Bullshit, ini soal kriminal man, kekerasan, ..negara harus menuntutnya, 
menampar seseorang main hakim sendiri adalah kriminal,
apalagi sang pramugari berbaju dinas lagi, kemana dignity Lion Air, Indonesia 
kita terlalu toleran dgn Bp2 yg berkuasa,..dimana "rule of law..and 
enforcement: nya. Kalau disinyalir pelayanan LION Air tidak berkenan, tuntut 
LION Air, minta ganti rugi, dll,..kita ada Lembaga Konsumen, bisa disebarkanke 
mana2.Kalau KTP siap baru 20 hari, apa boleh menmpar pak Camat, ??kacau baliau 
lah awak ko.

Antalah sanak, makin lamo awak makin set back, mari kita bombardir Dept.Tenaga 
kerja dgn email ini. Mari kita cari alamat emailnya.
Protes kita menutut perobahan sikap yg berkuasa,/memagang kekuasaan terhadap 
rakyat jelata.
Wass. Muzirman
==========================


From: Wady Afriadi <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, August 28, 2008 9:49:01 PM
Subject: [Urangawak] Ondeh Mandeh, Pramugari nan Cantik Ditampar...


Diduga Stres, Pejabat Tampar Pramugari Lion Air

KOMPAS, Selasa, 26 Agustus 2008 | 22:16 WIB
BATAM, TRIBUN - Mungkin ini kasus pertama dalam sejarah penerbangan Indonesia. 
Seorang pejabat Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi tiba-tiba menampar 
pramugari pesawat Lion Air, sesaat setelah mendarat di Bandara Hang Nadim 
Batam, Selasa (26/8). 

Aksi itu membuat heboh di Terminal Kedatangan karena terlihat gaduh ketika 
puluhan orang dari rombongan Departemen Tenaga Kerja Pusat, harus beradu mulut 
dengan petugas kabin maskapai Lion Air. Pemicunya adalah satu orang dari 
rombongan telah berlaku kasar terhadap Aski (23), pramugari Lion Air yang 
mendarat pukul 13.30 WIB dari Jakarta.

Kapolsek Bandara Hang Nadim, AKP Firdaus, membenarkan adanya perbuatan tidak 
menyenangkan yang diadukan pramugari Lion Air bernama Aski. Korban mengaku pipi 
bagian kiri ditampar seorang penumpang. Hanya saja, kasus ini tidak secara 
resmi dilaporkan ke Polsek, karena berselang 15 menit pramugari harus bertugas 
lagi untuk penerbangan berikutnya.

"Pelaku tidak kita amankan, dan melalui kesepakatan dan jaminan ketua 
rombongan, pelaku dilepaskan karena insiden ini ditargetkan sebagai 
pembelajaran saja. Karena tidak ada laporan resmi, kita tidak proses secara 
hukum. Lain ceritanya, kalau korban secara resmi melaporkan kalau dirinya telah 
dipukul oleh seorang penumpang. Selain itu, diduga pelaku dari rombongan 
pejabat Departemen Tenaga Kerja ini agak stres," ujar AKP Firdaus, Selasa 
(26/8) di Bandara Hang Nadim.

Dijelaskan Firdaus, kronologi kejadian diperkirakan berawal dari rasa kesal 
pelaku dan rombongan lain, akibat keterlambatan hampir 2 jam dari jadwal 
sebenarnya. Ujung-ujungnya, selama penerbangan, pelaku bersikap seperti 
tertekan dimana dirinya diminta supaya di periksa kesehatannya.

Puncaknya, menurut Firdaus, ketika pesawat baru mendarat, lalu pelaku berdiri 
dan pramugari langsung menegur pelaku untuk duduk. Ketika penumpang 
satu-persatu turun, tiba-tiba pelaku yang hendak turun melayangkan tangannya ke 
Aski.

"Sontak, kejadian tersebut membuat gaduh, dan Aski tidak terima. Akhirnya 
bersama pilot korban langsung mengadukan ke kantor kita. Sejauh ini, baru itu 
versi yang kita dapat. Sedangkan, pelaku yang dalam keadaan tidak terkontrol 
jiwanya langsung diamankan oleh rombongan lain, menuju bus penjemputan yang 
telah menunggu,"tutur Firdaus.

Menurut Firdaus, rombongan berjumlah 40 orang pejabat dari berbagai kota ini 
datang ke Batam hendak melakukan kunjungan kerja dua hari. Rombongan juga akan 
kembali ke Jakarta menggunakan pesawat Lion pada Jumat (29/8) mendatang.

"Kalau pengakuan teman-teman pelaku dinyatakan pelaku mengalami tekanan mental 
dan agak stres. Maka sementara kita lepas dan memegang kata-kata stresnya. Kita 
akan minta ke ketua rombongan, agar pelaku dibuktikan apakah stres karena 
dibuat-buat atau stres sebenarnya. Ini penting, karena disaat pelaku pulang 
nanti, dipastikan tidak boleh naik pesawat lagi. Takut, pada kejadian sama 
terulang lagi," kata Firdaus.

Sementara itu, Herlan, Station Manager Lion Air Batam mengakui kalau awak kabin 
ada yang mengadu akibat aksi pemukulan seorang penumpang.

"Sifatnya baru pengaduan, tidak membuat laporan secara resmi. Secara jelas 
kronologisnya kita belum paham betul, karena korban harus kembali bekerja 
karena harus terbang lagi ke Jakarta. Kita akan memastikan kondisi fisik korban 
dulu, dan harus dilakukan visum. Kalau memang berakibat fatal, maka korban akan 
melanjutkan aduan tadi menjadi pelaporan. Semua memang tergantung korban 
juga,"ujar Herlan.

Pelayanan Buruk

Dari teman-teman pelaku yang berkumpul di depan Polsek Bandara, satu yang 
dianggap paling tua, mengungkapkan kejadian ini lebih dari buruknya pelayanan 
yang diberikan oleh pramugari Lion selama penerbangan berlangsung.

"Mulai dari terlambat 1,5 jam lebih hingga pelayanan di pesawat. Pramugari 
selama diatas pesawat mondar-mandir terus, sambil menjajalkan aneka barang. 
Seakan-akan dari pihak penerbangan tidak ada rasa bersalah atas kejadian 
sebelumnya. Untuk itu, kami minta agar manajemen Lion Air memperhatikan sikap 
pramugari yang kami anggap tidak layak melayani penumpang selama penerbangan, " 
ujar teman-teman pelaku.

Sekitar pukul 14.10 WIB, rombongan pejabat dari Jakarta ini meninggalkan 
Bandara Hang Nadim, beserta pelaku dan meninggalkan ketua rombongan di Polsek 
Bandara. Ketua rombongan harus membuat surat perjanjian yang disepakati dengan 
pihak Lion Air dan disaksikan oleh Polsek Bandara. (Dedi Suwadha)

 


      

Kirim email ke