Sehat Jasmani-Rohani dengan Shalat

Dalam buku Mukjizat Gerakan Shalat untuk Pncegahan dan Pengobatan Penyakit karya Drs Madyo Wratsongko, MM dan dr Sagiran MKes yang diterbitkan oleh Qultum Media dijelaskan tubuh kita penuh dengan kabel dan pipa, terdapat saraf sentral dan spinal yang mengendalikan seluruh aktivitias di tubuh kita. Supaya daya kerjanya optimal, maka harus dijaga kelenturan, keseimbangan sistem elektrik atau aura, kelancaran peredaran darah terutama ke otak sebagai organ yang paling vital, yang membutuhkan oksigen dan kalori yang maksimal.

''Pembuluh darah di otak, di bola mata sangatlah halus dan harus dialiri darah terus menerus. Menurut penelitian, ada pembuluh darah yang dapat diisi kembali hanya dengan gerakan sujud. Pantas, Allah menyuruh kita untuk ruku dan sujud,'' ujar Madyo Wratsongko.

Yang menarik, kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang dan merupakan saraf sentral beserta sistem aliran darahnya, dapat dirawat dengan melakukan gerakan rukuk yang maksimal. ''Sebaiknya ini juga dilakukan dengan interval empat sampai lima jam sehari. Tuas sistem keringat yang terdapat di punggung, pinggang, paha, dan betis belakang dapat dirawat dengan gerakan rukuk.''

Selain itu, kata dia, tulang leher, tengkuk atau saluran saraf memori, dapat dengan baik dijaga kelenturannya dengan rukuk. Rukuk yang ditekuk maksimal, hingga tangan memegang pangkal kaki dapat berguna menarik urat pinggang, sehingga dapat mencegah sakit pinggang. "Kelenturan saraf memori dapat dijaga dengan gerakan rukuk ini yang mengangkat kepala secara maksimal, mata menghadap ke depan,'' ujar ahli akupuntur ini.

Menurut Madyo, seluruh aktivitas gerakan shalat memberkan manfaat kesehatan. Takbiratul Ihram misalnya, gerakan dengan mengangkat tangan, membuka dada, menarik nafas memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan. Bahkan, aktivitas bersedekap pun ternyata memberi manfaat kepada kesehatan tubuh. Bersedekap, menjepit pembuluh darah balik pada lengan kiri sehingga pembuluh darah yang di telapak tangan atas akan mengembang. Semakin lama bacaan dan tetap dijepit, semakin tinggi tekanan darahnya. Begitu takbir untuk rukuk, darah yang telah dicuci di telapak tangan akan langsung disemprotkan dengan kecepatan tinggi, mengisi kembali pembuluh darah yang ada di mata, telinga, dan seluruh bagian kepala. Kebiasaan ini akan menyebabkan keseimbangan tekangan darah antara bagian kanan dan kiri tubuh kita sampai ke ujung jari kita. Bahkan, sebenarnya kekuatan tangan kanan dan kiri bisa menjadi sama.

 

Membersihkan hati --subjudul

H A Aziz Salim Basyarahil dalam buku Shalat, Hikmah, Falsafah dan Urgensinya terbitan PT Gema Insani Press Jakarta menegaskan shalat ibarat setrum aki,  yaitu alat penghimpun tenaga listrik. Kalau akinya baik, maka baik pula jalannya mesin. Seusai shalat tenaga pulih kembali dan akal pikiran menjadi lebih jernih. ''Shalat sebagai kontrol terhadap moral dan mental kita, bersedia menghadap dan melapor kepada Allah lima kali sehari semalam.''

Basyarahil malah menegaskan shalat lima waktu mampu membersihkan hati, ibarat mandi membersihkan tubuh dari kotoran. Ia kemudian mengutip sabda Rasulullah SAW yang artinya: ''Perumpamaan shalat lima waktu seperti sebuah sungai dekat pintu rumah seseorang, yang airnya mengalir dan melimpah dan ia mandi di sungai itu lima kali setiap hari'' (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Melaksanakan shalat fardlu lima kali sehari semalam dengan 17 kali ruku dan 34 kali sujud, meletakkan dahi di lantai tanah atau tikar, meletakkan tapak tangan, lutut dan ujung jari-jari kaki dan menempelkan hidung demi keagungan Allah, dapat mengurangi atau mengikis habis sifat bangga diri, angkuh dan sombong. Dalam kaitan ini Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata: ''Furidlatush-shalatu tanziham minal kibari (shalat difardlukan untuk mencegah kesombongan).

Dari segi kejiwaan, shalat yang khusyuk sangat signifikan dengan ketenangan jiwa. Namun psikolog jebolan Universitas Indonesia, Sartono Mukadis, menyatakan, jenis ketenangan macam apa yang bisa diperoleh dari sholat sulit dijelaskan. ''Psikologi tidak bisa menjawab bagaimana agama bisa memberikan ketenangan itu,'' ujarnya.

Pasalnya, sebagai sebuah ilmu, psikologi juga mewajibkan adanya penjelasan logika dan rasio yang bisa diterima oleh otak. Namun karena ini merupakan hubungan yang transendental antara manusia dengan Tuhannya, maka hal ini menjadi sulit karena tidak ada parameter yang jelas. ''Misalnya orang yang khusyuk shalatnya kemudian memiliki ketenangan sehingga perilakunya menjadi baik, hal ini sulit dibuktikan,'' tambahnya. Karena dalam dalam kasus seorang psikopat yang jahat pun, kata dia, bisa menjadi sangat tenang, padahal dia bukan orang baik apalagi taat beribadah.

Menurutnya, ketenangan macam ini bisa disebut sebagai ketenangan setan atau ketenangan yang muncul karena bantuan setan. Pasalnya dalam kondisi terjepit, seorang psikopat bisa berubah tenang bahkan mencari celah sehingga ia bisa melepaskan diri.

Sementara ketenangan akibat khusyuk sholat disebut ketenangan Ilahiah yang sulit diukur parameternya. Ini merupakan sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh manusia dan sang penciptanya. Sehingga ketenangan jenis ini tidak kasat mata dan satu-satunya cara adalah dengan merasakannya. ''Namun ketenangan Ilahiah ini rasanya sangat luar biasa dan jauh berbeda dengan perasaan tenang jika kita berbuat baik dengan sesama manusia.''

Menurut Sartono, jika kita berhubungan baik dengan manusia, menjadi orang baik yang punya relasi baik dengan sesama, ini juga menimbulkan ketenangan. Namun ketenangan yang seperti ini berbeda sekali dengan ketenangan yang dirasakan ketika kita sholat dengan khusyuk dalam konteks bersyukur kepada Allah. ''Itu luar biasa dan hanya bisa dirasakan sendiri, hal itu tidak bisa dijelaskan dari sisi ilmu psikologi karena bagaimanapun sebagai ilmu, ia juga mengedepankan rasionalitas dan logika berpikir,''jelasnya.

Sartono menegaskan jika kita menggunakan psikologi dalam konteks beribadah, hal ini akan sangat berbahaya karena bisa menafikkan keberadaan Allah. Secara pribadi, Sartono mengaku kedekatannya dengan Allah SWT dalam setiap shalatnya berhasil mengatasi perasaan bersalahnya kepada sang ayah yang selama ini menghantuinya. ''Saat bersimpuh saya meminta maaf atas dosa saya pada ayah dan setelah itu saya merasakan ketenangan luar biasa,''ujarnya. dam

 

(Sumber: Republika)

__._,_.___

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.





SPONSORED LINKS
Single family home Family home finance Family home
Family home mortgage Family home business

Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Kirim email ke