Sumber: http://smd.antibidah.net/?p=263
Kategori: Ahlul Bid'ah > amalan
Link
terkait :
Bagaimana mengenal
bid'ah [2]
Bagaimana mengenal
bid'ah [1]
Kami mencupliknya dari
kitab Mu'jamul Bida' karangan Raa-id bin Shabri bin Abi 'Alfah dan kitab
Al-Bida' Al-Hauliyah karangan Abdullah bin Abdul Aziz bin Ahmad At-Tuweijeri
serta beberapa referensi lainnya.
1. Bid'ah
punggahan.
Yakni makan-makan atau kenduri di
masjid atau surau satu hari menjelang Ramadhan. Di beberapa tempat
masyarakat berbondong-bondong membawa makanan beraneka ragam untuk kenduri
di masjid menyambut datangnya bulan Ramadhan. Kenduri seperti ini disebut
punggahan. Hal ini tidak ada contohnya dari Rasulullah, para Sahabat maupun
Salafus Shalih.
2. Bid'ah pesta ru'yah.
Yaitu berkeliling kota
atau desa menyambut malam pertama bulan Ramadhan sebagaimana biasa dilakukan
oleh pengikut-pengikut tarikat dan orang awam. Silakan lihat kitab Al-Ibdaa'
fi Madhaar Al-Ibtidaa' karangan Syeikh Ali Mahfuzh.
3. Bid'ah hisab.
Yakni menentukan awal
Ramadhan dengan perhitungan hisab. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu'
Fatawa telah menegaskan bahwa cara seperti itu adalah bid'ah dalam agama.
Silakan lihat Majmu' Fatawa (XXV/179-183).
4. Mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu
atau dua hari sebelumnya.
Perbuatan
seperti itu merupakan kedurhakaan terhadap Rasulullah Shallallahu álaihi wa
Sallam. Rasulullah melarang mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau
dua hari sebelumnya, kecuali bagi yang bertepatan dengan hari puasanya.
Silakan lihat kitab Al-Ibdaa' fi Madhaar Al-Ibtidaa' karangan Syeikh Ali
Mahfuzh.
5. Menyewa qari untuk
menjadi imam shalat tarawih di bulan
Ramadhan.
Perbuatan ini termasuk
bid'ah makruh, silakan lihat kitab As-Sunan wal Mubtada'aat (161) dan kitab
Bida' Al-Qurra' karangan Muhammad Musa (42).
6. Bid'ah imsak sebelum fajar di bulan
Ramadhan.
Silakan lihat kitab
Tamaamul Minnah karangan Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani (415).
7. Bid'ah
tashir.
Yakni membangunkan orang
untuk sahur dengan berteriak: Sahur….sahur. Perbuatan seperti ini tidak ada
contohnya di zaman Rasulullah dan tidak pula diperintahkan oleh beliau. Dan
tidak pula dilakukan oleh para sahabat dan tabi'in.
Di negeri Mesir, para
muadzdzin menyerukan lewat menara masjid: Sahur… sahur… makan…. minum….,
kemudian membaca firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu bershiyam sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertaqwa. (QS. 2:183)
Di negeri Iskandariyah, Yaman
dan Marokko, orang-orang membangunkan sahur dengan mengetuk pintu-pintu
rumah seraya meneriakkan: Sahur….sahur….bangun….bangun.
Di negeri Syam lebih parah
lagi, mereka membangunkan sahur dengan membunyikan alat musik, bernyanyi,
menari dan bermain.
Tidak ketinggalan di
Indonesia, berbagai macam cara dilakukan oleh orang-orang awam. Ada yang
keliling kampung sambil teriak-teriak: Sahur….sahur. Di sebagian daerah
dengan membunyikan musik lewat mikrofon masjid atau dengan membunyikan tape
dan membawanya keliling kampung, ada yang membunyikan mercon atau meriam
bambu, dan lain sebagainya. Semua itu adalah perbuatan bid'ah.
8. Bid'ah shalat tarawih
setelah shalat Maghrib.
Bid'ah ini
umumnya dilakukan oleh kaum Rafidhah. Sebab mereka mengingkari shalat
tarawih bahkan membencinya. Menurut mereka shalat tarawih itu bid'ah yang
diada-adakan oleh Umar Radhiyallahu ánhu.
9. Bid'ah shalat
Al-Qadar.
Yakni mengerjakan shalat
dua rakaat berjama'ah setelah shalat tarawih, kemudian di penghujung malam
mereka mengerjakan shalat seratus rakaat di malam yang mereka yakini sebagai
malam Lailatul Qadar, karena itulah mereka menamakannya shalat Al-Qadar.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakannya sebagai amalan bid'ah
berdasarkan kesepatakan para ulama. Silakan lihat dalam kitab Majmu' Fatawa
(XXIII/122).
10. Bid'ah mengumpulkan
ayat-ayat berisi doa dan membacanya di rakaat terakhir shalat tarawih
setelah membaca surat An-Naas. Silakan lihat
kitab Al-Baa'its karangan Abu Syaamah (halaman 84).
11. Bid'ah perayaan malam khatam
Al-Qurán.
Yakni berdoa dengan suara
keras secara berjama'ah atau sendiri-sendiri setelah mengkhatamkan Al-Qurán.
12. Bid'ah perayaan Nuzul
Al-Qurán.
Perayaan ini dilakukan
setiap tanggal tujuh belas Ramadhan. Perayaan ini dan perayaan-perayaan lain
sejenisnya seperti maulid nabi, isra' mi'raj dan tahun baru Islam merupakan
perbuatan bid'ah yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu álaihi
wa Sallam dan tidak pernah dilakukan oleh para sahabat sepeninggal beliau.
13. Bid'ah perayaan mengenang
perang Badar.
Salah satu perayaan
bid'ah yang diada-adakan oleh manusia adalah peringatan perang Badar pada
malam ke tujuh belas Ramadhan. Orang-orang awam dan yang mengaku pintar
berkumpul di masjid pada malam itu. Perayaan dibuka dengan pembacaan
ayat-ayat suci Al-Qurán kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kisah perang
Badar.
14. Menunda azan Maghrib di
bulan Ramadhan dengan alasan untuk
kehati-hatian.
Hal ini bertentangan
dengan petunjuk nabi yang memerintahkan umatnya agar segera berbuka begitu
bulatan matahari telah tenggelam di ufuk barat.
15. Berziarah kubur menjelang
Ramadhan dan sesudahnya.
Perbuatan
seperti ini banyak dilakukan oleh kaum muslimin di Indonesia. Bahkan tidak
sedikit di antara mereka yang membumbuinya dengan perbuatan-perbuatan bid'ah
atau bahkan syirik. Berziarah kubur memang dianjurkan untuk mengingat
Akhirat, namun mengkhususkannya pada waktu-waktu tertentu merupakan bid'ah
dalam agama. Rasulullah tidak menganjurkan waktu-waktu tertentu untuk
berziarah kubur.
16. Menyalakan lilin di depan
rumah dan kembang api pada malam dua puluh tujuh
Ramadhan.
Sebagian orang
melakukannya dengan keyakinan bahwa para malaikat akan menyinggahi rumah
yang dipasangi lilin. Perbuatan seperti itu jelas bid'ah dan mirip seperti
perbuatan orang-orang Nasrani merayakan natal atau tahun baru, wal iyadzu
billah minad dhalal.
17. Bid'ah
megengan.
Yakni kenduri di rumah-rumah yang
dilakukan pada malam-malam ganjil sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Bid'ah
ini banyak dilakukan di kampung-kampung di pulau Jawa.
18. Bid'ah wadaa'
Ramadhan.
Salah satu bid'ah yang
diada-adakan di bulan Ramadhan adalah bid'ah wadaa' (perpisahan) Ramadhan.
Yakni lima malam atau tiga malam terakhir di bulan Ramadhan para muadzdzin
dan wakil-wakilnya berkumpul, setelah imam mengucapkan salam pada shalat
witir, mereka melantunkan syair-syair berisi kesedihan mereka dengan
kepergian bulan Ramadhan. Syair ini dilantunkan secara bergantian tanpa
putus dengan suara keras. Tujuannya untuk mengumumkan kepada masyarakat
bahwa malam ini adalah malam perpisahan bulan Ramadhan.
19. Bid'ah takbiran dan
memukul beduq di malam 'Iedul Fithri.
Menurut sunnah nabi takbiran dimulai ketika keluar dari rumah menuju
lapangan Shalat 'Ied.
20. Bid'ah dzikir berjama'ah
dengan suara keras disela-sela shalat
tarawih.
Silakan lihat kitab
Al-Madkhal karangan Ibnul Haaj (II/293-294).
21. Demikian pula ucapan
muadzdzin sebelum memulai shalat tarawih atau disela-sela shalat tarawih:
"Shalatut taraawih rahimakumullah".
22. Bid'ah melafalkan niat:
"Nawaitu shauma ghadin…."
Tidak ada satupun
riwayat dari sahabat maupun tabi'in yang menyebutkan bahwa mereka melafalkan
niat puasa seperti ini.
23. Bid'ah tahwiithah.
Yaitu doa di akhir jum'at
di bulan Ramadhan yang diucapkan oleh khatib di atas
mimbar.
24. Bid'ah memilih-milih
masjid untuk shalat tarawih di bulan Ramadhan, hingga terkadang harus
bersafar karenanya.
Rasulullah
Shallallahu álaihi wa Sallam memerintahkan kita untuk shalat di masjid yang
terdekat dengan kita dan melarang memilih-milih masjid.
25. Bid'ah
hafizhah.
Yakni surat sakti yang
ditulis oleh khatib di akhir jum'at pada bulan Ramadhan, sebagian orang
jahil meyakini surat sakti ini dapat menjaga mereka dari bahaya kebakaran,
banjir, pencurian dan musibah lainnya.
26. Membaca surat Al-An'am
(pada rakaat terakhir shalat tarawih di malam kedua puluh tujuh
Ramadhan).
27. Bid'ah shalat khatam
Al-Qurán pada bulan Ramadhan dengan melakukan seluruh sujud tilawah dalam
satu rakaat.
28. Mengada-adakan gerakan
ataupun ucapan dalam shalat tarawih yang tidak ada tuntunannya dalam
sunnah.
Sebagai contoh ucapan
sebagian orang di beberapa negeri Islam: "Shallu yaa Hadhdhaar 'Alan Nabi"
atau ucapan: "Ash-Shalaatul Qiyam Atsabakumullah". Demikian pula takbir dan
tahlil setiap selesai dua rakaat, membaca shalawat nabi, menyuarakan tabligh
(penyampaian suara) diantara mereka dengan suara keras. Dan
perbuatan-perbuatan bid'ah, sesat dan mungkar lainnya yang mesti
ditinggalkan karena sangat mengganggu orang yang sedang beribadah di rumah
Allah.
29. Meniru-niru bacaan para
qari'.
Hampir mirip dengan
kesalahan di atas adalah meniru-niru bacaan sejumlah qari' sebagaimana
banyak dilakukan oleh orang-orang sekarang. Kadang memaksakan diri meniru
bacaannya. Sehingga yang menjadi tujuannya hanyalah mengelokkan suara,
menarik perhatian orang kepadanya, mengatur alat pengeras suara dan sound
system untuk menarik jama'ah shalat.
30. Membaca doa khatam
al-qurán dalam shalat tarawih.
Sebagian
imam ada yang berlebihan dalam masalah ini. Mereka sengaja menyusun doa-doa
dengan irama tertentu, mengikuti sajak, berusaha menangis atau memaksakan
diri menangis dan khusyuk serta merubah-rubah suara dengan cara yang tidak
pantas menjadi contoh dalam membaca Al-Qurán.
Demikianlah beberapa bid'ah
yang dapat kami rangkum dalam kesempatan kali ini. Sebenarnya masih banyak
lagi bentuk-bentuk bid'ah lainnya yang tidak mungkin kami sebutkan satu
persatu di sini. Hendaknya kaum muslimin dapat menghindari amalan-amalan
bid'ah tersebut agar bulan Ramadhan yang suci ini tidak ternodai dengannya.
Link terkait :
Bagaimana mengenal
bid'ah [2]
Bagaimana mengenal
bid'ah [1]