"MENYAMBUT RAMADHAN"

Oleh : Hasan Husen Assagaf

TIDAK terasa bulan yang penuh rahmat hadir lagi bersama-sama kita. Aneka
ragam dalam menyambutnya. Semuanya bisa diterima dan dibenarkan, tapi yang
paling pas dijadikan teladan dalam menyambut dan mengisi bulan Ramadhon
adalah Rasulallah saw, para sahabatnya dan salafus sholih. Dalam menyabut
bulan yang penuh pengampunan ini, Rasulallah saw suatu hari di akhir bulan
Sya'ban bersabda:

"Wahai semua manusia, telah datang kepadamu bulan yang agug, penuh
keberkahan, didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Diwajibkan padanya puasa dan dianjurkan untuk menghidupkan
malam-malamya. Siapa yang mengerjakan satu kebaikan (sunah) pada bulan ini,
seolah-olah ia mengerjakan satu kewajiban dibulan-bulan lain. Siapa yang
mengerjakan ibadah wajib seakan-akan mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban
di bulan-bulan lain " (Sahih Muslim dari Salman).

Terdengar lagi sambutan "Marhaban ya Ramadhan". Dalam bahasa Arab, marhaban
berasal dari kata rahb yang artinya luas,lebar dan lapang. Kaya ada tamu
penting mau datang, tentu saja kita siapkan tempat yang luas, lebar, bagus
dan lapang agar tamu itu betah dan senang tinggal di rumah kita, karena kita
juga senang dengan kedatangannya. Itu artinya kita harus meluaskan hati dan
melapangkan dada dalam menyambut bulan Ramadhan sehingga ibadah dan kegiatan
Ramadhan yang kelihatannya berat bagi kita akan terasa enteng.

Coba bayangkan, mendekati bulan Ramadhan saja kita sudah diminta untuk
menyambutnya dengan suka cita, dengan gembira dan semangat, karena ada
sesuatu atau oleh-oleh yang diharapkan dari tamu yang datang itu.
oleh-olehnya yaitu surga. Kalau menyambut bulan puasa dengan gembira
merupakan satu tanda masuk surga, apalagi mengerjakan ibadah di bulan ini
dengan baik.

Tapi tunggu dulu. Sebab banyak orang yang kalo sudah habis bulan ramadhan
habis pula tugasnya dan habis semua ibadah dan kegiatan lainya yang telah
dilakukan selama sebulan. Kalau ingin mengetahui ibadah dan amal kita makbul
atau diterima Allah di bulan Ramadhan dan kita telah mendapatkan sertifikat
masuk surga kita harus buktikan lebih dahulu keberhasilan dan kesuksesan
ibadah tersebut dengan meningkatkan amal soleh di bulan bulan yang lain.

Mestinya, setelah lewat Ramadhan, kita tidak lagi melakukan ma'siat dan
dosa-dosa, apalagi secara harfiah Ramadh artinya dalam bahasa Arab membakar,
yakni membakar dosa. Kalo dosa itu diibaratkan kaya pohon singkong, maka
kalo sudah dibakar, pohon singkong itu mati dan tidak mungkin bisa tumbuh
lagi. Begitu pula ma'siat dan dosa-dosa di bulan Ramadhan dibakar hangus,
seharusnya tidak boleh ma'siat dan dosa-dosa dilakukan lagi dibulan bulan
yang lain. Nah.. kalo ma'siat dan dosa-dosa itu masih juga dikerjakan dan
diperbuat di bulan-bulan yang lain setelah Ramadhan berlalu, ini sama saja
dengan pohon singkong bukan dibakar tapi ditebang. Pohon singkong kalo
ditebang dia akan tumbuh lagi, bahkan bukan satu cabang yang tumbuh tapi
bercabang cabang. Begitu kan?

Waktu puasa, kita diajarin jujur tidak boleh curang, sehingga kita tidak
berani makan atau minum meskipun tidak ada orang yang lihat. Itu kita
lakukan melulu untuk Allah dan karena Allah. Kita betul belul yakin Allah
mengetahui perbuatan kita, makanya kita dalam puasa selalu mengawasi diri
kita dan selalu bersifat jujur kepada Allah dan diri kita sendiri. Inilah
kejujuran yang sesungguhnya. Karna itu, setelah habis bulan puasa harus
mampu menjadi orang-orang yang selalu berlaku jujur, baik jujur dalam
perkataan, dalam tindakan , dan kelakuan bahkan dalam mu'amalat sesama
manusia pula harus jujur. Ini namanya hikmah yang bisa diambil dari puasa.

Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi kita harus bisa pula
mengambil hikmah dari lapar dan haus itu, yaitu kita harus memiliki jiwa
solider kepada mereka yang menderita dan kesusahan dan harus mempunyai rasa
iba kepada fakir miskin dan anak anak yatim. Yaitu dengan memberi sebagian
kecil dari harta kita (zakat mal atau zakat fitr) kepada mereka. Dan rasa
solider ini bukan hanya nongol di bulan puasa, tapi kita harus selalu
menjadi manusia yang solider dan mencintai sesama muslim kapan waktu saja.

Yang lebih penting dari itu, Ramadhan merupakan waktu paling tepat untuk
melatih diri atau merobah akhlak buruk (penyakit) yang sudah berkarat dan
mendarah daging di diri kita. Merobah akhlak buruk susahnya bukan main,
apalagi kalo akhlak jelek itu sudah mengakar dan sudah tidak terkontrol.
Pada saat itu akhlak jelek itu bukan lagi merupakan cacat , tapi ini sungguh
sungguh telah menjadi mala petaka dan mushibah.

Setiap orang pasti memiliki segudang akhlak jelek dari mulai maki-maki,
bohong, certain orang, sombong, nipu, maling, apalagi koropsi yang sudah
jadi budaya kita dll sampai ke usil, nyindir, mau tahu urusan orang, fudhul,
suu' dhon (buruk sangka), ghurur (berbangga diri) dll.

Di bulan suci ini merupakan kesempatan yang paling tepat dan bagus untuk
merobah akhlak jelek itu. Dan Ramadhan merupakan sekolah atau privat les
yang bisa membuat manusia secara berangsur angsur merobah watak dan akhlak
jeleknya atau sekurang-kurangnya sadar dan eling akan akhlak buruknya.

Saya rasa masih banyak hikmah-hikmah puasa yang kita bisa dapatkan dan
temukan dan yang sangat penitng adalah kita harus banyak belajar dari
Ramadhan dan mengambil hikmahnya supaya bisa diterapkan di bulan bulan yang
lain bukan hanya di bulan puasa tok.


Salam Ramadhan.

Wallahu'alam
Hasan Husen Assagaf






Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke