Title: Fatwa Taliban


Senin, 12 Desember 2005
Hidayatullah.com--Pejuang Taliban mengeluarkan sebuah keputusan yang menyerukan pembunuhan terhadap Presiden Afghanistan Hamid Karzai karena dianggap telah menampung “kafir-kafir” Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Fatwa itu dibuat dalam 12 halaman dalam brosur berbahasa Pashtun yang didistribusikan di Afghanistan selatan. Dekrit itu juga mengulangi imbauan jihad terhadap 'orang-orang kafir' dan antek-antek mereka.

“Harus diingat bahwa tidak ada perbedaan antara orang-orang kafir dan agen-agen mereka dan jihad terhadap mereka menjadi kewajiban,” kata fatwa itu.

Sebagaimana dikutip Reuters, dokumen itu ditulis oleh tiga pakar Muslim Taliban dan disyahkan satu dewan sekitar 100 orang, kata seorang jurubicara Taliban.

“Jihad terhadap semua budak AS dan Inggris termasuk Hamid Karzai menjadi kewajiban dan mereka harus dibunuh,” katanya.
Amerika merampas kekuasaan Taliban pada akhir tahun 2001. Alasan Amerika menyerang negeri ini hanya karena dianggap menolak menyerahkan Usama bin Ladien.

Sejak saat itu, para gerilyawan Taliban kemudian melakukan perlawanan terhadap pemerintah Karzai yang didukung AS, dan pasukan AS hingga kini.

Lebih dari 1.100 orang tewas dalam aksi kekerasan tahun ini belum termasuk tentara AS. Kini, AS memimpin sekitar 20.000 tentara untuk memburu para pejuang mujahidin.

Pasukan Inggris adalah bagian dari pasukan perdamaian pimpinan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) berkekuatan 10.000 personil yang sebagian besar berpangkalan di wilayah tengah, utara dan timur negara itu.

Karzai, yang berusaha membujuk pejuang Taliban menghentikan aksi perlawanan mereka dan kembali bergabung dengan masyarakat, lolos dari paling tidak dua usaha pembunuhan terhadapnya.

Hamid Karzai dikenal sebagai 'boneka' kepercayaan Amerika di Afghanistan. Sebelum dipilih AS sebagai presiden, Karzai merupakan konsultan perusahaan minyak milik AS, Unocal. Taklah mengherankan ketika perjanjian Internasional pertama yang dibuat Pemerintah Afganistan yang baru, Hamid Karzai langsung memberikan izin pemasangan pipa kepada Unocal, hanya lima hari setelah ia menjabat presiden. (rtr/ap/cha)



Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke