Resensi Oleh : Fakta 29 Sep 2006 - 3:05 pm

Resensi : Tak perlu lagi diperdebatkan, betapai besar kontribusi 
Aceh bagi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak 
terhitung jumlah materi yang disalurkan warga Aceh untuk membantu 
seluruh warga NKRI di masa lalu. Juga banyak sekali tokoh pejuang 
dari Aceh yang begitu gigih menentang pasukan penjajah.

Sejarah juga mencatat betapa besar peran Aceh bagi penyebaran Islam 
di Indonesia. Raja-raja yang pernah memimpin Aceh senantiasa 
menggiatkan dakwah Islam ke seluruh penjuru Nusantara. Mereka selalu 
mengirimkan para uru dakwahnya ke semua daerah untuk menegakkan 
Islam di Indonesia. Hasilnya, Islam pun tersebar secara luas.

Sudah sangat panjang perjalanan Islam di Aceh. Buku ini me-review 
perjalanan Aceh dan perannya dalam mengembangkan Islam. Secara umum, 
buku ini dibadi menjadi dunia tema besar. 

Bagian pertama bicara soal upaya umat Islam di Aceh menghadapi upaya 
pemurtadan yang terjadi sebelum musibah tsunami besar datang pada 
tahun 2004. Bagian kedua, berkisah soal upaya pemurtadan yang 
dilakukan dengan memanfaatkan musibah tsunami.

Sejarah mencatat, sejak tahun 674 masehi, sudah berdiri kampung 
Islam di pesisir barat Aceh. Mereka yang tinggal di kampung ini 
adalah para pendatang dari jazirah Arab. Artinya, jauh sebelum 
penjajahan terjadi di Indonesia, Islam sudah menancapkan tonggaknya 
di Aceh. Karena begitu besar perannya dalam penyebaran Islam, Aceh 
pun kemudian dijuluki Serambi Makkah.

Warna Islam yang begitu kuat pun membuat Aceh menjadi salah satu 
wilayah yang dituju penjajah Portugis. Selain untuk menggapai 
kekuasaan dan kekayaan, penjajah memang memiliki tujuan untuk 
menyebarkan Injil. Karena itu, para penjajah yang pernah menduduki 
Indonesia pun tidak senang melihat Islam berkembang di Aceh.

Pada abad 15 dan 16, Portugis pun memasuki wilayah Aceh. Mereka 
menjarah kekayaan alam, serta terus-menerus memburu para tokoh 
perjuangan melawan penjajah, serta ulama. Pada awal abad 16, 
kegigihan para pejuang berhasil mengusir Portugis dari Aceh. 

Setelah Portugis diusir, datanglah penjajah Belanda. Misi menjari 
wilayah jajahan dan sumber kekayaan pun ditunggangi dengan misi 
menyebarkan Injil. Begitu keras perlawanan yang diberikan para 
pejuang Aceh ini. Akibatnya, pihak penjajah pun berkeyakinan bahwa 
pertempuran fisik tidak akan bisa digunakan untuk menundukkan Aceh. 
Disusunlah strategi adu domba dengan Snouck Hurgronje sebagai 
tokohnya.

Tapi semua itu tidak berhasil membuat Aceh lantas meluruhkan warna 
Islamnya. Penjajahan ratusan tahun yang juga membawa misi pemurtadan 
tak membuat Aceh berubah. Islam tetap menjadi pegangan. Nilai-nilai 
Islam tetap menjadi warna dominan bagi dinamika masyarakat Aceh. 
Misi Jepang yang datang kemudian dengan membawa Dewa Matahari pun 
tak mampu membuat aceh berubah warna.

Lepas dari penjajahan, muncul 'penjajah' baru yang bernama tsunami. 
Peristiwa ini telah menghancurkan Aceh. Misi bantuan pun datang dari 
berbagai penjuru. Hal ini pun membuat sebagian pihak menggunakan 
bantuan sebagai kemasan untuk menebarkan misi agama. Mereka ingin 
memurtadkan warga Aceh.

Pengakuan Vernon Brewer, aktivis gerakan misionaris Worldhelp 
menjadi buktinya. Saat diwawancarai Washington Post Brewer mengakui 
bahwa pihaknya menangkut 300 anak Aceh ke Jakarta. Mereka akan 
disekolahkan di sejumlah sekolah Kristen. Selain itu, banyak pula 
sumbangan yang didalamnya ditemukan simbol salib dan tulisan-tulisan 
bernada pemurtadan. Itu semua adalah rangkaian dari gerakan 
pemurtadhan yang dijalankan dengan kedok bantuan.

Buku ini menjadi semacam dokumentasi atas berbagai aktivitas 
pemurtadan itu. Beberapa foto di bagian akhir buku ini, menjadi 
bukti pelengkap yang menguatkan dugaan adanya pemurtadan tersebut. 
Bagi para penentu kebijakan, buku ini menjadi semacam warning akan 
posisi masyarakat Aceh yang terus-menerus dicoba untuk digoyahkan 
keimanannya. irf

Judul : Gerilya Salib di Serambi Mekkah 
Penulis : Rizki Ridyasmara 
Penerbit : Pustaka Alkautsar 
Cetakan : I (pertama)/Mei 2006 
Tebal : xxvii+190 halaman ( tri )






Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to