Hana,
Ente nurunin postingan maulid yang dianggap bid'ah dan haram karena gak ade contoh Rasul saw dan dalilnye, sedangkan menjawab tentang khutbah jum'at ente pake logika, padahal kan khutbah jum'at itu rangkaian dari ibadah sholat jum'at, dalam postingan ente tentang maulid dikatakan " ..... Karena ini merupakan ibadah, sementara ibadah itu sama sekali tidak boleh dilakukan sesuatu yang baru dalam agama Allah yang tidak berasal darinya, maka perayaan hari kelahiran ini bid'ah dan haram.".....berarti ente gak konsisten ame pendapetnye, disatu sisi mengharamin maulid dan disatu sisi ngebolehin khutbah jum'at pake bahasa masing-2, padahal kedua-duanya gak ade dalil.
 
Maulid itu bukan ibadah yang diperintahkan secara khusus (seperti sholat, haji, puasa, dan lainnye) yang ade dalil khususnye, makanye yang gak ngerjain maulid gak berdose.
 
Manusia dan jin diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT, dalam hal ini secara umum bahwa segale kegiatan kite kudu' diniatin ibadah kepada Allah SWT, nah kalo kite berbuat yang gak ade contoh dari Rasul saw tapi perbuatan kite itu gak keluar dari ajaran Islam, bukankah itu masuk kategori ibadah ? apakah itu termasuk bid'ah ?
 
Makanye ane suka sedih kalo ngebaca tulisan muslim yang men-sesatkan muslim lainnya, padahal die bertuhan yang same dan ber-nabi yang same juge, cuman beda amalan ibadah tambahannye aje, kenape mesti di-sesat-sesatkan ? kalo gak pengen maulid ya gak usah orang yang maulid diharamkan, kalo gak suke ame maulid ya jangan orang yang maulid dilarang-larang, biarin deh orang menambah amalan ibadahnye, yang penting gak keluar dari pokok ajaran Islam.
 
salam maulid
Dul
 
suhana032003 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
masalah khutbah jum'at dah pernah dibahas, khutbah jumat diadakan
untuk dakwah dan menginformasikan ttg semua yg menyangkut dengan
perkembangan masyarakat islam sekitar(negara, politik, sosial,
ekonomi, dsbnya). sekarang secara logika, andai khutbah jumat
disampaikan dengan bahasa Arab pada masyarakat yg mayoritas tdk
mengerti bahasa arab, lalu apa gunanya ada khutbah??? hmm..pertanyaan
mengada2 spt ini sering kali ada.
Mengenai Maulid Nabi, hanya dikhawatirkan banyaknya umat muslim yg
akhirnya mengagungkan Nabi Muhammad melebihi Allah. hati manusia itu
lemah dan mudah terbulak balik,jadi hendaknya kita selalu menjaga
hati dari hal2 yg memungkinkan hati jadi terbalik:)

