Pada cerita  yang lalu (Bagian 1) dikisahkan bagaimana awal perkenalanku melalui sebuah chating dengan Bang Krisman Oppusungguh, yang kemudian satu bulan setelah itu, Sabtu,21 Juli 2005, pukul 23.00 wib, dilanjutkan dengan pertemuan di Wisma Asri beserta beberapa orang teman, yakni: Emil Pasaribu, Ucok Simorangkir, dan Feblio Ambarita.
 
Setelah bekenalan dan berjabatan tangan di ruang loby, secara beriringan kami bergegas menaiki anak tangga menuju kamar 208.
Tak lama kemudian kami tiba di depan pintu kamar.
Pintu dibuka, kemudian kami mengayunkan langkah kaki kami memasuki ruang kamar yang kelihatan agak lebar,segar, dan di dalamnya tersedia spring bed beralaskan spray warna ungu.
“Ayo silakan…anggap saja seperti kamar sendiri hehehheeh…”, seru Bang Krisman kepada kami.
Secara hampir bersamaan kami duduk di atas spring tersebut yang  terasa begitu empuk.
“Atau gimana, kita nginap disini aja, yah…biar kita bisa puas share dan cerita panjang lebar malam ini….”, Tanya bang krisman kepada kami
“Gampanglah itu bang…atur aja”, jawabku enteng.
“Atau, perlu kita sewa satu kamar lagi..?”, tanya bang krisman lagi.
“Ga usalah bang…disini aja kita rame-rame”, jawabku.
“Okelah, kalo begitu..sekarang mari kita duduk membentuk lingkaran dan mengambil kartu heheheheh” ujarnya sambil cengar-cengir, ” ga ah…bercandanya aku…” sambungnya.
Kemudian kami buka pokok pembicaraan mulai dari hal yang ringan-ringan terlebih dulu, yakni tentang serial film-film animasi dan cerita komik.
Awalnya kami sedikit terkejut, “Lah, abang seumuran kayak bang krisman ini bisa nyambung juga membicarakan tokoh-tokoh animasi dan cerita komik?”, tanya kami kepadanya.
“Iya, aku dulu sampai sekarang suka baca, alias kutu buku…mulai dari komik sampai buku-buku yang berat aku baca”, jawab abang yang mengidolakan Tiger Wong sebagai tokoh idola komiknya itu penuh semangat.
“Dulu tokoh idola komik ku adalah Tiger Wong, selain ganteng, aku suka tendangan penghancur karangnya dan ilmu sembilan mataharinya”, kenangnya.
Karena tokoh komik yang disebut itu juga aku tahu maka obrolan pun menjadi nyambung,” Kalo aku suka si Gold Dragonnya, bang…ga kalah gantenglah dari Tiger Wong, tapi jurus Cakar Peremuk Tulang dan Baju Besi Emas Level VII-nya itu lho, keren habis bang” tuturku dengan tak kalah semangatnya.
 
Kemudian si Ucok pun ikut nimbrung,” Kalo dulu aku suka komik Tapak Sakti bang…aku suka si Sembilan Benua…”serunya dengan mata berbinar-binar,
Tak mau kalah si Emil juga menjagokan tokoh idolanya dari komik Tapak Sakti,” Kalo aku suka si Devilito-nya…koyol habis hehehehe..”, ujarnya sambil cengengesan.
 
Kemudian aku layangkan pandang ku kepada diri  si Feblio yang wawasannya tentang dunia perkomikkan emang agak  kurang, aku perhatiin dia hanya bisa bengong saja sambil sekali-kali ngupil.
 
Waktu terus berlanjut bahan pembicaraan dan tanya jawab pun terus silih berganti, mulai dari pengalaman study Bang Krisman dari masa SMP ampe dia Kuliah ke Jepang, pengalamannya di dunia kerja yang sudah beberapa kali gonta-ganti pekerjaan yang sampe hari ini  akhirnya dia bekerja di Roam Ware, dan pengalaman hidup yang dia alami.
Seolah-olah ingin memecahkan suasana yang sudah terbawa kepada pembicaraan yang agak serius, tiba-tiba Bang Krisman berkata “Wah, jadi serius kali kutengok kalian mendengar ceritaku hehheheh. Jangan serius kalilah…..Bagaimana kalo kita ngomongin cewe dulu? Kira-kira udah ada cewe kalian?”
“Ah, kayaknya kalo ngomongin cewe enaknya sambil makan-minum nih, bang hehehehe”, ujar si Emil enteng.
“Oooo, gitu yah..Okelah kita makan minum di luar aja, yah…?”,tanya Bang Krisman sambil menatap kepada kami satu persatu, “mau, ga?”, lanjutnya.
“Okelah bang…”, jawab si Ucok.
 
Kemudian kami beranjak keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga menuju pintu keluar.
 
Di luar, terasa agak terang dengan bulan dan bintang bertaburan di angaksa malam.
Udara terasa begitu dingin menusuk ketulang-tulang waktu itu.
“Ih, dingin kali, ya..”, kata si Feblio yang sambil berjalan kelihatan sudah melipat erat kedua tangannya ke atas dada.
“Iya,euy..dingin sekaleee”, jawab ku yang juga ikut melipat kedua tanganku .
 
Setelah berjalan kurang lebih 5 menit, akhirnya kami tiba di pinggir jalan raya, kemudian kami bersamaan menyebrang untuk menghampiri taxi yang kebetalan ada yang lagi ngetem.
Proses tawar-menawar antara Bang Krisman dan si Supir taxi terjadi hingga diperoleh kata kesepakatan, Bang Krisman berkata kepada kami,” Udah yuk, semua naik aja…cukupkan berempat di belakang? Biar aku di depan aja…”
”Oke, bang”, jawab kami serentak.
 
Di dalam taxi, kami terus ngobrol panjang lebar.
Tiba-tiba si Ucok bertanya kepada Bang Krisman,”Bang, kira-kira sekarang umur abang sudah berapa?”
“33 tahun. Kenapa?”, tnya Bang Krisman kembali.
“Ga papa, bang. Cum kelihatan masih mudah kali, yah?,kata si Ucok.
“Yaa, boleh donk”, jawab Bang Krisman enteng.
Mendengar jawab seperti itu serentak kami ketawa kecil di kusri belakang.
 
Tak berapa saat, di jalan Trunojoyo, tepatnya di depan pintu Classic Rock Café, akhirnya taxi berhenti.
Kami keluar dari taxi.
Setelah itu sebentar kami menunggu Bang Krisman yang singgah ke warung untuk membeli rokok. Kemudian dia kembali, dan mengajak kami bersama-sama masuk ke dalam Classic Rock Café.
Di dalam Café udara terasa sesak dengan asap rokok  kelihatan mengepul dimana-mana dan suasana terdengar begitu riuh dengan suara musik Rock dengan tembang lawas lantunan The Rolling Stones yang berjudul " Rock And A Hard Place" coba dibawakan oleh pemain band di dalam Café.
Beberapa peserta yang hadir kelihatan jingkrak-jingkrak, mengikuti alur musik, dan lirik lagu: 
...................
Stuck between a rock
And a hard place
Between a rock and a hard place
This talk of freedom
And human rights
.....................
Kemudian kami mengambil posisi duduk agak kedepan, sambil asyik mendengar lantunan lagu-lagu The Rolling Stones, kami menikmati minuman dan beberapa makanan ringan yang dipesan.
 
Setelah kira-kira 45 menit, kami beranjak dari Café tersebut, tuk kembali ke Wisma Asri, di jalan Merak.
Waktu kira-kira sudah menunjukkan pukul 1.30 wib saat itu.
 
