beda dong antara shalat fajar, dengan shalat sunnah di waktu fajar.. 

wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                        
          Dalam masalah ini pemahaman kita memang berbeda, jadi itu yang 
  seharusnya juga ente fahami... :)
  
  Karena perbedaan tersebut, sepertinya masalah ini tidak akan ada 
  habisnya dibahas, diulang dan diulang lagi. Saya hanya berusaha 
  mengemukakan dalil2 ataupun riwayat2 yang saya ketahui yang 
  berkenaan dengan masalah ini. Mengenai kesimpulan akhirnya, silakan 
  anda pikirkan sendiri...
  
  Salam :)
  WnS
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "arland_hmd098" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Assalamu a'laikum wr. wb.
  > 
  > Mas Wandy yang diRahmati Allah,
  > Alhamdulillah saya hanya belajar "ngaji nguping" di masjid-masjid, 
  > jikalau pemahaman ada ketidak cocokan, ya mohon dimaklumi saja, 
  > nguping sih soalnya ...:)
  > 
  > Saya memahami bahwa hadits pertama yang anda sampaikan itu bukan 
  > suatu pelarangan secara mutlak dalam sholat fajar lebih dari 2 
  rakaat.
  > Andaikan anda memahaminya sebagai suatu pelarangan, itu sifatnya 
  > khusus, yaitu dalam "niat sholatnya" itu memang sholat fajar, dan 
  > Rasulullah SAW memang tidak pernah lebih dari 2 rakaat dalam 
  > melakukan sholat fajar, tapi beliau SAW tidak pernah melarangnya 
  > secara tegas untuk tidak melakukan sholat fajar lebih dari 2 
  rakaat, 
  > bahkan Rasulullah SAW mengajurkan memperbanyak sholat sunnah untuk 
  > menambal kekurangan pahala/kesempurnaan sholat wajib.
  > 
  > Dalam hadits tsb, Kalau saja seandainya seseorang yang ditegur 
  oleh 
  > Sa'id bin Musayyab Ra itu mengatakan, "saya tidak sholat fajar, 
  saya 
  > hanya sholat sunnah mutlak, atau saya sholat qodho atau saya 
  sholat 
  > qodho sunnah wudhu dan qodho tahyatul masjid", maka riwayat hadits 
  > tsb akan lain lagi.
  > Sa'id bin Musayyab Ra tidak mungkin akan melarangnya.
  > 
  =====
  > 
  > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra" 
  > <wandysulastra@> wrote:
  > >
  > > Wa'alaikum salam wr wb...
  > > 
  > > Bang Arland, bagaimana dengan keterangan berikut:
  > > 
  > > Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat
  > > seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit
  > > fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut 
  berkata, "Wahai
  > > Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah 
  akan
  > > menyiksa saya karena shalat?" Ia menjawab : "Tidak, tetapi Allah 
  > akan
  > > menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah" (HR Baihaqi dalam As-Sunan
  > > Al-Kubra II/466)
  > > 
  > > Adakah dalil yang melarangan sholat SUNNAH fajar LEBIH dari dua 
  > > rakaat? Kenapa sahabat melarang orang melakukan sholat sunnah 
  fajar 
  > > lebih dari dua rakaat? Itu semua karena sahabat tersebut 
  mengetahui 
  > > bahwa Rasulullah sepanjang hidupnya mencontohkan melaksanakan 
  > sholat 
  > > Sunnah Fajar HANYA dua Rakaat, walaupun tidak ada dalil yang 
  > > melarangnya.
  > > 
  > > Diriwayatkan oleh Nafi' Radhiyallahu 'anhu, "Seseorang bersin di 
  > > samping Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu, lalu ia 
  > > berkata, 'Alhamdulillah wassalamu 'ala Rasulih (segala puji bagi 
  > > Allah dan kesejahteraan kepada RasulNya)'. Maka Ibnu Umar 
  > > berkata, "Dan saya mengatakan, Alhamdulillah wassalamu 'ala 
  > > Rasulillah. Tetapi tidak demikian Rasulullah Shallallahu'alaihi 
  wa 
  > > sallam mengajarkan kami. Beliau mengajarkan agar kami 
  > > mengatakan, "Alhamdulillah 'ala kulli hal" (segala puji bagi 
  Allah 
  > > dalam segala hal) (HR Tirmidzi 2738, Hakim IV/265-266, Harits 
  bin 
  > > Usamah Al-Baghdadi dalam Musnadnya 200)
  > > 
  > > Bahkan untuk SEKEDAR menjawab bersin pun kita diminta untuk 
  > > mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah.
  > > 
  > > Sufyan bin Uyainah berkata, "Saya mendengar bahwa seseorang 
  datang
  > > kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, "Wahai Abu
  > > Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram?" Ia 
  berkata,
  > > "Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
  sallam
  > > ihram" Ia berkata, "Saya ingin ihram dari masjid dari samping 
  makam
  > > (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), "Ia berkata, "Jangan kamu 
  > > lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah", Ia 
  > > berkata, "Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya 
  menambahkan 
  > > beberapa mil saja!" Ia berkata, "Fitnah manakah yang lebih besar 
  > > daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang 
  > > ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? 
  Sesungguhnya 
  > > Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi 
  > > perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang 
  > > pedih '[An-Nuur : 63]" (HR Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Al-Faqih 
  wal 
  > > Mutafaqih I/148, Abu Nu'aim dalam Al-hilyah VI/326, Al-Baihaqi 
  > dalam 
  > > Al-Madhal : 236, Ibnu Baththah dalam Al-Ibanah : 98 dan Abu 
  Syamah 
  > > dalam Al-Ba'its : 90)
  > > 
  > > Dan masih ada banyak contoh riwayat seperti diatas yang 
  menunjukkan 
  > > bahwa dalam ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah haruslah 
  > > mengikuti petunjuk Rasulullah, dan tidak boleh merekayasa 
  sendiri.
  > > 
  =====
  
  
      
                                    

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke