Tip bagus
untuk meminimalkan dampak negatif anak dari TV, Sinetron, Films, dll.: Kasih lihat acara
“Behind-the-scene” dari beberapa film. Lebih baik, film yang dia
suka. Ini membantu bahwa yang ada di film itu, Bohongan. Metode ini proven. Wassalam, Hidayatullah
sr. From: Nonton TV yang Aman
Jangan
biarkan anak menonton televisi (TV) semaunya. Banyak akibat yang bisa
ditimbulkan oleh anak yang terlalu lama memelototi layar kaca itu. Tak hanya
bisa menyebabkan obesitas, tapi juga akan berpengaruh pada kemampuan akademis
dalam jangka panjang. Spesialis
anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr Hardiono D Pusponegoro SpA(K)
mengungkapkan sebuah penelitian terhadap anak di bawah 3 tahun dan 3 - 5 tahun
yang menonton TV. Dalam penelitian itu, anak di bawah 3 tahun melihat TV
rata-rata 2 jam sehari dan anak 3 - 5 tahun rata-rata 3 jam sehari. Setelah
berusia 6 - 7 tahun dilakukan penilaian. Hasilnya, setiap jam melihat TV anak
di bawah 3 tahun menunjukkan penurunan uji membaca, uji membaca komprehensif,
dan penurunan memori. Sebaliknya, anak 3 - 5 tahun memiliki kemampuan mengenal
dengan membaca naik. Artinya, anak di bawah 3 tahun lebih banyak menyebabkan
efek buruk kecuali kemampuan mengenal dengan membaca. Menurut
Hardiono, otak berfungsi merencanakan, mengorganisasi, dan mengurut perilaku
untuk kontrol diri sendiri, konsentrasi, atau atensi. Otak juga berfungsi
menentukan baik atau tidak. Pusat di otak yang mengatur hal ini adalah korteks
prefrontal yang berkembang selama masa anak dan remaja. `'TV dan game video yang mindless akan menghambat perkembangan bagian otak ini,''
tuturnya saat peluncuran program Dancow Parenting Center (DPC) di Jakarta,
Sabtu (6/5) pekan lalu. Dengan
banyak menonton TV, otak kehilangan kesempatan mendapat stimulasi
berpartisipasi aktif dalam hubungan sosial dengan orang lain dan bermain
kreatif. Masalahnya, karena TV bersifat satu arah, sehingga anak kehilangan
kesempatan dalam tahapan perkembangan yang baik. Tiga kali Mereka
cenderung mengambil tindakan yang agresif dalam menyelesaikan masalah.
`'Anak-anak yang menonton program mengandung kekerasan selama 1-3 jam/hari
menunjukkan perilaku agresif 3 kali lebih banyak dibandingkan anak-anak yang
menonton program sejenis kurang dari 1 jam/hari,'' ujarnya. Tayangan TV yang
mengandung kekerasan dapat meningkatkan pikiran-pikiran mengenai permusuhan
pada anak dan mengurangi kecenderungan anak untuk membantu orang lain. Anak pun
dapat membuat anak menoleransi permusuhan dan perilaku agresif orang lain. TV
pun bisa berdampak pada fisik anak. Menurut dr Endang Darmoutomo MS SpGK, makin
lama anak menonton TV makin besar angka kejadian obesitas (kegemukan) pada
anak. Kelebihan berat badan akibat kelebihan lemak akan berdampak negatif bagi
kesehatan. `'Anak yang menonton TV lebih dari 1 jam akan meningkatkan obesitas
2 persen,'' tuturnya. Banyak
faktor yang menjadi penyebab obesitas. Tapi, penyebab utama, kata Spesialis
Gizi Klinik dari RS Siloam Gleneagles itu adalah ketidakseimbangan antara
energi yang masuk dan yang digunakan. Dengan menonton TV lebih dari 1 jam, anak
cenderung menguyah camilan yang gurih atau manis tanpa diimbangi dengan gerak
yang cukup. Kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang dengan yang keluar.
Ini dapat berakibat buruk pada anak dalam jangka panjang. Menghadapi TV (bur ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=247971&kat_id=100
|
- RE: [keluarga-islam] OOT : Nonton TV yang Aman Hidayatullah Sr.
- RE: [keluarga-islam] OOT : Nonton TV yang Aman Hidayatullah Sr.