He akua ia.

Meneruskan cerita Pak Wilmar, saya teruskan kisah Captain Cook yang sontak
menjadi dewa di Hawai’i. Dari kejauhan, bermula dari titik di horizon,
‘Resolution’ yang dikomandani Captain Cook dan ‘Discovery’ yang dikomandani
Captain Clerke menjadi titik hitam yang makin membesar, hingga akhirnya
berlabuh di Waimea, Kaua’i. 20 Januari 1778. Disambut secara meriah oleh
rakyat Hawai’i, diiringi puluhan kano, dan para wanita menyanyikan lagu-lagu
pujian tanpa kesalahan. Para awak kapal menikmati hidangan aneka rupa, dan
tentunya … ritual sex. Sebelum dilanjutkan, mumpung ingat, mohon Pak Eko
menceritakan sedikit buku “The History of Sexuality”-nya Foucault, merci
sebelumnya.



Tetua tertinggi Hawaii, Kaneoneo, membutuhkan waktu 4 hari untuk memahami
dan melakukan kontak dengan Captain Cook, itupun setelah melalui beberapa
insiden. Selaku pemegang ‘adat tabu’, sungguh sulit bagi Kaneoneo untuk
memilih penafsiran terhadap orang asing ini: menerima dengan penghargaan
tinggi atau memusuhi, dan masing-masing memiliki resiko; hal ini selanjutnya
disebut oleh Sahlins sebagai ‘the structure of conjuncture’. Namun resepsi
masyarakat sudah sedemikian rupa, yang didasarkan pada ‘kosmografi’ tentang
adanya ‘dewa asing’ yang suatu waktu akan datang kepada mereka. Kosmografi
adalah pemaknaan kontekstual manusia terhadap ‘tanda-tanda alam’ (signs),
sehingga melalui signs maka ‘sign’ifikansinya rakyat berseru “he akua ia” (a
god he: he is a god). Subyek ‘Cook as god’ merupakan bagian spatiotemporal
dari logika perbincangan terstruktur (diachronic) masyarakat.



Walaupun keyakinan ini terguyahkan kemudiannya, karena rakyat melihat ’kok
dewa doyan sex, teler, dll, maka the god must be crazy’; hal ini merupakan
resiko dari penafsiran tanda-tanda. Namun de’sign’isasi dalam bentuk
‘interest and sense’ (the sign) terhadap orang asing masih sangat tinggi di
Hawaii. Sehingga kemudian terdapat beberapa raja lokal yang menggunakan nama
Barat, seperti Billy Kalaimoku dan John Adams Kuakini, dst. Hal ini
mengingatkan saya pada suatu kajian (sudah lupa) tentang Nommensens yang
berhasil me-westernisasi tano Batak; termasuk efek PRRI mengakibatkan banyak
orang Minang bernama Jawa, dst.



Jadi, Pak Eko, kesaktian itu ada pada orang asing. Termasuk alumni luar
negeri lebih hebat dari alumni lokal (kekecualian untuk alumni Multiversitas
Referensi). Termasuk juga dukun dari luar kampung lebih hebat dari dukun
kampung sendiri. Apakah begitu?



Saya kutip dialog Plato kepada Cratylus: ”Well, but do you not see,
Cratylus, that he who follows names in the search after things, and analyzes
their meaning, is in great danger of being deceived?”



Salam,

-ekadj

2009/12/31 ffekadj <4ek...@gmail.com>

>
>
> Lha iya tho mas, kalau si Foucault belum bisa membantu menemukan ibukota
> baru, ya tak tanya Captain Cook dong, ini karena deliquency in knowledge
> saja. Intinya, referensi Dr.ref keluaran multiversitas harus lebih hebat
> dari Dr. keluaran universitas apalagi institut. Begitukan Dr.ref EkoBK?
> Hebatnya Dr.ref dari Multiversitas Referensi bisa down-grade, bila
> argumentasinya makin lama makin tidak ilmiah, bisa kembali ke level S2
> (selevel DEA).
>
> Jadi begini bacaan sampai sejauh ini: internal diachrony dari Sahlins
> merupakan dorongan dari dalam, bersifat perspektif dan performatif. Sign
> (tanda) direifikasi, kemudian diabstraksi, kemudian diwujudkan secara
> kongkrit. Namun kalau tanda belum diberi makna, maka bila digunakan akan
> menghadapi resiko. Ini yang disebut dengan structure of conjuncture.
> Meanings are ultimately submitted to subjective risks, to the extent that
> people, as they are socially enabled, cease to be the slaves of their
> concepts and become the masters. The question in whether you can make words
> mean so many different things. The question is which is to be master -
> that's all. Jadi kalau Pak Eko menangkap tanda dan melihat ada melihat
> binatang seperti singa, dan mengaum seperti singa, maka Pak Eko dapat
> mengatakan bahwa binatang itu 'singa'.
>
> Jadi sama dengan apresiasinya Pak BTS: saya tinggal di Palangkaraya selama
> 6 bulan, saya lihat sepi, saya lihat listrik byar-pet, saya lihat susah
> menguburkan orang, maka kalau itu dijadikan ibukota negara, ih nggak deh.
> Itu karena Pak BTS melihat resiko dari tanda-tanda, atau tanda-tanda yang
> ada belum cukup untuk menjadi the master of meanings. Sehingga perlu
> dibangun structure of conjuncture, dalam arti pilihan lokasi, dan hal ini
> ditangkap oleh Wilmar 'Captain Cook' Salim sebagai kriteria lokasi. Nah,
> mungkin lokasinya bergeser lebih ke timur, dan dijanjikan dalam 3 tahun (wah
> hebat ini, walaupun dulu saya pernah menjanjikan dalam 1 
> malam<http://groups.yahoo.com/group/referensi/message/3368>)
> untuk membangun tanda-tanda sehingga socially enabled disebut sebagai
> 'ibukota negara'.
>
> Sama dengan Pak Eko 'Foucault' BK menanyakan tanda-tanda: 'lokasi ibu kota
> yg koordinatnya berada di tengah2 sebuah negara itu kira2 apa maksudnya ya?
> lha kalau koordinatnya ada di tengah laut?' Maka saya membantu menjawab
> sebagai "negara maritim<http://groups.yahoo.com/group/referensi/message/441>',
> karena sudah menangkap the master of meanings, internal diachrony, asbabun
> nuzul-nya Pak Risfan.
>
> Jadi sementara demikian pak, cerita tentang si Sahlins. Salam.
>
> -ekadj
>
>
> --- In refere...@yahoogroups.com, Eko B K <ekobu...@...> wrote:
> >
> > Kayaknya Uda Eka sedang ngebut baca nih, dari Foucault ke Sahlins, hebat
> juga Foucault yg berat itu sudah selesai dibaca, pdhal baru week end
> kemarin... cerita2 dong ttg Sahlins nya... selamat membaca! :)
> >
> > salam.
> >
> > --- On Thu, 12/31/09, ffekadj 4ek...@... wrote:
> >
> > From: ffekadj 4ek...@...
>
> > Subject: [referensi] Re: Hawaii
> > To: refere...@yahoogroups.com
> > Date: Thursday, December 31, 2009, 3:07 AM
> >
>  > Aloha Pak Wilmar. Wilujeng sumping di Bandung, nu aya di lingkung
> >
> > gunung, jantung hate Parahiyangan.
> >
> >
> >
> > Karena sudah cerita the divine kingdom of Hawaii, sebentar, saya mau
> >
> > baca "Islands of History"-nya Sahlins dulu. Ada kata kunci penting untuk
> >
> > analisis ibukota anda: 'structure of the conjuncture' : the structure has
> >
> > an internal diachrony, consisting in the changing relations between
> >
> > general categories or a 'cultural life of the elementary forms'. Siapa
> >
> > tahu bisa menambah kriteria anda. Salam.
> >
> >
> >
> > -ekadj
> >
> >
> >
> > --- In refere...@yahoogrou ps.com, "wilmarsalim" wilmar@ wrote:
> >
> > >
> >
> > > Pak Eka ysh,
> >
> > >
> >
> > > Saya sudah selesai dari Hawaii pak, sekarang sudah kembali di Bandung.
> >
> > > Ttg Uli, saya sempat jadi asisten penelitiannya sebentar sebelum
> >
> > beliau ke Indonesia untuk menerbitkan buku tersebut.
> >
> > >
> >
> > > Ttg Hawaii, proses penetapan ibukotanya di zaman kerajaan mungkin
> >
> > menarik dicermati. Raja Kamehameha I asalnya dari pulau Hawaii (Big
> >
> > Island) di Selatan yang paling besar. Sewaktu dia memerintah pulau
> >
> > tersebut pusat pemerintahannya terletak di Kona, di bagian Barat. Ketika
> >
> > dia bisa menaklukan pulau Maui yang lebih kecil yang terletak di sebelah
> >
> > Utara dia memindahkan pusat pemerintahannya dari Kona di pulau Hawaii ke
> >
> > Lahaina di pulau Maui dan membangun istana di sana. Lahaina menjadi kota
> >
> > pelabuhan ikan penting bagi para pemburu ikan Paus. Sesudah itu dia
> >
> > terus melakukan penaklukan ke pulau Oahu yang terletak di Utara pulau
> >
> > Maui. Di Oahu dia dan pasukan kanonya mendarat di Waikiki, yang kemudian
> >
> > dia jadikan sebagai basis. Setelah menaklukan Oahu diapun berencana
> >
> > memindahkan pusat pemerintahannya ke Honolulu yang berdekatan dengan
> >
> > Waikiki, yang baru terwujud setelah dia wafat. Sebenarnya dia mencoba
> >
> > juga untuk menaklukan pulau yang paling Utara, Kauai, yang lebih kecil
> >
> > lagi, tapi tidak berhasil. Akhirnya kerajaan Kauai dibiarkan hidup, tapi
> >
> > berada di bawah perlindungannya. Andaikan Kauai juga ditaklukkan,
> >
> > mungkin saja dia pindahkan juga ibukotanya ke Kauai.
> >
> > >
> >
> > > Banyak hal yang bisa diinterpretasikan dari proses tersebut. Salah
> >
> > satunya, pulau Hawaii adalah pulau yang masih aktif gunung apinya,
> >
> > karena yang paling muda. Sementara semakin ke Utara gugusan kepulauan
> >
> > Hawaii usianya semakin tua, di mana Kauai adalah yang tertua dengan
> >
> > gunung api purbanya. Bisa saja faktor keselamatan kerajaannya yang
> >
> > mendasari perpindahan ibukota dari Kona ke Lahaina lalu ke Honolulu,
> >
> > untuk menghindari bencana vulkanik.
> >
> > >
> >
> > > Semoga bermanfaat,
> >
> > >
> >
> > > Wilmar
> >
> > >
> >
> > > --- In refere...@yahoogrou ps.com, "ffekadj" 4ekadj@ wrote:
> >
> > > >
> >
> > > >
> >
> > > > Sebagai tambahan Pak Wilmar, bila anda masih di Hawaii, bisa
> >
> > komunikasi
> >
> > > > dengan Uli Kozok
> >
> > <http://groups. yahoo.com/ group/referensi/ message/3432>
> >
> > > > yang sudah meneliti Kerinci dan Yogya. Salam.
> >
> > > >
> >
> > > > -ekadj
>

Kirim email ke