Shalat yang dapat membawa manfaat adalah shalat yang diiringi kekhusyu'an. 
   
  Allah SWT Berfirman:
  "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu) orang-orang yang 
khusyu' dalam shalatnya" (QS 23:1-2)
   
  Pengertian khusyu' di dalam shalat adalah kondisi hati yang penuh dengan 
ketakutan, mawas diri dan tunduk pasrah di hadapan keagungan Allah. Kemudian 
semua itu membekas dalam gerak-gerik anggota badan yang penuh hikmat dan 
konsentrasi dalam shalat, bila perlu menangis dan memelas kepada Allah; 
sehingga tak memperdulikan hal lain. (Al-Khusyu', Al-Hilali.)
   
  Jadi artinya, kekhusyu'an dalam shalat bukanlah sekedar kemampuan
memaksimalkan konsentrasi sehingga pikiran hanya terfokus dalam shalat. Namun 
kekusyu'an lebih merupakan kondisi hati yang penuh rasa takut, pasrah, tunduk 
dan sejenisnya; yang membias dalam setiap gerakan shalat menjadi nampak anggun, 
khidmat dan tidak serampangan.
   
  Kiat Khusyu' Dalam Shalat

1 Mengenal Allah, Menghadirkan, Mengagungkan dan Takut Kepada-Nya.
  
Orang yang paling khusyu' dalam shalat adalah orang yang paling bertakwa.
  Karena Allah berfirman: "(orang-orang yang khusyu' yaitu) orang-orang yang 
meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb mereka, dan bahwa mereka akan kembali 
kepada-Nya." (Al-Baqarah: 46)
   
  2 Hendaknya Orang Yang Shalat Menyadari Bahwa Shalat Adalah Perjumpaan, 
Sekaligus Komunikasi Dirinya Dengan Allah
   
  Hal itu telah diisyaratkan dalam hadits Nabi :
"Apabila seorang di antaramu sedang shalat, sesungguhnya dirinya
sedang berkomunikasi kepada Allah. Maka janganlah ia membuang
ludah ke hadapan muka, atau ke arah kanan; tapi hendaknya ia
membuangnya ke-sebelah kiri, atau di bawah telapak kakinya." (Diriwayatkan oleh 
Al-Bukhari: 531, Muslim: syarah Nawawi: 5/40-41, An-Nasa'i: 1/163, 11/52-53 dan 
lain-lain)
   
  Imam Nawawi berkata:
"Sabda beliau: "..sesungguhnya ia sedang berkomunikasi kepada
Rabb-nya...", merupakan isyarat akan pentingnya keiklasan hati,
kehadirannya (dalam shalat) dan pengosongannya dari selain
berdzikir kepada Allah... " (Syarhu Shahih Muslim V/40-41.)
   
  3 Ikhlas Dalam Melaksanakannya
   
  Keikhlasan adalah ruh aural. Allah berfirman:
"Yang menjadikan hidup dan mati, agar Dia menguji kamu; siapakah
di antara kamu sekalian yang terbaik amalannya." (al-Mulk: 2)
   
  Berkenaan dengan ayat ini; Fudhail bin Iyyadh pernah menyatakan:
"Yang dimaksudkan dengan yang terbaik amalannya, adalah yang
paling ikhlas dan paling benar."
   
  Satu amalan yang dianggap pelakunya sudah ikhlas, bila tak mencocoki ajaran 
syari'at, tak akan diterima. Demikian juga amalan yang benar sesuai ketentuan, 
namun tidak ikhlas karena Allah, juga tak ada gunanya. Ikhlas artinya hanya 
untuk Allah. Benar artinya menuruti Sunnah Rasul . (Al-Hilyah - oleh Abu 
Nu'aim: V111/59, Tafsir al-Baghwi: 1V/369, Zadul Masir:1V/79.)
   
  4 Mengkonsentrasikan Diri Hanya Untuk Allah
   
  Dalam shahih Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
"Seandainya seorang hamba (sesudah berwudhu dengan baik) tegak
malakukan shalat, memuji Allah, menyanjung-Nya, mensucikan diri-
Nya yang mana itu memang merupakan hak-Nya, mengkonsen-
trasikan diri hanya mengingat Allah; maka ia akan keluar dari
shalatnya laksana bayi yang baru dilahirkan." (Diriwayatkan oleh Muslim: 832 
dan Ahmad: IV/ 112-385, dari hadits Amru bin Abasah.)
   
  5 Menghindari Berpalingnya Hati Dan Anggota Tubuh Dari Shalat
   
  Imam Ash-Shan'ani menyatakan:
"Sebab dimakruhkannya berpaling tanpa hajat di kala shalat, karena
itu dapat mengurangi kekhusu'an, dan dapat juga menyebabkan
sebagian anggota badan berpaling dari kiblat. Juga karena shalat
itu adalah menghadap Allah. (11Lihat Subulu as-Salam I/ 309-310)
  
6 Merenungi Setiap Gerakan Dan Dzikir-Dzikir Dalam Shalat
   
  Imam Ibnul Qayyim pernah menyatakan:
"Ada satu hal yang ajaib, yang dapat diperoleh oleh orang yang
merenungi makna-makna Al-Qur'an. Yaitu keajaiban-keajaiban
Asma dan Sifat Allah. Itu terjadi, tatkala orang tadi menuangkan
segala curahan iman dalam hatinya, sehingga ia dapat memahami
bahwa setiap Asma dan Sifat Allah itu memiliki tempat (bukan
dibaca) di setiap gerakan shalat. 
   
  Artinya bersesuaian. Tatkala ia tegak berdiri, ia dapat menyadari
ke-Maha Terjagaan Allah, dan apabila ia bertakbir, ia ingat akan
ke-Maha Agung-an Allah." (Ash-Shalah karya Ibnul Qayyim.)
   
  7 Memelihara Tuma'ninah (Ketenangan), Dan Tidak Terburu-buru Dalam Shalat
   
  Allah berfirman:
"Dan apabila kamu sudah tenang, maka dirikanlah shalat..." (An-Nisa': 103)
   
  Ayat di atas jelas mengisyaratkan bahwa ketenangan, adalah faktor vital dalam 
shalat yang harus diperhatikan. Sehingga "keharusan" shalat bagi seorang mukmin 
di saat-saat berperang dengan orang-orang kafir, dilakukan kala ia sudah 
kembali tenang.
   
  8 Semangat Dalam Melakukannya
   
  Ini satu hal yang lumrah. Karena tatkala seseorang shalat dengan seenaknya, 
malas dan tidak bersemangat; jelas tak akan dapat diharapkan kehusyu'annya. 
Oleh sebab itu, dalam hadits yang diceritakan Anas bin Malik disebutkan bahwa 
Rasulullah pernah memasuki masjid. Tiba-tiba beliau melihat ada tali yang 
direntangkan antara dua tiang masjid tersebut.
Beliau lantas bertanya: "Untuk apa tali ini?" Para shahabat menjawab: "Itu 
punyanya Zainab. Kalau dia lagi lemas waktu shalat, itu dijadikan tempat 
berpegangan." maka beliau bersabda, yang artinya:
"Lepaskan tali itu. setiap kamu itu hendaknya shalat dengan bersemangat. Kalau 
dia memang merasa capek, ya istirahat dulu." (14Diriwayatkan oleh Al-Bukhari: 
1150, Muslim: 784 dan lain-lain.)
   
  9 Memilih Tempat Shalat Yang Sesuai
   
  Artinya yang memenuhi syarat agar bisa membuat shalat kita menjadi khusyu'.
  Tempat tadi paling tidak harus memenuhi beberapa kriteria seperti tenang, 
jauh dari keributan, menghindari hal-hal/sesuatu yang menghalangi malaikat 
(rahmat) untuk memasuki tempat kita menunaikan shalat.
   
  10 Menghindari Segala Yang Menyibukkan Dan Mengganggu Shalat
   
  Termasuk dalam lingkaran larangan itu, shalat di kala makanan sudah 
dihidangkan; atau shalat di kala sedang menahan buang air kecil atau besar.
   
  Nabi bersabda yang artinya:
Janganlah salah seorang di antara kamu shalat, kala makanan
dihidangkan, atau kala menahan buang air." (Diriwayatkan oleh Muslim: 560, Ibnu 
Hibban: 195 dan al-Baghwi dalam "Syarhu as-Sunnah": 801.)
   
  Yang lainnya lagi: memandang (ketika shalat) sesuatu yang merusak 
konsentrasi. Dari Anas diceritakan, bahwa Aisyah memiliki kain korden berhias 
yang menutupi sebagian tembok rumahnya. Maka Rasulullah bersabda:
"Singkirkan korden itu, Sesungguhnya gambar-gambarnya itu terus
terbayang dalam diriku di waktu shalat." (HR. Al-Bukhari: 374 dan Ahmad: 
III/151 – 283)
   
  11 Memanjangkan Bacaan
   
  Memanjangkan bacaan surat dalam shalat, seringkali membantu proses 
kekhusyu'an, terutama bagi yang mengerti kandungan makna bacaan itu, atau bagi 
orang yang dianugerahi Allah kelembutan jiwa.
   
  Rasulullah pernah ditanya: "Shalat bagaimana yang paling
utama?" Beliau menjawab: "Yang panjang qunut/kekhusu'an nya." (HR. Muslim: 756, 
Tirmidzi: 387, Ibnu Majah: 1421 dan al-Baghwi dalam Syarhu as Sunnah: 559-560.)
   
  Imam Ibnul `Arabi menyatakan:
"Aku mencoba menyelidiki sumber-sumber kekhusyu'an; lalu kudapati ada
sepuluh perkara: Ketaa'atan, ibadah, kesinambungan melakukan amal shalih, 
shalat, bangun malam, berdiri panjang (dalam shalat), berdoa, ketundukan, diam 
tenang, dan tidak menoleh-noleh. Kesemuanya adalah alternatif yang saling 
terkait. Namun yang paling berpengaruh adalah: ketundukan, berdiam diri dan 
bangun malam." ("Al-'Aridhah".)
   
  12 Hendaknya kita shalat, seperti shalatnya orang yang akan bepergian jauh 
(meninggalkan alam fana)
   
  Rasulullah pernah menegaskan:
"Apabila engkau melakukan shalat, maka shalatlah kamu, dengan
shalatnya orang yang akan meninggalkan alam fana..." (Dikeluarkan oleh Ibnu 
Majah: 4171, Ahmad: 5/412 dan dihasankan oleh al-Albani dalam "Shahih aljami' 
ash-Shaghir": 1/265.)
   
  *Diringkas dari "Kiat Khusyu' Dalam Shalat - Fauzan Ahmad az-Zumari
   
  Mudah2an bermanfaat...
   
  Salam :)
  WnS
   
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Dave" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu,
> 
> Terus saja saya melangkah, tetapi serbuan pertanyaan terus menerus membayangi 
> ....sekilas terlihat banyak orang membolak-balik kitab hadist ....mungkin 
> saja mencari kebenaran dari peribatan selama ini dan mudah-mudahan bukan 
> mencari pembenaran dari sebuah perdebatan.....terserahlah......setelah 
> itu...Tampaklah buku mengenai Tata cara sholat nabi beserta dalil-dalil 
> setiap gerakan.....Alhamdulillah setelah di praktekan ternyata tidak begitu 
> susah ...asal ada niat Insya Allah bisa .......tapi............ ketika sedang 
> sholat saya berhadapan dengan siapa ??...saya terlalu sibuk dengan 
> bacaan-bacaan...........ahhhh saya ternyata harus kembali lagi 
> mencari......Dimana Allah......Bagaimana Sholat khusuk itu ?
> - Mengapa banyak orang yang sholat tapi tapi maksiat tidak pernah berhenti 
> .....bukankah sholat mencegah kemungkaran....bagaimana sholat yang mencegah 
> kemungkaran itu....adakah yang bisa membantu ?
> 
> Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu
> 
> Dave
>


 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke