Sanak Kozok, Riri, Roni, Ridha dan peminat sejarah lainnya yth.
Terima kasih untuk unjukan referensi yang diberikan. Mudah-mudahan Kozok juga 
sudah memperoleh data di perpustakaan, dan analisisnya tentu diharapkan. 
Menurut Ridha, kiprah Adityawarman di Bali dapat dilihat pada:


Darta, A.A. Gde, A.A. Gde Geriya, A.A. Gde Alit Geria, (1996), Babad Arya 
Tabanan dan Ratu Tabanan, Denpasar: Upada Sastra. 
Casparis, J. G. de., (1992), Kerajaan Malayu dan Adityawarman, Seminar Sejarah 
Malayu Kuno, Jambi, 7-8 Desember 1992. Jambi: Pemerintah Daerah Tingkat I Jambi 
bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jambi, 
hlm. 235-256.

Namun selain itu saya pernah melihat tayangan di tivi beberapa tahun yang lalu 
tentang eksplorasi sejarah Adityawarman di dalam serat-serat lontar yang masih 
tersimpan.
 
Memang kesalahan ketik tentang tahun itu, dan sudah dibetulkan. Bila Pabali 
1343, berarti Sumpah Pemuda diucapkan 1342. Yang menarik adalah konsolidasi 
kekuatan militer Majapahit sejak Tribhuwanatunggadewi (1328) yang berarti juga 
masuknya Gajah Mada dalam elit penentu kebijakan Majapahit (1342-1328=14 
tahun). Bila mengandalkan resources sendiri rasanya mustahil, apalagi dalam 
waktu sesingkat itu selain membangun kredibilitas juga harus membangun kekuatan 
maritim berikut teknologinya. Dengan kata lain untuk meniatkan dan mewujudkan 
Sumpah Palapa, Gajah Mada telah mendapatkan sokongan dari eksternal Majapahit.
 
Sementara demikian dulu.
 
Wassalam,
-datuk endang
 

--- On Fri, 4/2/10, Uli Kozok <ko...@hawaii.edu> wrote:









 1. Saya kehilangan referensi tentang kembalinya Adityawarman ke Melayu pada 
tahun 1347. Dalam referensi itu juga dari tambo disebutkan kalau Adityawarman 
menggantikan posisi kakeknya (Akarendrawarman?) menjadi raja Melayu di 
Dharmasraya. 


Yang dimaksud Tribuwanaraja Mauliwarmadewa. 


 





Posisi sebelumnya di Majapahit sebagai wreddhamantri menunjukkan Adityawarman 
telah cukup senior pada masa itu. Pada penyerangan Bali (Pabali, 1242?) sebagai 
misi pertama Sumpah Palapa, Adityawarman bertindak sebagai panglima perang 
Majapahit. Saya dengar serat-serat di Bali menceritakan banyak mengenai hal ini.


Nanti saya juga akan menulis tentang Adityawarman menjadi panglima di Bali. Ini 
berdasarkan penelitian C.C. Berg, dan kebetulan sore ini saya mau ke 
perpustakaan mencari makalah Berg itu. Masalahnya Berg tidak selalu bisa 
diandalkan. 


Misalnya kita bisa baca di Sejarah Nasional Indonesia (terjemahan dari bahasa 
Indonesia - aslinya kebetulan tidak ada pada saya)



>From the many inscriptions in the Minangkabau area it is known that in the 
>middle of the fourteenth century a king ruled in Kanakamedini (gold island) 
>with the name of Adityawarman, son of Adwayawarman. This name was already 
>known from the Mañjuśri inscription from Candi Jago of 1341. it is mentioned 
>in this inscription that he accompanied Gajah Mada in subduing Bali. (Marwati 
>Djoened Poesponegoro and Nugroho Notosusanto 2008:107-08)


Dalam prasasti Manjusri itu tidak ada apa-apa yang menyangkut keteribatan 
Adityawarman dalam Pabali (ekspedisi ke Bali). Dan hal itu juga mustahil: 
Pabali dilaksanakan 1343!!
 





 
2. Sekitar 1351 (sekitar 3-4 tahun setelahnya) Adityawarman memindahkan 
pemerintahan dari Dharmasraya ke Saruaso, dan memulai sistem baru di 
Minangkabau. Di dalam tambo disebutkan kedatangan Adityawarman tidak dalam 
rombongan besar, dan setelah itu ada pertentangan di antara kaum dua datuk 
(Perpatih dan Ketemanggungan) mengenai penempatan sosial pendatang baru ini. 
Saya akan kirim terpisah tulisan tentang ini ke Kozok. Bagi saya sendiri adalah 
menarik ihwal pemindahan pusat kekuasaan ini. Pola ini sangat mirip dengan cara 
Raden Wijaya membangun (memindahkan) dinasti baru dari Kutaraja Singhasari ke 
Trowulan.


Sebelumnya sudah ada Akarendrawarman di Tanah Datar jadi bukan Adityawarman 
yang memindahkan ibukota ke Saruaso. Saya tertarik untuk membaca aslinya Tambo 
yang Bapak sebut. Diterbitkan di mana?


Salam,


U Kozok
 


      

Kirim email ke