ga boleh dikritisi bang...
nanti dimarahin ama om wandy...:))

salam,
ananto


On 1/2/07, banganut <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

Mohon di kritisi ...

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com <keluarga-islam%40yahoogroups.com>,
bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sabda Rasulullah saw :
>
> "barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan" (Shahih Bukhari)
>
> gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
"33 kali" adalah "Tiga puluh tiga
> kali".
> Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
> paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
> mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
>
> (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
> dikaruniakan kepada dirinya?).
>
> Tarjamahan ayat itu adalah:
>
> "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Sebanyak
30
> kali.
>
> Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
> kepada kita semua maka "baca" lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
> Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
>
> Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih "tiga
> puluh tiga kali",
>
> (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan "menguap").
>
> Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
> Bandungi.
> (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi "mencintai tanah air
> adalah sebagian dari iman").
>
> Salam
>
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com <keluarga-islam%40yahoogroups.com>,
Ananto pratikno.ananto@
wrote:
> >
> > *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
> >
> > An-Nisa : 103-104
> > Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
atau
> > menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
> bacaan itu
> > sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
> jadi
> > dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
> RasulNya
> > saja yang mengetahui.
> >
> > Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
> > adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
> Sempurna
> > dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
tulus
> > dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
> > jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
> rahmat
> > Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
tak
> > hitungan.
> >
> >
> >
> > Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
> > memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
> bisa
> > memuji keMaha-MuliaanNya.
> >
> > Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
> > bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
itulah
> > diungkap dalam kata-kata "al-Hamdu lillah" (Segala puji hanya
bagai
> Allah).
> >
> > Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
> Tuhan. Diri
> > seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
ada
> > apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
Maha
> > Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
> itulah,
> > lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
Tuhan
> > sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan "Allah Akbar".
> >
> > Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
> terukur.
> > Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
> disesuaikan
> > dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak
pula
> > kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
> tahu kenapa
> > tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul
yang
> > besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
saja yang
> > tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
> >
> > Bila "Subahanallah" dibaca 33 kali setiap usai shalat, "Al-hamdu
> lilah" 33
> > kali dan "Allah Akbar" juga demikian, maka masing-masing akan
terbaca
> > sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
terbaca
> > sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka
total
> > berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya
> > 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
> > benar-benar dibaca
> > secara sungguhan dan diresapi.
> >
> > Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai
> bersyukur,
> > bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas
secara
> aktif
> > dan teresapi dalam satu bulan.
> >
> > Dilanjutkan dengan membaca kalimah tahlil " La ilah illa Allah",
> Tiada Tuhan
> > selain Allah". Sekian kali. Lalu berdoa. Berdoa memohon kebaikan
di
> Dunia
> > dan kebaikan di Akhirat. Sungguh rangkaian bacaan yang bagus dan
sangat
> > religius.
> >
> > Haruskah wiridan dilakukan dengan duduk setelah usai shalat
seperti
> > kebiasaan kita? Ya tidak. Bisa saja Anda berwiridan, membaca-baca
> kalimah
> > thayyibah sambil tiduran, dengan jalan-jalan, termasuk dengan
jungkiran
> > sekalipun.
> >
> > Ayat studi ini memberi kebebasan cara berdzikir, yakni sambil
> berdiri, duduk
> > atau tiduran " fadzkuru Allah qiyama wa qu'uda wa 'ala junubihim
". Cuma
> > harus disadari, lha wong segera setelah shalat, dalam keadaan
sangat
> > kondusif, barusan berbisik-bisik dengan Tuhan, tinggal meneruskan
> saja tidak
> > mau, apalagi setelah berpisah lama dan terpental dari situasi
> kondusif? Apa
> > tidak malah lupa?[]
> >
>
>
>
>
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
>



Kirim email ke