Tulisan manis dari salah seorang senior dikampus, yang kini menjadi sahabat pena. Cukup menggugah, semoga bermanfaat bagi kita semua.
SUARA dari SOPOSURUNG oleh: Joly Sitanggang Awal bulan Januari, pukul sembilan pagi. Ketika sedang menyaksikan daftar nama Alumni Asrama Yasop yang telah berkarya di banyak tempat, ada sebuah rasa yang terbit di relung sanubari. Yaitu harapan akan masa depan yang gilang gemilang sebuah generasi baru di Bonapasogit. Masih terkesima oleh sejarah 17 tahun sejak bumi Soposurung melahirkan generasi demi generasi, seorang anak muda yang berkarya sebagai Pamong Asrama yang juga berstatus sebagai Alumni (Paryasop) bertatap muka dengan seorang ibu, ibu yang menjadi orang tua salah satu siswa di Asrama. Sang ibu melangkah dengan tanpa alas kaki menjejak lantai selasar kantor kepala asrama. Pada pagi itu, mentari seolah enggan menerangi langit Soposurung. Cakrawala mendung di tapal batas turut menyertai langkah demi langkah sang ibu saat memasuki ruangan kantor. Keriput kulit yang terlihat menua oleh panas matahari serta garis-garis tegas di wajah memberi simpulan pertanda tubuh telah menua yang tidak sepadan dengan besaran usia. Hal ini telah cukup membuat suasana pagi menjadi begitu sendu dan sunyi. Piagam-piagam yang berbaris di sisi dinding kantor menjadi saksi akan sebuah peristiwa yang tak mudah untuk dilupakan ini. Setidaknya bagi si anak muda, di hatinya telah tergores sebuah ingatan akan peristiwa sebuah pagi yang tak akan lekang oleh waktu. Berlinang air mata, wajah yang perlahan tertunduk haru, sang ibu memaksa hati dan pikirannya untuk berkata tulus dan jujur. Sebuah kejujuran atas kerasnya hidup menempa kehidupan keluarga si ibu. Kejujuran akan keterbatasan yang lebih merupakan ketidakberdayaan dalam menghadapi tantangan jaman yang semakin kejam menindas orang-orang kecil. Kemiskinan menjadi satu kata paling tulus dan jujur pagi itu. Biaya Operasional Pendidikan (BOP) Asrama yang dibebankan sebesar tujuh ratus ribu rupiah untuk setiap anak perbulannya sebagai kontribusi partisipasi orang tua, menjadi beban yang sungguh teramat berat bagi keluarga kecil seperti keluarga si ibu. Hanya hati yang dapat menyentuh hati, dan air mata disambut dengan air mata. Tak pernah terpikirkan menjadi orang yang harus mengutip beban berat ini dari kantong si ibu yang memang lapuk tertinggal oleh jaman. Sepenuh mohon sang ibu menyampaikan impian terbesarnya. Ketika semangat juang anak untuk menempuh pendidikan ditambah kecintaan sang anak kepada almamaternya, jangan sampai berhenti di tengah jalan. Tidak ada orang tua yang tega menyaksikan anaknya sendiri patah arang, patah semangat hanya karena masalah klasik negeri ini, kemiskinan. Tidak peduli badai kemiskinan yang menghalau bahtera keluarga, anak tetap harus bersekolah. Setinggi-tingginya. Tugas anak adalah belajar dan belajar. Dan biarlah ibu yang membanting tulang sebagai buruh perkebunan, mengasah tungkai tangan sebagai pembantu di dapur-dapur itu. Dan ayah yang harus bekerja dan berjaga siang malam di sebuah lembaga pemasyarakatan, itu sungguh harga yang terlalu kecil untuk dibayar demi masa depan kalian anak-anakku. Itu belum seberapa anakku, dibanding harapanku yang sangat besar untuk masa depanmu. Kiranya demikian perkataan si ibu menanamkan ketegaran dalam sanubari sang anak yang sudah mulai mengukur kemampuan orang tuanya dan menunjukkan gejala keputusasaan. Dalam sunyi, naluri keibuan sang ibu seperti mampu menerobos hati anaknya, dan disana terdapat keprihatinan yang sungguh mendalam atas nasib keluarga namun di sisi lain cita-cita melanjutkan pendidikan di Asrama Soposurung yang terlanjur dicintainya sedang mendapat cobaan berat. Ketika waktu ijin bermalam (IB) dari asrama telah usai, sang ibu memeluk erat si anak sebelum melangkah dari rumah kayu yang sudah tua. Janganlah kamu khawatir anakku, Yang Maha Kuasa akan menunjukkan jalan kepada kita. Tidak semua orang memiliki tekad baja, dan hendaknya kau memiliki tekad baja dalam hidupmu. Janganlah kau surut oleh kerasnya kehidupan ini menempa kita, akan tetapi jadikanlah ini sebagai kekuatanmu, api semangat yang selalu berkobar