Setibanya di Wisma kami langsung bergegas menuju kamar 208.
Begitu, masuk ke dalam kami langsung berebut mengambil posisi paling nyaman untuk menggeletakkan badan di atas spring bed.
 
“Bah, kok langsung bergelimpangan nih? Ayo kita ngobrol-ngobrol lagi lah ”,seru Bang Krisman kepada kami.
Setelah mengambil posisi duduk sekedarnya, kami mulai ngobrol-ngobrol lagi.
 
Kali ini topic yang kami bicarakan adalah seputar keberadaan organisasi KBMSB, website KBMSB, Perpustakaan KBMSB, Kota Siantar, dan membahas beberapa wacana yang ada di milis KBMSB.
Setelah itu, kami putar haluan, membicarakan soal beberapa teknologi, baik manufaktur, telekomunikasi, internet, dan lain sebagainya.
Tiba-tiba si Ucok bertanya yang aku rasa pertanyaan yang sangat menarik,”Kira-kira kalo menurut Bang Krisman, teknologi apa yang bakalan bisa berkembang dan perlu difokuskan untuk dikembangkan di Indonesia”
Kemudian Bang Krisman menjawab,”Sorry, yah…kalo soal teknologi untuk bangsa kita ini aku agak pesimis, kayaknya bakalan sulit dikembangkan apalagi fokus, soalnya mental kita itu konsumtif….jadi, kita hanya bakal menjadi pasar dari teknologi itu saja”.
Kemudian dia mulai membandingkan Indonesia dengan Negara-negara Asia lainya, seperti: Cina dan India yang sudah lebih dahulu melaju.
 
Obrolan terus berlanjut hingga sekitar pukul 03.30 wib, kelihatan sekali kami sudah pada mulai lelah dan mengantuk.
“Okelah, kulihat kalian sudah pada ngantuk semua nih. Tidurlah kita, yah…”, kata Bang Krisman.
“Iyalah bang, tidur dulu lah kita, nanti kita lanjutkan lagi”, jawab ku.
Kemudian kami berlima tidur bergelimpangan dalam satu kamar dengan bunga-bunga mimpi yang beraneka ragam.
 
Sekitar pukul 07.00 wib, kami semua sudah bangun, dan langsung menonton film kartun animasi di televisi.
“Kalian mau sarapan apa, nih?”, tanya Bang Krisman.
“Atur ajalah bang”, jawab ku.
“Okelah kalo begitu”,kemudian Bang Krisman memesan sarapan.
Tak beberapa saat, sarapan tiba di dalam kamar, dan langsung kami santap lahap.
Sehabis sarapan, kami ngobrol sebentar.
 
Akhirnya, sekitar pukul 09.00 wib kami permisi kembali untuk pulang.
Bang Krisman mengahantarkan kami ke pintu luar.
Peripisaahan pun diakhiri dengan jabatan erat dan senyum ceria di wajah kami masin-masing.
“Mungkin dua minggu lagi saya ke Bandung mau jumpai calon kakak mu hehehe..Nanti kita jumpa lagi lah, yah”, seru Bang Krisman.
“Oke, Bang. Sering-sering aja kita ngumpul begini. Asyik, lho Bang”, jawab ku.
“Okelah kalo begitu, Tapi nanti kalian jangan lupa ke Gereja, yah…di masa muda kalian ini kalian harus ingat Tuhan ,lho”, seru Bang Krisman mengingatkan.
“Beres Bang…!!”, jawab kami serentak.
 
Kemudian kami berjalan meninggalkan wisma Asri untuk kembali ke kos kami masing-masing.
 
=SEKIAN=
 
Bobby Formula


Start your day with Yahoo! - make it your home page

_____________________________________________________________

Keluarga Besar Mahasiswa Siantar-Bandung (KBMSB)
kbmsb@yahoogroups.com
http://groups.yahoo.com/group/KBMSB
http://www.mail-archive.com/kbmsb@yahoogroups.com

Disclaimer : Isi tanggung jawab pembaca !




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke