Ass.Wr.Wb.

Om Abu Yahya yang dirohmati Alloh, mohon maaf ya Om,
Masalah perbedaan adalah rahmat, kok saya ditunjuki bukan hadits OM,
tapi mengambil dasar Firman Alloh QS Ar Rum, ayat 22 :

" Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan
bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang mengetahui". 

Rasanya firman Alloh ini saja, mencukupi untuk keimanan akan kebenaran
yang disampaikan Rosululloh SAW perihal janganlah kita membesarkan
masalah perbedaan diantara sesama umat Islam.

Bukankah Syaikh Hasan Al Bana juga sangat dikenal sebagai penerus dari
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, yang merumuskan sebuah kaidah "emas"
yang terkenal dan belakangan dilanjutkan Imam Hasan Al-Banna itu.
Yaitu kaidah :

"Mari kita saling bekerja sama dalam hal-hal yang kita sepakati. Dan
mari kita saling memaafkan dalam masalah-masalah yang kita berbeda
pendapat."

Betapa indahnya kaidah ini jika dipahami dan diterapkan oleh mereka
yang meng-klaim dirinya sebagai "pengikut Salaf", maupun kita semua,
insya Alloh.

Subhaanakallohuma Wabihamdika Asyhaduanlaailahaillaa anta Astaghfiruka
wa'atubuilayka.

Wasalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu,

dodi indra
yangdhoifdanbarubelajarhidup
========================
Bismillahirrohmaanirrohiim
Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman
(Akhirot Tanah Air Haqiqi)
10
____________________________





--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Abu Yahya Adz-Dzahabi"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dasyatnya hadits palsu bagi gerombolan ahlul bid'ah
> <http://smd.antibidah.net/?p=237> Sumber: http://antibidah.org
> <http://antibidah.org>
> Kategori: Nasehat <http://smd.antibidah.net/?cat=15>
> Tanggal:28 Juni 2006
> 
> Berkata sebagian kaum Muslimin : "Biarkanlah keragaman pendapat yang ada
> di tubuh kaum Muslimin tentang agama (warna-warni) mereka tumbuh subur
> dan berkembang, asalkan setiap perselisihan dibawa ketempat yang sejuk."
> Alasan mereka didasarkan pada sebuah hadits yang selalu mereka
> ulang-ulang dalam setiap kesempatan, yaitu hadits: "Perbedaan pendapat
> pada umatku adalah rahmat" Benarkah ungkapan ini? benarkah Rasulullah 
> [saw] mengucapkan hadits tersebut? Apa kata Muhadditsin tentang hadits
> tersebut ?
> 
> Syaikh Al-Albani rahimahulah berkata: "Hadits tersebut tidak ada
> asalnya". [Adh-Dha'ifah :II/76-85]
> Imam As-Subki berkata: "Hadits ini tidak dikenal oleh ahli hadits dan
> saya belum mendapatkannya baik dengan sanad shahih, dha'if (lemah),
> maupun maudhu (palsu)."
> Syaikh Ali-hasan Al-Halaby Al-Atsari berkata: "ini adalah hadits bathil
> dan kebohongan." [Ushul Al-Bida'] Dan dari sisi makna hadits ini
> disalahkan oleh para ulama.
> 
> Al-`Alamah Ibnu Hazm berkata dalam Al-Ahkam Fii Ushuli Ahkam (5/64)
> setelah menjelaskan bahwa ini bukan hadits: "Dan ini adalah perkataan
> yang paling rusak, sebab jika perselisihan itu adalah rahmat, maka
> berarti persatuan adalah adzhab. Ini tidak mungkin dikatakan oleh
> seorang muslim, karena tidak akan berkumpul antara persatuan dan
> perselisihan, rahmat dan adzhab.
> 
> " Bagaimanakah daya rusak hadits palsu tersebut terhadap Islam :
> 
> 
>     1. Mengekalkan perpecahan dalam Islam
> Tidak ragu lagi bahwa hadits tersebut adalah tikaman para pembawanya
> bagi persatuan Islam yang haqiqi. Ketika para pembawa panji-panji sunnah
> menyeru umat kepada persatuan Aqidah dan Manhaj (jalan/metode) yang
> shahih.
> Tiba-tiba muncul orang-orang yang mengaku mengajak kepada persatuan
> Islam dengan berkata: "Biarkanlah kaum muslimin dengan keyakinannya
> masing-masing , biarkanlah kaum muslimin dengan metodenya masing-masing
> dalam berjalan menuju Allah, janganlah memaksakan perselisihan yang ada
> harus seragam dengan keyakinan dan pola pikir orang-orang arab padang
> pasir 15 abad yang lalu. Karena Rasulullah  [saw]  bersabda: "
> perselisihan pendapat pada umatku adalah rahmat." Allahu Akbar…!!
> Alangkah kejinya ungkapan tersebut dan banyak lagi perkataan yang
> semisalnya yang mengakibatkan kaum muslimin abadi di dalam aqidah dan
> manhaj yang berbeda. Padahal ayat-ayat dalam Al-Qur'an melarang
> berselisih pendapat dalam urusan agama dan menyuruh bersatu.
> 
> Seperti Firman Allah dalam:
> Surat Al-Anfal ayat 46 (yang artinya); "Jangan kamu berselisih, karena
> kamu akan menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu."
> Surat Ar-Rum ayat 31-32: " Jangan kamu seperti orang-orang yang musyrik,
> yaitu mereka mencerai-beraikan agamanya dan bergolong-golongan. Dan
> setiap golongan berbangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."
> Surat Hud ayat: 118-119: " Mereka terus-menerus berselisih kecuali orang
> yang mendapatkan rahmat dari Tuhanmu."Dan kita diperintah Allah
> Subhanahuwata'ala untuk bersatu dalam Aqidah dan manhaj diatas
> Aqidah dan Manhajnya Rasulullah dan para sahabatnya. Sebagaimana Firman
> Allah Subhhanahu wata'ala dalam surat Al-An'am ayat: 153 yang
> artinya: "Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang
> lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang
> lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.
> Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa." Dan
> kita diperintahkan Allah untuk merujuk bersama kepada Al-Qur'an dan
> As-Sunnah ketika terjadi perselisihan, bukannya membiarkan perselisihan
> aqidah dan hal-hal yang pokok dalam agama meradang di tengah ummat
> dengan dalih sepotong hadist palsu. Firman-Nya dalan surat An-Nisa'
> ayat 59 yang artinya: " Jika kamu berselisih pendapat maka kembalikanlah
> kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul-Nya (Sunnahnya), jika kamu
> benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu
> lebih utama dan lebih baik akibatnya."
> 
>     2. Kaum muslimin tidak lagi menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah
> sebagi sandaran kebenaran dan hakim
> Syaikh Al-Albani –semoga Allah ta'ala merahmatinya, berkata:
> "Diantara dampak buruk hadits ini adalah banyak kaum muslimin yang
> mengakui terjadinya perselisihan sengit yang terjadi diantara 4 madzab
> dan tidak pernah sama sekali berupaya untuk mengembalikannya kepada
> Al-Qu'an dan Al-Hadits." [Adh-Dha'ifah: I/76] Allah berfirman
> menceritakan Nabi-Nya Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam ketika
> mengadu kepada-Nya: "Berkatalah rasul: `Ya Tuhanku, sesungguhnya
> kaumku menjadikan Al-Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan." [QS.
> Al-Furqan:30]. Sungguh hal itu terulang kembali di zaman ini dikarenakan
> hadist palsu yang menggerogoti ummat.
>     3. Umat islam tidak lagi menjadi umat terbaik yang jaya di atas umat
> yang lainnya.
> ini dikarenakan hadits palsu tersebut menjadi dinding bagi seorang
> muslim untuk beramar ma'ruf nahi mungkar, seorang muslim tidak lagi
> menegur saudaranya yang berbuat salah dalam syirik, kekufuran, dan
> bid'ah serta maksiat disebabkan meyakini hadits palsu tersebut.
> Karena mereka menganggap semua itu sebagai suatu perbedaan yang
> hakikatnya adalah rahmat, sehingga tidak perlu untuk ber-nahi mungkar.
> Akibatnya, predikat ummat terbaik tidak lagi disandang oleh umat islam,
> karena telah meninggalkan syaratnya yakni Amar Ma'ruf dan Nahi
> Mungkar.
> Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali-'Imran ayat:110 yang
> artinya: "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
> menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
> beriman kepada Allah.
> 
>     4. Ancaman dan kecaman yang keras dari Nabi
> karena berkata dengan mengatasnamakan Rasulullah secara dusta.Rasulullah
> [saw]  bersabda : "Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja,
> maka hendaklah ia siapkan tempat duduknya dari api neraka" [Riwayat
> Bukhari-Muslim]. Hendaklah takut orang-orang yang mengada-adakan
> perkataan dusta atas nama Rasulullah, demikian pula orang-orang yang
> menyebarkan dan mendongengkan kisah-kisah palsu dan lemah yang hanya
> muncul dari prasangka belaka yang padahal prasangka itu adalah
> seburuk-buruk perkataan.
>     5. Meninggalkan perintah Allah
> Ini adalah efek lanjutan dari hadist palsu tesebut, karena ketika
> seseorang mentolelir perselisihan aqidah, halal dan haram, serta segala
> sesuatu yang telah tegas digariskan oleh dua wahyu, maka di saat yang
> sama ia telah meninggalkan perintah Allah untuk menuntaskan setiap
> perselisihan kepada Al-Qur'an, dan As-Sunnah. Sebagaimana Allah
> berfiman : "Jika kamu berselisih pendapat maka kembalikanlah kepada
> Allah (Al-Qur'an) dan Rasul-Nya (As-Sunnah) jika kamu benar-benar
> beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih utama dan
> lebih baik akibatnya" [An-Nisa:59]6. Melemahkan kekuatan kaum Muslimin
> serta membuka jalan bagi orang-orang kafir untuk menghancurkan Islam
> dari dalam
> 
> Syaikh Ali Hasan dalam kitabnya "ushul bida" mengisyaratkan dampak buruk
> hadist tersebut yang dapat melemahkan kaum muslimin dan menjatuhkan
> kewibawaannya, karena jelas-jelas hadist palsu tersebut menebarkan
> benih-benih perpecahan di tubuh kaum Muslimin,
> 
> sedangkan Allah berfirman :"Jangan kamu berselisih, karena kamu akan
> menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu." [Al-Anfal: 46]
> . . . wahai abu syibr, ahlul kalam, bid'ah dan ahwa' Simaklah firman
> Allah ta'ala kepada Muhammad  [saw]  berikut :  "Seandainya dia
> [Muhammad] mengada-adakan sebagian perkataan atas nama Kami [Allah],
> niscaya benar-benar Kami pegang ia pada tangan kanannya. Kemudian
> benar-benar Kami potong urat tali jantungnya"
> [QS. Al-Haqqah : 44 - 46]
> 
> 
> Wahai kalian yang bangga dan memohon menghukumi perkara dengan hadist
> palsu
> Tukang mengada-ada atas nama Allah dan Rasul-Nya. Para pembuat hadist
> palsu yang telah mendahului Allah dalam Syari'at. Para penebar
> hadist-hadist dusta yang telah mengotori Sunnah yang suci. Tidakkah
> kalian takut akan ayat di atas ?
> 
> Kalian bukan Rasul sebagaimana Allah telah mengangkat Muhammad sebagai
> Rasul. Kalian bukan kekasih Allah sebagaimana Ia telah menjadikan
> Muhammad sebagai kekasih-Nya. Bukan pula orang-orang yang disucikan oleh
> Allah sebagaimana Allah telah mensucikan Muhammad dari dosa. Sungguh
> Allah telah mengancam keras Kekasih-Nya dalam ayat tersebut dengan
> berfirman: "Kami potongan tali urat jantungnya" Lalu apakah kalian
> merasa aman ??
> 
> Al-Hafidz Abul Khathab bin Dihyah berkata : "Jagalah dirimu wahai
> hamba-hamba Allah dari kebohongan orang yang meriwayatkan kepadamu
> hadist yang dikemukakan untuk memaparakn kebaikan. Sebab melakukan
> kebaikan harus berdasarkan syari'at dari Rasululah  [saw] . Jika
> ternyata dia bohong maka dia keluar dari yang disyari'atkan dan
> berkhidmat kepada Syaithan karena dia menggunakan hadist atas nama
> Rasulullah  [saw]  yang tidak berdasarkan keterangan dari Allah." [Ma
> jaa fi Syahri Sya'ban, dinukil darinya oleh Abu Syamah dalam
> "Al-Baits :127"]
> 
> Maraji':
> Ushul bida' [Syaikh Ali Hasan Ali Abdul hamid]
> Sifatush shalat an-Naby  [saw]  [Syaikh Muhammad Nasyaruddin Al-Albani]
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke