Bismillahirrahmanirahiim.

Tanggapan terhadap tulisan pak hidayat

Pertama, hendaknya ketika kita berbicara  dalam urusan ilmu agama atau
lainnya, kita harus senantiasa memahami  kaidah-kaidah dasar dalam ilmu
tersebut. Dalam ilmu agama, -sebagaimana telah  dibahas dengan panjang
lebar oleh ulama' ahli ushul fiqih-  yang menjadi dasar  pemikiran
dan keputusan setiap hukum adalah dalil-dalil syar'i, bukan lainnya.

Dan yang dianggap sebagai dalil dalam ilmu agama, ialah Al Qur'an,
Al Hadits, Al Ijma'. Inilah  dalil-dalil -yang disepakati oleh para
ulama'- dalam setiap urusan agama.  Sedangkan hal-hal lain selain
dari ketiga dalil ini diperselisihkan oleh ulama',  apakah dapat
dijadikan dalil atau tidak dalam urusan agama.

Kedua, silahkan anda berdusta atas nama  ulama dengan memplintir
perkataan Ibnu Taimiyyah yang anda sendiri belum tentu memiliki kitabnya
(Majmu fatwa), asalkan jangan berdusta mengatas  namakan Rosululluh
shallalahu 'alayhi wa  sallam.


ketahuilah yaa akhi  karim,  bahwa majelis dzikir yang anda maksud itu
(beramai-ramai berdzikir, membaca  al-Quran berdoa sambil menanggalkan
serban dan menangis) justru ditentang sendiri oleh Syaikhul Islam Ibnu 
Taimiyaah dan murid-muridnya. Bagaimana mungkin Syaikhul Islam yang kita
kenal  melalui sirahnya merupakan tokoh penentang Bid'ah dan ajaran
sesat tasawuf  dijamannya itu membolehkan bid'ah sementara Nabinya
yang mulia dan para shahabat  tidak perna menuntunkannya.??

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah  dalam Kitab Al  Iqtidha hal. 304
mengatakan," Bahwa berkumpulnya orang dalam rangka membaca Al 
Qur'an, berdzikir dan berdoa adalah perkara yang baik apabila hal
tersebut  tidak merupakan suatu kebiasaan  dan tidak terdapat perkara 
bid'ah.

sementara salah satu  perkara bid'ah dalam berdzikir adalah
mengeraskan suara sebagaimana ia sendiri  (syakhul Islam mengatakan
dalam Kitab Al  Fatawa Al Kubra 2/132," Tidak ada seorang pun yang 
mengabarkan bahwa setiap Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam selesai
mengerjakan  shalat dengan para sahabat, beliau berdo'a 
bersama-sama dengan mereka.

Maka cukuplah saya  katakan kepada anda:

و  ليس يصحÙ` في الأ فها
م شيءٌ

اذا  احتا ج النهار إ لي
دليل



Sungguh tidak masuk akal sama  sekali
Bila sesuatu yang sudah jelas  masih membutuhkan dalil



Abu Yahya  Adz-Dzahabi
Kullu bid'atin  dholala ila yaumil qiyamah
http://smd.antibidah.net <http://smd.antibidah.net/>



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Hidayat, Akhmad"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Pendapat Ibnu Taimiyyah Mengenai Majelis Dzikir
>
> Bismillahirrohmanirrohiim,
>
> Berikut ini merupakan pendapat Ibnu Taimiyyah mengenai majelis dzikir.
> Hal ini terdapat dalam kitab Majmu 'at fatawa Ibnu Taimiyyah edisi
King
> Khalid ibn 'Abd al-Aziz.
>
> Ibnu Taimiyyah telah ditanya mengenai pendapat beliau mengenai
perbuatan
> berkumpul beramai-ramai berdzikir, membaca al-Quran berdoa sambil
> menanggalkan serban dan menangis sedangkan niat mereka bukanlah kerana
> riak ataupun menunjuk-nunjuk tetapi hanyalah kerana hendak mendekatkan
> diri kepada Allah s.w.t. Adakah perbuatan-perbuatan ini boleh
diterima?
> Beliau menjawab, "Segala puji hanya bagi Allah, perbuatan-perbuatan
itu
> semuanya adalah baik dan merupakan anjuran di dalam syari'at
(mustahabb)
> untuk berkumpul dan membaca al-Quran dan berdzikir serta berdoa."
>
> Salam sayang,
>
> Hidayat
>
>
>
> This message and any attached files may contain information that is
confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by
the intended recipient. If you are not the intended recipient or the
person responsible for delivering the message to the intended recipient,
be advised that you have received this message in error and that any
dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly
forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have
received this message in error please notify the sender immediately and
delete the message.
>

Kirim email ke