Bagaikan Menegakkan Benang Basah (Sebuah Dialog Tentang Demokrasi )

Disusun oleh: Endang
Diedit ulang oleh: Ustadz Abu Abdirrahman Al Atsary Abdullah Zaen, Lc.


Amirul Mukminin fil hadits Imam Bukhari, dalam Ash Shahihnya, beliau
menggulirkan sebuah konklusi "Bab Berilmu Sebelum Berkata dan Bertindak".
Beliau mengajak umat agar tidak sembrono dalam setiap ucapan yang terlontar
atau tindakan respon terhadap satu masalah kecuali telah memahami seluk
beluknya dengan baik, positif dan negatifnya. Tulisan di bawah ini yang
terkemas dalam dialog ringan, ingin menggandeng anda menuju apa yang
diutarakan oleh Imam Bukhari. Selamat menyimak!!

(Walaupun penulisan dan beberapa kasus yang terdapat pada artikel ini
merupakan permasalahan dan kasus yang telah lama berlalu, namun insya Alloh
kita masih dapat mengambil manfaatnya -ed)

Tanya (T): Sementara kaum kafir sibuk menyukseskan program "Jusuf 2004?,
untuk memuluskan jalan seorang kristiani menduduki kursi presiden RI, kok
justru ada orang yang membid'ahkan partai politik, padahal sebagian
cendekiawan dan intelektual muslim juga para ulama menggunakan kendaraan
partai politik untuk menyuarakan Islam?

Jawab (J): Akhi, jangan terburu-buru antipati dengan persepsi itu. Mereka
pasti juga mempunyai argumentasi yang melatarbelakanginya. Dalam polemik
ini, saya lihat ada dua sudut pembahasan yang berbeda. Pertama adalah
berkait dengan "Program Jusuf 2004", dan yang kedua teriakan pembid'ahan
partai politik. Dua hal di atas muncul pada masa yang berbeda, pada awalnya
tidak saling mempengaruhi. Jadi ya tidak tepat, kalau diasumsikan bahwa
suara pembid'ahan partai politik lantang gara-gara pengguliran "Jusuf 2004".
Janganlah dikesankan seperti itu, kita harus bijaksana dalam menyimpulkan
suatu permasalahan.

T: Jadi, bagaimana seharusnya kita melihat dua fakta ini?

J: Sebenarnya pembid'ahan partai politik itu telah mendapatkan porsi atensi
para ulama seiring "kelahiran" demokrasi. Bahkan kalau dicermati betul,
kitab-kitab ulama terdahulu pun telah menyinggungnya. Mereka tentunya
berbicara dalam koridor Kitabullah dan Sunnah Nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam dan pertimbangan "cacat-cacat bawaan" sistem tersebut. Adapun proyek
"Jusuf 2004" adalah masalah terkini, yang memerlukan pemutaran otak dari
segenap elemen umat termasuk ulama tersebut, demi memformulakan solusi
stregisnya. Sangat tidak mungkin, para ulama yang memfatwakan bid'ahnya
partai politik itu akan bereaksi "dingin", sementara kaum salibis sedang
berambisi serius mengincar kursi RI-1. Sekali lagi, kita harus sedikit
bijaksana dalam berpikir dan perlu klarifikasi dari mereka.

T: Sebagai seorang muslim, apa tindakan kita dalam menyikapi "Jusuf 2004?
itu?

J: Sesuai dengan kemampuan masing-masing, karena Alloh tidak membebani
hamba-Nya kecuali dengan apa yang kira-kira menjadi kewajibannya. Sebagai
seorang muslim kita berkewajiban untuk membocorkan program jahat ini kepada
kaum muslimin agar mereka waspada sebab musuh sedang mengincar kita. Kita
harus informasikan di mimbar-mimbar, masjid-masjid dan majelis ta'lim.

T: Lalu, apa tindakan konkretnya?

J: Sasaran orang-orang kafir itu adalah pemilu. Mereka pasti akan menyusup
dalam partai-partai yang berkedok nasionalisme dan mengelabui kaum muslimin.
Maka cara kita adalah mencoblos partai-partai Islam yang menyuarakan Islam
dan membela kaum muslimin. Hal ini bertumpu pada prinsip "irtikab akhoffidh
dhararain li daf'i a'dzamihima" (memperkecil kerusakan atau mencegah
mafsadah yang lebih besar dengan melakukan mafsadah yang lebih kecil).

T: Kalau begitu, partai-partai manakah yang antum anjurkan untuk dicoblos?

J: Partai apa saja, asalkan mengaku berasaskan Islam. Namun seharusnya kita
memilih partai yang kita nilai paling komitmen dengan Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dari partai Islam yang ada di
lapangan.

T: Saya setuju sekali, tidakkah sebaiknya kita bergabung dengan mereka?

J: Benar sekali, saya siap bergabung dengan mereka dalam segala bentuk amar
ma'ruf nahi munkar bil hikmah. Menyadarkan kaum muslimin tentang program
Jusuf 2004 ini juga bagian dari amar ma'ruf nahi mungkar tadi. Sekali lagi
insya Alloh saya siap. Bukankah begitu yang dimaksud?

T: Maksud saya, kita bergabung dengan salah satu partai tersebut, memakai
baju mereka dan berdakwah dengan cara mereka!?

J: Kalau demikian maksud akhi. Baiklah, sekarang tolong akhi amati, partai
apakah yang memenuhi kriteria hizbulloh ('partai' Alloh). Sebab, Alloh hanya
memerintahkan saya untuk memilih dan bergabung dengan partai tersebut.

T: Setahu saya, semua partai Islam mengatakan bahwa mereka memperjuangkan
Islam, tentunya mereka semuanya hizbulloh.

J: Hizb-Alloh itu cuma satu, karena dalam Al Quran, Alloh menggunakan kata
"Hizb" (singular) yang artinya "satu partai." 

T: Kalau begitu, tolong antum rincikan dulu sifat-sifat hizbulloh itu, baru
nanti akan saya cocokkan dengan partai-partai yang ada.

J: Baiklah, sebenarnya banyak ciri-cirinya, tapi saya akan sebutkan satu
saja sebagai contoh, yaitu memelihara dan mengusahakan persatuan kaum
muslimin, karena Alloh telah memerintahkan kita untuk bersatu dan melarang
bercerai berai.

T: Setahu saya, semua partai Islam juga menyerukan kepada persatuan umat.

J: Kalau memang mereka semua mengklaim demikian, lalu mengapa mereka tetap
berusaha mengeksiskan partainya masing-masing. Kadang-kadang kalau ada
masalah, mereka hanya berganti nama, tidak berusaha untuk mengajak semua
partai Islam untuk melebur. Apakah menurut akhi persatuan model ini akan
terwujud dengan satu partai atau banyak partai? Di negeri kita, satu partai
saja bisa punya anak angkat.. Akhi harus selalu ingat, bahwa persatuan Islam
itu ibarat sebuah lingkaran besar. Biarkanlah lingkaran besar kaum muslimin
itu tetap satu, jangan diiris-iris menjadi lingkaran-lingkaran kecil.

T: Kalau begitu, saya yakin pasti Partai fulan itulah partai Hizbulloh,
karena dalam kampanye mereka, mereka lebih sering menyerukan persatuan kaum
muslimin.

J: Saya ingin balik bertanya, apakah sewaktu mengatakan itu dalam kampanye
mereka, mereka memakai suatu atribut khusus?

T: Ya, tentu mereka memakai lambang, bendera dan seragam mereka.

J: Hal itu sudah cukup kita katakan bahwa mereka telah membuat sebuah
lingkaran kecil di dalam sebuah lingkaran besar. Karena lingkaran besar
Islam tidak mempunyai lambang, bendera dan seragam. Bahkan hal itu pun sudah
cukup untuk membuat orang Islam yang lain merasa berbeda dengan umat Islam
yang memakai atribut dan seragam tersebut. 

T: Tapi fulan sering mengatakan bahwa mereka tidak menuntut untuk dipilih,
yang penting kita memilih salah satu partai Islam. Bukankah ini kalimat yang
haq?

J: Seandainya mereka menyerukan agar umat Islam memilih mereka atau mengajak
bergabung menjadi anggota partai mereka, maka inilah yang saya namakan
membuat lingkaran kecil. Namun apabila mereka menyerukan untuk memilih
partai apa saja asalkan partai Islam, maka perkataan ini adalah hipokrit
(munafik), karena jelas-jelas setiap partai itu mempunyai target. Adapun
target adalah harapan, harapan tentunya akan dibarengi dengan usaha untuk
mencapainya, yaitu membujuk massa. Lalu untuk apa ditentukan target?

T: Kalau begitu, apa konsep persatuan Islam menurut antum?

J: Yaitu sebuah lingkaran besar kaum muslimin yang mengatakan La ilaaha
Illalloh Muhammad Rasulullah, menjalankan kitabullah, Sunnah Nabi shalallahu
'alaihi wa sallam dengan pemahaman generasi terbaik umat ini (salafush
shalih). Maka mereka itu adalah saudara, sehingga wajib dibela. 

T: Kalau melihat konsep yang sederhana itu, saya berkesimpulan bahwa Islam
itu ya Islam, tidak butuh lagi dengan organisasi atau perkumpulan?

J: Organisasi/perkumpulan itu bisa saja diperlukan, sebagai wadah dakwah dan
menyerukan manusia kepada lingkaran besar Islam. Tapi kalau organisasi,
perkumpulan, muassasah, partai itu dibentuk untuk menarik massa kepada
himpunan mereka, maka mereka telah membuat sebuah lingkaran kecil di dalam
lingkaran besar kaum muslimin. Organisasi seperti inilah yang justru akan
memecah belah umat. Imam Malik berkata: "Apabila anda melihat suatu kelompok
dalam Islam yang menyerukan umat Islam masuk kepada kelompoknya, bukan
menyerukan kepada Islam, maka ketahuilah bahwa kelompok itu adalah sesat". 

T: Tapi pada kenyataannya umat Islam itu sendiri telah berkelompok-kelompok,
dan setiap kelompok mempunyai ciri-ciri tertentu.

J: Itu adalah realita yang telah dikabarkan oleh Nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam. Namun demikian, kita tidak boleh pasrah, kita dituntut untuk terus
berusaha membentuk persatuan umat dan jangan bercerai berai karena itu
adalah perintah Alloh dalam Al Quran.

T: Kalau begitu, bagaimana kalau kita rangkul saja semua kelompok-kelompok
Islam itu, mulai dari Syi'ah yang menghujat para shahabat rodhiallohu
'anhum, demikian juga Ahmadiyah yang mengaku punya nabi baru, juga Islam
Jama'ah yang menganggap orang di luar kelompoknya najis, sampai semua
kelompok di kalangan Ahlusunnah, yang penting mereka mengaku Tuhan kami
adalah Alloh dan Nabi kami adalah Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam.
Lalu kita berjuang dalam sebuah partai untuk kemenangan Islam dengan
sementara tanpa memperdulikan tidak memperselisihkan perbedaan prinsip.
Bagaimana menurut antum?

J: Cara seperti itu tidak akan pernah berhasil dalam konsep demokrasi itu
sendiri. Coba akhi pikirkan, anggap saja dengan cara itu akhirnya umat Islam
akan menang dan meraih suara terbanyak, lalu apa kira-kira yang akan
terjadi?

T: Tentunya kita bisa menerapkan hukum Islam dengan leluasa.

J: Hukum Islam yang bagaimana? Yang sesuai dengan Kitab dan sunnah seperti
pada zaman Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dulu, atau hukum Islam yang
mengakomodasi seluruh pemahaman nyleneh yang ada pada kelompok-kelompok yang
bersatu itu? Akhi harus ingat, di dalam konsep demokrasi, setiap orang
berhak untuk menuntut haknya. Kaum Syi'ah akan meminta masjid untuk
menghujat para shahabat. Sunni Quburiyyun akan tetap minta diperbolehkan
berkunjung ke kuburan-kuburan. Semua sekte yang telah berhasil memenangkan
partai kita, akan meminta kebebasan beribadah sesuai dengan cara mereka,
atas nama demokrasi.

T: Jadi menurut antum, tidak mungkin kita bisa menerapkan hukum Islam yang
shahih, setelah kita memenangkan pemilu tersebut?

J: Mustahil menurut konsep demokrasi. Karena persatuan Islam dengan cara itu
hanyalah persatuan tanpa nyawa, bukan persatuan Islam sesungguhnya. Setiap
kelompok yang berbeda-beda itu akan kembali menuntut haknya masing-masing
dengan mengatasnamakan demokrasi.

T: Kalau begitu, adakah cara lain untuk menunaikan perintah Alloh agar kita
menuju persatuan Islam?

J: Seperti telah saya katakan, realitas perpecahan umat ini telah disinyalir
oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sejak empat belas abad yang
lalu, dengan tidak lupa menyertakan solusinya.

T: Apa jalan keluar menurut beliau shalallahu 'alaihi wa sallam?

J: Yaitu "kembali kepada sunahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin sesudahku".
Kalau dikatakan "kembali", maka hal itu akan mempunyai dua makna, pertama,
orangnya telah menyimpang terlalu jauh, kedua, lintasan yang dilalui keliru
atau rambu-rambunya telah ternoda. Maka untuk membuat "pejalan kakinya" bisa
kembali, kita harus memberikan arahan kepadanya, berupa pendidikan intensif
(tarbiyah) agar orang tersebut bisa mencari jalan pulang. Adapun terhadap
"jalannya", maka kita harus benahi jalan itu, dengan mencungkili noda-noda
yang berkarat pada rambu-rambunya supaya tajam kembali petunjuknya
(tashfiyah) agar orang lain tidak terperosok dalam jalan yang salah. Melalui
hadits ini, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam telah memberikan solusi
metode dakwah di akhir zaman, ketika umat Islam telah terkotak-kotak. Inilah
metode dakwah menuju persatuan yang haqiqi, yaitu persatuan jasadi war
ruuhi.

T: Memang begitulah idealnya. Karena dengan bersatunya pemahaman, maka
otomatis jasadnya pun akan padu. Namun demikian, jalan kemenangan itu kan
panjang untuk ditapaki.

J: Lama atau cepat bukan urusan kita. Itu urusan Alloh. Kita tidak dituntut
untuk cepat-cepat. Bahkan kemenangan itu sendiri pun bukan suatu target..
Kemenangan pada hakikatnya adalah anugerah dari Alloh. Contohnya; tatkala
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab berjuang menegakkan bendera tauhid dan
memberantas praktek-praktek kesyirikan di tanah Arab, beliau mengaca pada
tradisi Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dalam berdakwah, Alloh
menganugerahkan kenikmatan via dakwah beliau sebuah negara Islam Arab Saudi.
Kewajiban diri kita adalah bagaimana kita menunaikan jalan menuju kemenangan
tersebut sesuai dengan konsep nubuwwah. Coba akhi ingat kembali kisah para
nabi yang dibunuh oleh Bani Israil, beberapa nabi yang tidak mempunyai
pengikut satu pun atau kaum nabi Nuh yang ingkar terhadap utusan-Nya padahal
beliau sudah maksimal dalam berdakwah selama 950 tahun. Apakah Alloh lantas
menyalahkan mereka; para nabi tersebut karena tidak bisa mendirikan negara
Islam?. Tidak! Sebab mereka telah melaksanakan tugas sesuai dengan
"instruksi" Alloh.

T: Kalau begitu, kapan kita bisa mendirikan sebuah daulah (negara) Islam?

J: Daulah hanyalah sebuah sarana dakwah, bukan tujuan dakwah. Sarana itu
memang harus kita capai, tapi bukan dengan menggadaikan substansi tujuan
dakwah.. Target utama dakwah adalah mentauhidkan Alloh dan memurnikan Islam,
yaitu dengan cara menuntut dan menyebarkan ilmu, serta mempersatukan umat
sesuai dengan konsep nubuwwah tadi. 

T: Tapi, bagaimana mungkin antum bisa mengatakan bahwa "mendirikan daulah"
itu bukan tujuan dakwah tapi hanya sarana saja?

J: Baiklah, apakah akhi ingat kisah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
dengan pamannya Abu Thalib? Kalau seandainya mendirikan daulah atau menjadi
presiden atau mencapai kekuasaan adalah tujuan dakwah, maka Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam memanfaatkan kesempatan emas itu saat memulai
dakwah Islamnya tanpa harus berperang!. Ingatkah akhi, ketika kaum kafir
Quraisy melalu lisan paman nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, Abu Thalib,
menawarkan: "Seandainya engkau menghendaki wanita, maka mereka akan mencari
wanita-wanita tercantik untuk dinikahkan dengan engkau atau harta, maka
mereka akan mengumpulkan seluruh kekayaan Quraisy dan diberikan kepada
engkau atau menjadi raja, maka mereka akan membai'at engkau menjadi raja".
Namun apa jawaban beliau shalallahu 'alaihi wa sallam?
Beliau shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sekali-kali tidak wahai
pamanku!, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku, bulan di
tangan kiriku, maka sekali-kali aku tidak akan gentar, sampai Alloh
memenangkan urusanku, atau aku binasa bersamanya."

T: Subhanalloh, mengapa beliau shalallahu 'alaihi wa sallam tidak memilih
menjadi raja, bukankah beliau politikus ulung?

J: Politikus ulung hanyalah julukan orang-orang, tapi beliau shalallahu
'alaihi wa sallam adalah seorang Nabi. Seorang Rasul yang diturunkan dengan
membawa konsep dakwah ilahi. Kalau seandainya beliau shalallahu 'alaihi wa
sallam adalah politikus, maka sudah tentu beliau shalallahu 'alaihi wa
sallam akan memilih menjadi raja. Karena dengan menjadi raja, maka harta
akan beliau shalallahu 'alaihi wa sallam peroleh, wanita yang cantik akan
mudah beliau shalallahu 'alaihi wa sallam dapatkan, bahkan dakwah pun akan
lebih mudah disebarkan dengan kekuasaan. Tapi sekali lagi, beliau shalallahu
'alaihi wa sallam bukan seorang politikus, beliau shalallahu 'alaihi wa
sallam adalah seorang Nabi, yang mendapat wahyu dan diperintah oleh Alloh
'azza wa jalla.









------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
You can search right from your browser? It's easy and it's free.  See how.
http://us.click.yahoo.com/_7bhrC/NGxNAA/yQLSAA/wDNolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke