Press Release Aksi Hari Bumi
“Bumi dan Air: Milik Siapa?”
Omah Kendeng, Sukolilo, 26 April 2010

Bumi dan air pegunungan Kendeng Utara terlah menghidupi ribuan warga. Puluhan 
mata air telah digunakan oleh warga untuk mencukupi kebutuhan air 
bagi15.873,900 ha sawah.di Kecamatan Sukolilo dan 9 603,232 ha di Kecamatan 
Kayen. Selain itu air dari Pegunungan Kendeng juga diamnfaatkan oleh dan 91 688 
jiwa warga di kecamatan Sukolilo dan 73 051 jiwa di Kecamatan Kayen. Pengalaman 
warga JM-PPK menyatakan bahwa terdapat banyak sumber mata air di tiap dusun di 
sepanjang Pegunungan Kendeng, antara lain di Desa Sukolilo (19 mata air), Desa 
Gadudero (3 mata air), Desa Tompe Gunung (21 mata air), Desa Kayen (4 mata 
air), Desa Kedumulyo (1 mata air), Desa Mlawat (1 mata air), Desa Baleadi (3 
mata air), dan Desa Sumbersuko (24 mata air) dengan rata-rata sumber air 
memiliki debit aliran dari 1 liter/detik hingga 178,90 liter/detik. Air dari 
pegunungan kendeng yang merupakan aliran dalam tanah Pegunungan kapur (kars) 
menjadi harta berharga untuk dipertahankan.
    Sedangkan tanah pegunungan Kendeng Utara juga tak telah mencukupi kehidupan 
warga Pati Selatan dengan suburnya lahan pertanian. Dari data Gabungan Kelompok 
Tani (Gapoktan) Sukolilo telah memberikan pekerjaan bagi ribuan warga Kecamatan 
Sukolilo dengan total pemasukan pada musim tanam 2009/2010 sebesar Rp. Rp. 
167.882.650.000,- (seratus enam puluh tujuh milyar delapan ratus delapan puluh 
dua juta enam ratus lima puluh ribu rupiah). Selain itu rata-rata tiap hektar 
tanah pertanian di wilayah ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 146 orang 
untuk tiap musim tanam.
    Bumi dan air yang telah menghidupi ribuan warga ini saat ini terancam 
dengan ketidakjelasan peruntukan kawasan Pegunungan Kendeng Utara ini dalam 
Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2009-2029 Provinsi Jawa Tengah. Di 
satu sisi raperda tersebut memasukkan kawasan kars pegunungan kendeng utara 
sebagai area lindung dan konservasi, pasal 63, sedangkan di sisi yang lain 
raperda tersebut menyebutkan bahwa kawasan kars Pegunungan Kendeng Utara masuk 
dalam kawasan industri dan pertambangan yaitu pada pasal 82.
    Kami selaku warga yang selama ini hidup dari bumi dan air pegunungan 
kendeng utara, dengan kegiatan peringatan Hari Bumi ini menyatakan:
1.    Menuntut pembatalan rencana Pegunungan Kendeng Utara menjadi kawasan 
pertambangan dan Industri.
2.    Menuntut perubahan Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2009-2029 
menjadi lebih aspiratif.
3.    Menuntut semua pihak untuk melindungi bumi dan air di Kawasan Pegunungan 
Kendeng Utara dari para perusak lingkungan.


Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng     
JM-PPK


--- On Sun, 4/25/10, mokh sobirin <sobi...@yahoo.com> wrote:

From: mokh sobirin <sobi...@yahoo.com>
Subject: Press Release aksi Hari Bumi "Bumi dan Air: milik siapa?" Jaringan 
Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK)
To: "kompas jateng" <kompasjat...@kompas.com>
Date: Sunday, April 25, 2010, 9:14 AM

Salam,
Dalam rangka memperingati hari Bumi, maka JM-PPK akan mengadakan kegiatan 
bersih sungai, pementasan kesenian tradisional dan diskusi pada tanggal 26 
April 2010 yang akan diadakan di Omah Kendeng, Sukolilo. Berikut ini kami 
sampaikan press release kegiatan tersebut.
Salam,
Sobirin.




      


      

Kirim email ke