Huttaqi Wrote Apakah seperti dinegara Arab, Mekkah, medinah, Perkosaan disana sering terjadi,
Kaum Homo ada dimana2, Pelecehan seksual pun terjadi mulai dari
level rumah tangga dst... That's real
< Pak Hutaqqi, terlepas
dari masih adanya pelecehan seksual atau perkosaan dinegara Arab walaupun memakai baju kerudung/Jilbab,
Sebagai muslimah diwajibkan memakai Jilbab, karena itu adalah perintah
dari Allah SWT. Memang syetan selalu menggoda umat manusia
untuk berbuat demikian, dan memakai
Jilbab itu salah satunya untuk
menggurangi terjadinya hal2
diatas. Wass. -----Original Message----- PORNO ??? Seandainya saya menulis
"Burung" apakah ini Porno? Seandainya saya menulis
"Susu" apakah ini Prono? Seandainya saya menulis
"Ciuman" apakah ini Porno ? Seandainya saya menulis
"Telanjang" apakah ini Porno ? Seandainya saya menulis "
Hasrat yang menggebu-nggebu" apakah ini Porno? Seandainya saya menulis
"ML" apakah ini Porno? Seandainya saya menulis
"Perkosaan" apakah ini Porno? The Word doesn't Mean, But People
Mean.... Kata-kata, kalimat, simbol, lambang,
pada dasarnya tidak ada artinya...sampai manusia itu memaknainya... Dan makna yang dipahami oleh tiap2
manusia adalah tergantung kepada "The Picture in Our head" kata Water
Lippman, "tergantung gambaran yang ada di kepala kita" itu apa... "The Picture in Our head"
tergantung kepada "Frame of Reference" kita dan juga tergantung
kepada "Field of Experience"....Inilah yang membentuk Persepsi di
dalam diri tiap-tiap manusia... Kata-kata, kalimat, simbol maupun
lambang, tidaklah berdiri sendiri di dalam pemaknaan, kalau mengacu kepada
Saussure, makna sangat dipengaruhi oleh struktur kata or kalimatnya, kalau
mengacu kepada Pierce, makna itu dipengaruhi oleh icon, symbol dan indeks yang
menyertainya.. Sederhanakan, makna yang dipahami
oleh masing-masing orang tergantung kepada banyak faktor, termasuk konteks
dimana kata, atau kalimat atau simbol itu digunakan. "Telanjang" sebagai kata,
akan bermakna tertentu ketika dipakai dalam kalimat "Petani itu
bertelanjang dada sambil mengayunkan cangkulnya".... "Burung" sebagai kata,
akan bermakna tertentu ketika dipakai dalam kalimat "flu burung sudah
menyebar ke seluruh dunia"... Tidak berbeda ketika penetapan
sesuatu itu termasuk Porno ataukah tidak, benar2 itu akan sangat tergantung
kepada persepsi manusianya masing2..tergantung kepada "Picture in Our
Head" tergantung kepada "gambaran apa yang ada dikepala masing2 diri
kita" "Wanita yang memakai baju
dengan bahu terbuka", bisa dipahami Porno ketika "Gambaran yang
ada dikepala kita" disertai dengan konteks "sesuatu yang menimbulkan
birahi, merangsang nafsu"....Tetapi "wanita yang memakai baju dengan
bahu terbuka", menjadi tidak berdampak apa-apa, alias biasa ketika
"Gambaran yang ada dikepala kita" tidak dalam konteks " sesuatu
itu menimbulkan rangsangan nafsu seksual" pada diri kita... Kalau memang sebuah kata, sebuah
kalimat, sebuah icon, sebuah simbol, lambang dan apapun istilahnya itu tidak
bermakna dan barulah manusia itu yang memberikan makna, tergantung konteksnya,
tergantung "Frame of Reference"nya tergantung kepada "Field of
Experience"nya atau tergantung kepada "Picture in Our head" atau
tergantung kepada "Gambaran yang ada dibenak kita" atau tergantung
konteksnya, lalu masalah sebenarnya adalah dari mana "Picture in Our
head" itu timbulnya ?? Ketika yang muncul konteksnya adalah
urusan yang mambangkitkan syahwat, darimanakah timbul dan bangkitnya syahwat
ini? Apakah yang membangkitkan adalah
berasal dari luar diri? ataukah yang menimbulkan hasrat
bangkitnya syahwat ini adalah dari dalam diri? Mayoritas orang menganggap, menduga,
berkeyakinan bahwa munculnya "gambaran" itu adalah berasal dari
reaksi akibat sesuatu yang ada diluar diri. Jadi misalnya, lihat foto telanjang
di majalah, maka muncullah nafsu syahwatnya, lihat tulisan yang mengarah ke
arah seksual, maka munculllah nafsu syahwatnya... Seolah-olah menjadi benar ketika hal
itu terjadi... Tetapi benarkah demikian ? Kalau memang sebab pengaruh luar itu
yang menimbulkan dampak munculnya nafsu syahwat, lalu mengapakah itu tidak
terjadi ketika seseorang sedang sibuk bekerja, sedang sibuk beribadah, sedang
sibuk urusan lain yang menyebabkan meskipun mereka melihat sosok lawan jenis
yang telanjangpun, tidak akan berpengaruh terhadap dirinya? Dari sinilah jika kita terus masuk
ke dalam diri, maka kita akan tahu,"Gambaran dalam kepala kita" ini
sebenarnya yang memicu yang mana...apakah sumber yang berasal dari luar,
ataukah sumber yang berasal dari dalam..... " Hati seseorang yang dipenuhi dengan
gambaran2 negatif, dengan dorongan2 hawa nafsu, ini yang akan mewadahi
gambaran2 konteks yang negatif tersebut. dan ini yang memunculkan
"gambaran yang ada dikepala kita" Seandainya Hati dipenuhi lintasan
negatif, dipenuhi dorongan hawa nafsu, syahwat, maka kira2 meski bertemu tidak
dengan penampilan lawan jenis yang memakai baju terbukapun, dia akan bisa
berpikiran dan membayangkan orang yang memakai baju tertutup sebagai sebuah
obyek yang juga bisa menimbulkan hawa nafsu....so... Masalahnya, bukan pada aturan yang
ada diluarnya, melainkan masalahnya adalah pada hati diri kita masing2 ini... Apakah seperti dinegara Arab,
Mekkah, medinah, Perkosaan disana sering terjadi,
Kaum Homo ada dimana2, Pelecehan seksual pun terjadi mulai dari level rumah
tangga dst... That's real So...mengapa tidak mulai menjaga
hati kita, membersihkan hati kita dari pikiran2
yang porno ? Apapun yang ada disekitar kita, apapun yang ada diluar diri kita, godaan apapun seberat apapun, jika
hati kita terjaga, adakah yang akan berpengaruh ? Tidak menjadi masalah banyaknya bom
dipasang oleh teroris dimana2, yang menjadi masalah adalah ketika bomnya
meledak..he..he.. Tidak menjadi masalah adanya banyak
godaan, yang penting Saya jadi ingat satu kisah sufi, "Seseorang rencana mau bertemu
dengan tuan rumah, tetapi didepan pintu masuknya, ada 4 anjing besar yang
menggonggong dan mengarah kekita. Manakah yang kita pilih? sibuk mengusir
anjing2 itu sehingga menyebabkan kita tidak jadi bertamu dan bertemu dengan
pemilik rumah? ataukah kita memilih untuk memanggil
Tuan rumahnya? Jika tuan Rumahnya keluar dan
melihat kita digonggongi ajing2nya, pastilah tuan rumah akan memberikan kode
dan memerintahkan agar anjing2 tersebut pergi meninggalkan kita" Manakah yang akan anda pilih, seumur
hidup habis hanya untuk ngurusi anjing2 nafsu anda...... ataukah anda memilih untuk memanggil
Majikan Pemilik Anjing itu ? Semua pilihan terserah kepada kita Jumat, 12 Mei 2006 renungan siang huttaqi
|
- RE: [keluarga-islam] PORNO ??? Radiansyah
- Re: [keluarga-islam] PORNO ??? Hese Pinter NA
- RE: [keluarga-islam] PORNO ??? Radiansyah