termasuk angkutan batubara dengan ban berjalan (conveyer belt).
Untuk tingkat lokal dan provinsi telah dilakukan uji coba. Bahkan
mampu menampung 40.000 orang penonton. Tanggal 17-18 September
dilakukan pacuan kuda nasional yang diikuti 10 provinsi dengan
pengunjung sekitar 100.000. Kelas areal pacuan kuda ini nomor dua
setelah Pulomas Jakarta. Di sekitarnya dibangun pula pembibitan sapi.
Direncanakan dibangun pula taman safari. Di areal bekas penambangan
ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Sawahlunto mengundang investor untuk
mengembangkan daerah wisata Kandih seluas 400 ha. Hak Guna Usaha (HGU)
akan diberikan gratis untuk waktu 25 tahun. "Semua perizinan yang
diperlukan dari Pemkot Sawahlunto akan diberikan secara cepat tanpa
dipungut biaya. Silakan dibuat hotel, resor atau untuk taman safari,"
kata Wali Kota. Di bekas penambangan itu terdapat Danau Kandih seluas
12 ha untuk wisata air. Danau itu adalah bekas galian yang
kedalamannya ada yang sampai 175 meter yang terbentuk pada 25 April
2003. Karena dinding penahan dari lubang tersebut tidak kuat maka air
Sungai Ombilin menjebol dinding tersebut dan terbentuklah Danau
Kandih. Air Sungai Ombilin mengisi lubang ini sampai 3 jam dan aliran
sungai ke bawahnya kering. "Sekarang sudah normal lagi. Tinggal kita
memanfaatkan untuk objek wisata dan perikanan," katanya. Selain itu,
diundang pula investor untuk mengembangkan PLTU Sijantang dari 2 x 100
MW menjadi 4 x 100 MW. Dana yang dibutuhkan US$ 200 juta yang saat ini
dalam pembicaraan antara PLN dengan pihak Australia. PLTU yang
menggunakan bahan bakar batu- bara ini akan memperluas interkoneksi di
Sumatera. [Pembaruan/Roso Setyono]

for additional information....

www.west-sumatra.com
www.mentawaiislands.com
www.newsikuaiisland.com

salam
Reza
0811193646


Hemat bandwith. Hapus pesan yang tidak perlu. Subscribe milis: [EMAIL 
PROTECTED] Unsubscribe milis: [EMAIL PROTECTED] 
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kasma1/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kasma1/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke