Kasih itu seperti hujan, HANYA
 
bisa turun, tapi tidak pernah bisa naik. JANGAN mengharap
 
balasan setiap apa yg kita beri, itulah sifat dasar
 
kasih. 
 

 
Akan lebih baik bila kita
 
melakukan apa yg Bryan lakukan. Do now. Karena itulah kasih
 
Tuhan kepada kita, dan tugas kita adalah membagi kasih itu
 
ke setiap orang yg kita jumpai dengan apa saja (dengan sikap
 
menerimanya itu sudah perbuatan kasih).. 
 

 

 
GBU 
 

  
Subject: Inspiring
 
Stories - Chain of Kindness 


 

 
Rantai
 
Kebaikan 
 
Pada suatu hari
 
seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia
 
sedang berdiri
 
kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria
 
itu dapat melihat
 
bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan.
 
Maka pria itu
 
menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan
 
keluar menghampirinya.
 
Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria
 
itu mendekati sang
nyonya. 
 

  Meskipun pria itu
 
tersenyum, wanita itu masih ketakutan.. Tak
 
ada seorangpun
 
berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria
 
ini akan melukainya?
 
Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin
 
dan kelaparan.
  Sang pria dapat
 
melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri
 
di sana kedinginan. Ia
 
mengetahui bagaimana perasaan wanita itu.
 
Ketakutan itu membuat sang
 
nyonya tambah kedinginan.

 
Kata pria itu,
 
"Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke
 
dalam mobil saja supaya anda merasa hangat!
 
Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson."
 

  Wah, sebenarnya
 
ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita
 
lanjut seperti dia,
 
kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah
 
bagian sedan, mencari
 
tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak
 
itu beberapa kali
jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat
 
mengganti
ban itu. Namun
 
akibatnya ia jadi kotor dan tangannya
 
terluka. 

 

 
Ketika pria itu
 
mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu
 
menurunkan kaca mobilnya dan
 
mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan
 
kepada pria itu bahwa ia
berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di
 
jalan ini. Ia sangat
berutang budi atas pertolongan pria itu.
  
Bryan hanya tersenyum
 
ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang
 
nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar
 
sebagai ungkapan terima kasihnya.
 
Berapapun jumlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita
 
kaya itu. Ia sudah
membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin
 
terjadi
seandainya pria
 
itu tak menolongnya. 
  

 
Bryan tak pernah
 
berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang
 
lain tanpa pamrih...
 
Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan
 
Tuhan mengetahui bahwa
 
banyak orang telah menolong dirinya pada waktu
 
yang lalu. Ia biasa
menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak
 
pernah ia berbuat hal
sebaliknya. 
  Pria itu
 
mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia
 
ingin membalas
kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat
 
seseorang yang memerlukan
bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang
 
dibutuhkan kepada orang itu,dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada
 
saya." 
 

  Bryan menunggu sampai
 
wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu.
 
Hari itu dingin dan
membuat orang depresi, namun pria itu merasa
 
nyaman ketika ia pulang
 
ke rumah, menembus kegelapan senja.
 

 

 

 

 
Beberapa
kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah
 
kafe kecil. Ia turun
dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil,
 
dan menghangatkan
badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak
 
agak kotor. Di luar
kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua..
 
Pemandangan
di sekitar tempat
itu sangat asing baginya.
   

 
Sang pelayan
mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih
 
untuk mengelap rambut
wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum
 
manis meskipun ia tak
dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri
 
sepanjang hari. Sang nyonya
melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil
 
hampir delapan bulan,namun pelayan itu tak membiarkan keadaan
 
dirinya mempengaruhi
sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran.
 
Wanita lanjut itu heran
bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini
 
dapat memberikan suatu
pelayanan yang baik kepada orang asing seperti
 
dirinya.  

 
Dan wanita
lanjut itu ingat kepada Bryan .
 

 
Setelah wanita
 
itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan
 
uang kertas $ 100.
Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi
uang kembalian kepada
wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang
 
sekali wanita itu sudah
pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita
itu.
 

 
Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja
itu. 
   

 
Ada butiran air mata
ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis
 
wanita itu: "Engkau
tidak berutang apa-apa kepada saya. Saya juga
pernah ditolong orang.Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal
 
yang sama seperti yang
saya lakukan. Jika engkau ingin membalas
 
kebaikan saya, inilah yang
harus engkau lakukan: 'Jangan biarkan rantai kasih
 
ini berhenti
padamu.'" 
 

 
Di bawah lap itu
terdapat empat lembar uang kertas $ 100
lagi.  

 

 
Wah, masih ada
meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang
 
harus diisi, dan
orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu
memutuskan 

 
untuk
melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke
 
rumah dan setelah
semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan
 
tentang
uang itu dan apa
yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana
 
wanita baik hati itu
tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan
suaminya 
  butuhkan? Dengan
kelahiran bayinya bulan depan, sangat
 
sulit mendapatkan uang
yang cukup. 
 
 
 

 
Ia tahu betapa
 
suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika suaminya sudah
 
tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu
memberikan ciuman lembut dan
 
berbisik lembut dan pelan, "Segalanya akan beres.Aku mengasihimu,
 
Bryan Anderson!" 
 
 

 
Ada pepatah lama
 
yang berkata, "Berilah maka engkau diberi." Hari
 
ini saya mengirimkan
 
kisah menyentuh ini dan saya harapkan
 
anda meneruskannya.Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus kisah
 
ini, jangan biarkan saja! Kirimkan kepada teman-teman anda!
 
Teman baik itu seperti
bintang-bintang di
 
langit. Anda tidak selalu dapat
 
melihatnya, namun anda tahu mereka selalu ada. Tuhan memberkati
anda! 
 



 
(Kisah ini
 
diterjemahkan oleh Hadi Kristadi untuk 
 
http://pentas- kesaksian. blogspot. com 
 

 
<http://pentas- kesaksian. ...blogspot. com/>
 
. Mohon anda jangan hapus 
 

 
keterangan anda
 
ketika anda memforwardnya atau mempostingnya
 
di website/blog anda. 


 Terima kasih. 



Chandra Juniando Limbong

http://chandra-limbong.blogspot.com
http://portal-gengsi.blogspot.com



      Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

Kirim email ke