di dalam hatimu. Itu saja anakku, ibumu sudah sangat bahagia bila kau mampu membuktikan itu. Berangkatlah. Ibu akan melunaskan semua biaya asramamu. Dan berbuatlah yang terbaik disana. Inilah tekad baja yang menjadi keistimewaan para ibu di tanah Batak. Kerap hanya bermodalkan tekad baja anak-anak Bonapasogit mampu berdiri tegak bertarung melawan pahit getir hidup. Kejujuran sang ibu pagi ini, sedu tangis berlinang air mata ibu pagi ini, seolah mendapat jawaban dari Sang Khalik. Ada orang-orang baik berhati mulia untuk membantu meringankan beban ibu. Percayalah ibu. Masih ada orang-orang baik di dunia kita yang kejam ini. Dan orang-orang baik itu adalah kakak dan abang anak ibu. Alumni dari asrama kita ini. Sudah, tak perlu kiranya ibu larut dalam kesedihan. Bukankah ibu yang berkata hidup harus tetap berjalan, dan hidup harus diperjuangkan? Ibu harus lebih kuat lagi menasehati dan menanamkan semangat juang pantang menyerah kepada anak ibu. Itulah rangkaian kata per kata yang sanggup diungkapkan oleh si anak muda. Ia juga tak pernah terpikirkan darimana ia bisa berkata demikian. Sama halnya ketika dalam hati kecil ia tersadar bahwa ia harus segera mencari orang-orang baik itu. Setelah pagi berlalu ia harus menelepon kesana sini, menyampaikan pesan kemanusiaan ini kepada orang-orang baik yang pernah dikenalnya, Alumni Asrama Yasop. Sejak pagi itu, para Pamong yang bertugas mengutip biaya BOP kerap memperhatikan setiap orang tua yang datang langsung setiap bulannya. Beberapa dari antara orang tua ini, tak sampai hati menawar biaya yang tergolong berat itu. Kebanggaan mereka akan eksistensi dan kecintaan anaknya terhadap Soposurung telah cukup terbayarkan atas perih keringat membanting tulang. Dan kerap juga rasa malu yang harus ditahankan ketika harus mengadu janji kepada tetangga atau sanak saudara yang turut memberi bantuan. Inilah sekeping teka teki permasalahan negeri kita. Dengan segala keterbatasannya sehingga biaya pendidikan kerap menjadi identik dengan mahal. Keluarga-keluarga kecil yang tidak mampu menjadi kaum yang paling merasakan derita jaman ini. Semestinya kita Alumni Asrama Yasop mampu melakukan sesuatu. Untuk mereka yang terlupakan oleh waktu. Untuk mereka yang tak mampu mengikuti arus jaman. Untuk saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air. Mari berharap, bahwa masih ada orang-orang baik di kehidupan dunia yang singkat ini. horas amang, horas inang.. =========================== Fajar disisi tao toba saya ini generasi tua, termasuk usia yang kian menua, tubuh yang tertatih dan renta sebentar lagi, hanya sebentar lagi menyatu bersama sang waktu, tidak banyak waktu tersisa putaran waktu sudah menjelang pukul enam, senja perlahan tiba... kalian ini generasi bangsa, generasi muda, termasuk usia kalian terbilang muda, sebentar lagi cahaya kalian akan berpendar merekah bersinar indah seriring waktu masih ada waktu dari sekian banyak peluang dari cahaya bintang gilang gemilang masa depan untuk kalian Raihlah bintang di langit, pesan pendiri bangsa ini! kekuatan kalian adalah "kesatuan" dan "brotherhood"... the spirit of family and make sure no one left behind! sesuatu yang langka dan jarang di negeri yang sedang terkotak-kotak ini pada jaman yang individualistik ini dimana kolektifitas sekedar bahan tertawaan negeri besar yang didirikan orang-orang besar ini sedang porak poranda kegagalan kalian adalah kegagalan jaman men make history... pelajari kalimat itu dengan baik! siapa saya itu sudah kalian ketahui mengapa saya semestinya hati kalian sudah betul-betul memahami bagaimana saya itu yang belum kalian pelajari dengan cerdas dan bijak saya melihat kalian belum selesai dengan pertanyaan mengapa beberapa diantara kalian masih gagap soal menjawab mengapa ini namun saya punya keyakinan yang besar sekali kalian pecahkan misteri mengapa itu maka bagaimana seharusnya bukan menjadi persoalan karena kalian adalah anak-anak jaman mengapa kalian harus bersatu dalam kesatuan yang luar biasa? jawablah... maka saya akan berlalu dengan seuntai mawar mengenangkan satu senyum terakhir.. Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com