salam:)
hana





--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Abdullah Al Batawi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> gimane ame khutbah jum'at pake bahasa masing-2, ape ade dalil Rasul
saw yang merintah supaye khutbah jum'at pake bahasa masing-2 ?
padahal kan khutbah jum'at bagian dari sholat jum'at, kan ade
perintah kalo sholat kudu' ngikutin care Rasul saw ? kalo gak ade
dalil berarti mengade-ade, artinye kite selame ini ngerjain bid'ah ?
>   
>   maka-nye guru ane bilang jangan mengharam-in kalo gak diharamin
ame Allah SWT dan Rasul-Nye (koq same ye ame pendapetnye Bang
Ridwan..kebetulan kali ye..)
>
>   salam maulid juge..
>   Dul
> suhana hana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>     Perayaan Hari Kelahiran Nabi [Maulid Nabi]
>
> Oleh
> Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
>
> Pertanyaan
> Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin : Apa hukum perayaan hari
kelahiran Nabi?
>
> Jawaban
> Pertama: Malam kelahiran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
tidak diketahui secara pasti, tapi sebagian ulama kontemporer
memastikan bahwa itu pada malam kesembilan Rabi'ul Awal, bukan malam
kedua belasnya. Kalau demikian, perayaan pada malam kedua belas tidak
benar menurut sejarah.
>
> Kedua: Dipandang dari segi syari'at, perayaan itu tidak ada
asalnya. Seandainya itu termasuk syari'at Allah, tentu Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melakukannya dan telah
menyampaikan kepada umatnya, dan seandainya beliau melakukannya dan
menyampaikannya, tentulah syari'at ini akan terpelihara, karena Allah
Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman,
>
> "Artinya : Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya" [Al-Hijr : 9].
>
> Karena tidak demikian, maka diketahui bahwa perayaan itu bukan dari
agama Allah, dan jika bukan dari agama Allah, maka tidak boleh kita
beribadah dengannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mendekatkan
diri kepadaNya dengan itu. Untuk beribadah dan mendekatkan diri
kepada Allah, Allah telah menetapkan cara tertentu untuk mencapainya,
yaitu yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
bagaimana mungkin kita, sebagai hamba biasa, mesti membuat cara
sendiri yang berasal dari diri kita untuk mengantarkan kita
mencapainya? Sungguh perbuatan ini merupakan kejahatan terhadap hak
Allah Subhanahu wa Ta'ala karena kita melaksanakan sesuatu dalam
agamaNya yang tidak berasal dariNya, lain dari itu, perbuatan ini
berarti mendustakan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
>
> "Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan
telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu" [Al-Ma'idah : 3]
>
> Kami katakan: Perayaan ini, jika memang termasuk kesempurnaan
agama, mestinya telah ada semenjak sebelum wafatnya Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan jika tidak termasuk kesempurnaan
agama, maka tidak mungkin termasuk agama, karena Allah Subhanahu wa
Ta'ala telah berfirman,.
>
> "Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu."
[Al-Ma'idah :3]
>
> Orang yang mengklaim bahwa ini termasuk kesempurnaan agama dan
diadakan setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
maka ucapannya mengandung pendustaan terhadap ayat yang mulia tadi.
Tidak diragukan lagi, bahwa orang-orang yang menyelenggarakan
perayaan hari kelahiran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
hanyalah hendak mengagungkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
dan menunjukkan kecintaan terhadap beliau serta membangkitkan
semangat yang ada pada mereka. Semua ini termasuk ibadah, mencintai
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga merupakan ibadah,
bahkan tidak sempurna keimanan seseorang sehingga menjadikan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam lebih dicintai daripada
dirinya sendiri, anaknya, orang tuanya dan manusia lainnya.
>
> Mengagungkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga termasuk
ibadah. Demikian juga kecenderungan terhadap Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam termasuk bagian dari agama karena mengandung kecenderungan
terhadap syari'atnya. Jadi, perayaan hari kelahiran Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
mengagungkan RasulNya merupakan ibadah. Karena ini merupakan ibadah,
sementara ibadah itu sama sekali tidak boleh dilakukan sesuatu yang
baru dalam agama Allah yang tidak berasal darinya, maka perayaan hari
kelahiran ini bid'ah dan haram.
>
> Kemudian dari itu, kami juga mendengar, bahwa dalam perayaan ini
terdapat kemungkaran-kemungkaran besar yang tidak diakui syari'at,
naluri dan akal, di mana para pelakunya mendendangkan qasidah-qasidah
yang mengandung ghuluw (berlebih-lebihan) dalam mengagungkan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sampai-sampai memposisikan
beliau lebih utama daripada Allah. Na'udzu billah. Di antaranya pula,
kami mendengar dari kebodohan para pelakunya, ketika dibacakan kisah
kelahiran beliau, lalu bacaannya itu sampai pada kalimat 'wulida al-
musthafa' mereka semuanya berdiri dengan satu kaki, mereka berujar
bahwa ruh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam hadir di situ maka
kami berdiri untuk memuliakannya. Sungguh ini suatu kebodohan.
Kemudian dari itu, berdirinya mereka itu tidak termasuk adab, karena
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri tidak menyukai orang
berdiri untuknya. Para sahabat beliau merupakan orang-orang yang
paling mencintai dan memuliakan beliau, tidak per-nah
>  berdiri untuk beliau, karena mereka tahu bahwa beliau tidak
menyukainya, padahal saat itu beliau masih hidup. Bagaimana bisa kini
khayalan-khalayan mereka seperti itu?
>
> [Majalah Al-Mujahid, edisi 22, Syaikh Ibnu Utsaimin]
>
>
> [Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-
Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-
Fatwa Terkini-2, Darul Haq]
>
>    
> ---------------------------------
>   Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it
free.
>
> Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala
kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan,
salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu
kepada yang membutuhkan.
> Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah
Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap,
beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta
petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.
>
>
>    
> ---------------------------------
>   YAHOO! GROUPS LINKS
>
>    
>     Visit your group "keluarga-islam" on the web.
>    
>     To unsubscribe from this group, send an email to:
>  [EMAIL PROTECTED]
>    
>     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
Service.
>
>    
> ---------------------------------
>  
>
>
>  
>
> Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com
>





Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.




YAHOO! GROUPS LINKS




Reply via email to