Pendapat Para Imam dan  Muhaddits :
       
      Berkata Imam Al Hafidh Ibn  Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
      Telah jelas dan kuat riwayat yg  sampai padaku dari shahihain bahwa Nabi 
saw datang ke Madinah dan bertemu  dengan Yahudi yg berpuasa hari asyura (10 
Muharram), maka Rasul saw bertanya  maka mereka berkata : “hari ini hari 
ditenggelamkannya Fir’aun dan Allah  menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa 
sebagai tanda syukur pada Allah swt,  maka bersabda Rasul saw : “kita lebih 
berhak atas Musa as dari kalian”, maka  diambillah darinya perbuatan bersyukur 
atas anugerah yg diberikan pada suatu  hari tertentu setiap tahunnya, dan 
syukur kepada Allah bisa didapatkan dg  pelbagai cara, seperti sujud syukur, 
puasa, shadaqah, membaca Alqur’an, maka  nikmat apalagi yg melebihi kebangkitan 
Nabi ini?, telah berfirman Allah swt  “SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH 
PADA ORANG ORANG MUKMININ KETIKA  DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA” (QS Al 
Imran 164)
       
      Pendapat Imam Al Hafidh  Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
      Telah jelas padaku bahwa telah  muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw 
ber akikah untuk dirinya setelah beliau  saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah 
hadis no.1832 dg sanad shahih dan Sunan  Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, 
dan telah diriwayatkan bahwa telah ber  Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib 
saat usia beliau saw 7 tahun, dan akikah  tak mungkin diperbuat dua kali, maka 
jelaslah bahwa akikah beliau saw yg kedua  atas dirinya adalah sebagai tanda 
syukur beliau saw kepada Allah swt yg telah  membangkitkan beliau saw sebagai 
Rahmatan lil’aalamiin dan membawa Syariah utk  ummatnya, maka sebaiknya bagi 
kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan  Maulid beliau saw dengan 
mengumpulkan teman teman dan saudara saudara, menjamu  dg makanan makanan dan 
yg serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan  kebahagiaan, bahkan Imam 
Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai  perayaan maulid dengan nama : 
“Husnulmaqshad fii ‘amalilmaulid”.
       
      Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah  rahimahullah (Guru imam Nawawi) :
      Merupakan Bid’ah hasanah yg mulia  dizaman kita ini adalah perbuatan yg 
diperbuat setiap tahunnya di hari  kelahiran Rasul saw dengan banyak 
bersedekah, menggunakan perhiasan2 indah dan  kegembiraan, menjamu para fuqara, 
seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul  saw dan membangkitkan rasa cinta 
pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dg  kelahiran Nabi saw.
    

kang nceps <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                           
       Wah ini makin membingungkan menurut saya, karena seolah sudah memvonis
   orang lain menganggap maulidan menjadi kewajiban, yang satu
  menjadikan maulid sebagai cara untuk menyatukan umat dan mengingatkan
  kita kepada perjuangan rasululloh sementara yang lain menjadikan
  maulid dianggap bid'ah dan pangkal segala permasalahan ,
  
  mas yang mengatakan maulid itu wajib siapa?? 
  lalu yang mengatakan maulid menjadi ibadah itu siapa ya??
  
  menurut saya pandangan sikap ekstrim itu tergantung dari cara kita
  bersikap, kalau orang - orang yang menolak sesuatu dengan cara yang
  ekstrim ya jelas disebut kasar alias ekstrim, tapi menolak dengan cara
  yang halus apa pernah disebut ekstrim ??
  
  jelas di cap wahabi , karena sumbernya dan paling banyak bersikap
  ekstrim golongan wahabi,sama orang-orang yang paling mengaku salaf
  alias salafi yang entah darimana paling merasa berhak mencap orang
  lain , orang lain tiba-tiba mendapat cap musrik mendadak juga karena
  wahabi, orang laing jadi kafir karena dicap oleh aliran wahabi ini,,, 
  
  lha kalau sekarang maulidan untuk kemaslahatan umat tujuannya
  kira-kira boleh enggak ??
  
  wassalam
  Sori kurang enak badan,,
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > hmm..pertanyaan bagus..
  > 
  > Begini..mas..apa yang saya kemukakan bukanlah suatu penafian 
  > terhadap ijtihad. Kita harus menghargai ijtihad ulama..sebab ijtihad 
  > tetap dibutuhkan sebagai sumber hukum ketiga setelah al-Qur'an dan 
  > as-Sunnah. Namun ijtihad pun harus hati-hati dan bukan sembarang 
  > orang serta persyaratannya sangat berat apalagi sesuatu yang sudah 
  > jelas hukumnya. Contoh simple...bahwa di dalam Islam sudah 
  > ditetapkan dua hari raya yang diperingati setiap tahun, dan ini 
  > sepakat sejak para sahabat hingga tabiut tabiin dan imam madzhab 
  > yang empat akhir abad 3H. Namun kemudian muncullah perayaan maulid 
  > dengan dalil kebiasaan puasa seninnya Nabi SAW untuk mengingat hari 
  > kelahirannya. Maka sejak kurun tersebut perselisihan dikalangan 
  > ulama sangat banyak.
  > 
  > Padahal Nabi sebenarnya mencontohkan sunahnya puasa hari senin bukan 
  > peringatan maulidnya dibesar-besarkan dan dirutinkan sehingga 
  > menjadi kebiasaan dan kewajiban. Padahal yang namanya kewajiban 
  > beribadah harus didahului dengan perintah sesuai dengan kaidah fiqh 
  > bahwa asal dari ibadah adalah terlarang sampai diperintahkan dengan 
  > dalil, jika sudah ada dalil maka laksanakan...dan berlakulah kaidah 
  > berikutnya..yaitu...al ashlu fil amr lil wujub (asal dari perintah 
  > adalah sebagai kewajiban)maka harus ada keduanya. 
  > 
  > Nah..mengenai peringatan di luar dua hari raya ini bahkan sebagian 
  > ulama membolehkannya, apakah ini sebagai dasar sebab ijtihad masih 
  > dibolehkan...? Belum lagi masalah kendurian kematian 7 hari 40 hari 
  > 1000hari, dan sebagian masyarakat kita mencap mereka yang menolak 
  > melakukan itu sebagai islam ekstrim..ini sering saya dengar..dikit-
  > dikit...mengatakan aliran aneh/sesat...dan paling enak..wahhabi. 
  > Ironis gak kira-kira..? Maka ilmu itu sangat penting untuk di 
  > dahulukan. Imam Bukhari sampai-sampai membuat suatu bab yang 
  > berjudul Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan.
  > 
  > Sedangkan perkara yang anda sampaikan berkaitan dengan kemajuan 
  > teknologi untuk kelancaran ibadah dan dakwah dan kemaslahatan 
  > umat..ya silahkan dikembangkan..antum a'lamu biumuri dunyakum.
  > 
  > demikian,
  > salam
  > 
  > 
  > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland_hmd098" 
  > <arland_hmd098@> wrote:
  > >
  > > Assalamu 'alaikum wr. wb.
  > > 
  > > Islam itu memang sudah sempurna.
  > > Rasulullah SAW tidak akan mungkin menyembunyikan ilmu dan risalah 
  > buat ummatnya.
  > > Tapi perkembangan jaman dan teknologi ketika Rasululloh SAW masih 
  > hidup dengan masa sekarang berbeda.
  > > Karena itu dibutuhkan Ijtihad, maka ijtihadpun diperbolehkan 
  > asalkan tidak melanggar hukum dasar yang inti.
  > > 
  > > Kalau kita hanya berpatokan bahwa islam sudah sempurna, titik, 
  > tidak ada peluang untuk ijtihad, tidak perlu ada assesories ini dan 
  > itu.....
  > > Bagaimana islam mau menjawab masalah hukum asuransi ?
  > > Bagaimana islam mau menjawab masalah hukum otopsi terhadap mayat?
  > > Bagaimana islam mau menjawab masalah Keluarga Berencana dan alat-
  > alat kontrasepsi?
  > > Bagaimana Islam mau menjawab cangkok ginjal, cangkok mata, dsb dsb.
  > > Bagaimana Islam mau menjawab masalah Narkoba?
  > > Bagaimana Islam mau menjawab Sholatnya jamaah haji ketika diatas 
  > pesawat terbang?
  > > Bagaimana islam mau menjawab pernikahan lewat sms yang diforward 
  > ke beberapa saksi?
  > > 
  > > dan lain-lain dan lain-lain yang dijaman Rasulullah SAW masih 
  > hidup semua itu belum ada.
  > > 
  > > Mohon penjelasannya yang realistis sesuai pemahaman anda bahwa :
  > > ===========jika suatu perkara 
  > > agama yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah maupun para 
  > > sahabat, tabiin dan tabiut tabiin kita tinggalkan walaupun 
  > terkesan 
  > > baik dengan alasan apapun.===============
  > > 
  > > 
  > > wassalam,
  > > Arland-Jkt.
  > > 
  > >   ----- Original Message ----- 
  > >   From: al.fatih 
  > >   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  > >   Sent: Thursday, December 21, 2006 2:05 PM
  > >   Subject: [keluarga-islam] Re: wahabi pembuktian aqli dan naqli,
  > > 
  > > 
  > >   Bos gak usah pake memvonis salah benar deh
  > >   Rasulullah tidak sedikitpun menyembunyikan risalahnya kepada 
  > >   umatnya, semua sudah tersampaikan, sampai-sampai burung yang 
  > >   membolak-balikan sayapnya saja beliau jelaskan. Artinya Islam 
  > itu 
  > >   sudah sempurna, ditambah malah cacat dikurangi juga sama saja 
  > cacat 
  > >   juga. Hidung kita satu lalu iseng dioperasi bikin dua, pantas 
  > gak? 
  > >   orang akan bilang kita ini cacat.
  > > 
  > >   Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah 
  > >   pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung 
  > yang 
  > >   terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan 
  > beliau 
  > >   telah menerangkan ilmunya kepada kami.
  > > 
  > >   Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: "Tidak tinggal 
  > >   sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan 
  > kamu 
  > >   dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada 
  > kamu". 
  > >   Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 
  > >   no.1647]
  > > 
  > >   Kemudian dalam surat al-maidah ayat 3 telah dijelaskan tentang 
  > >   kesempurnaan Islam. Diriwayatkan oleh Umar radhiyallahu'anhu 
  > bahwa 
  > >   seorang yahudi berkata,"Sesungguhnya kalian (kaum muslimin) 
  > telah 
  > >   membaca ayat tersebut dan seandainya ayat itu diturunkan kepada 
  > kami 
  > >   niscaya akan kami jadikan hari turunnya ayat itu sebagai hari 
  > raya".
  > >   [Ahmad, al-Musnad]
  > > 
  > >   Imam Malik ketika menjelaskan ayat ke 3 surat al-Maidah tersebut 
  > >   mengatakan,"Bahwa apa-apa yang tidak pernah menjadi bagian dari 
  > >   syariat Islam pada saat ayat ini turun (waktu itu), maka tidak 
  > akan 
  > >   pernah menjadi bagian dari syariat Islam pada hari ini juga".
  > >   Sehingga kita bisa mencermati bahwa syariat Islam itu sudah 
  > jelas, 
  > >   malamnya bagaikan siangnya. Jadi sudah sewajarnya jika suatu 
  > perkara 
  > >   agama yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah maupun para 
  > >   sahabat, tabiin dan tabiut tabiin kita tinggalkan walaupun 
  > terkesan 
  > >   baik dengan alasan apapun. Baik menurut kita namun belum tentu 
  > >   menurut Allah. Sudah sangat banyak dalil-dalilnya yg menjelaskan 
  > ini.
  > > 
  > >   mengenai tabarruk apakah setelah Rasulullah wafat masih berlaku 
  > >   kebiasaan itu dikalangan para sahabat? Misal air bekas wudhu Abu 
  > >   Bakar diperebutkan oleh sahabat lain? 
  > > 
  > >   untuk lebih jelasnya silahkan buka link berikut:
  > > 
  > >   http://www.eramuslim.com/ust/hds/4588b4fe.htm
  > > 
  > > 
  > >   Recent Activity
  > >     a..  11New Members
  > >   Visit Your Group 
  > >   SPONSORED LINKS
  > >     a.. Single family home 
  > >     b.. Family home finance 
  > >     c.. Family home 
  > >     d.. Family home mortgage 
  > >     e.. Family home business 
  > >   Yahoo! Mail
  > >   Get on board
  > > 
  > >   You're invited to try
  > > 
  > >   the all-new Mail Beta.
  > > 
  > >   Y! Messenger
  > >   Instant smiles
  > > 
  > >   Share photos while
  > > 
  > >   you IM friends.
  > > 
  > >   Yahoo! Photos
  > >   Order at Yahoo!
  > > 
  > >   Pick up at Target
  > >   .
  > >
  >
  
  
      
                                    

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke