saya mau tanya, sebenernya walisanga itu mengajarkan tauhid murni gak seeh?? selama ini saya blom nemu artikel yg menjelaskan hal itu paling banter hanya artikel tentang keberhasilan mereka menyebarkan agama Islam IMHO, koq kesannya umat Islam di negeri ini gak paham ya?? CMIIW
terima kasih On 3/14/07, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
semoga menjadi penambah wawasan... salam :-) ---------- Forwarded message ---------- From: Her Budiarto Date: Mar 14, 2007 8:50 AM Subject: [PKSO] WALISONGO WALISONGO Dalam sejarah Islam di Indonesia dikenal sembilan waliullah yang sangat tersohor dan besar pengaruhnya, yang kemudian lebih terkenal dengan julukan walisongo. Para waliullah yang dikenal umum adalah Syekh Maulana Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Jati. Sebenarnya walisongo adalah nama suatu Dewan Dakwah atau Dewan Mubaligh, apabila salah seorang pergi atau meninggal dunia, segera diganti wali lainnya. Berawal dari permintaan Sultan Muhammad I ( Kerajaan Turki )pada tahun 1404 M kepada para pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah agar mengirim para ulama yang mempunyai karomah ke pulau jawa. Maka berdatanganlah sembilan ulama karomah dari berbagai Negara yaitu Turki, Samarkan (Rusia Selatan ) Mesir, Maroko, Persia (Iran), Palestina, yang kemudian dikenal sebagai Walisongo periode pertama. Walisongo Periode Pertama (1404 M) 1. Syech Maulana Malik Ibrahim ( dari Turki). 2. Maulana Ishaq ( Samarkan, Rusia Selatan). 3. Maulana Ahmad Jumadil Qubro ( Mesir). 4. Maulana Muhammad Al-Maghrobi ( Maroko). 5. Maulana Malik Isroil (Turki) 6. Maulana Muhammad Ali Akbar ( Persia, Iran). 7. Maulana Hasanudin ( Palestina). 8. Maulana Alyuddin ( Plaestina). 9. Syech Subakir (Persia, Iran). Walisongo Periode Kedua ( 1436M). 1. Raden Ahmad Ali Rohmatulloh ( Campa, Muangthai Selatan) menggantikan Syech Maulana Malik Ibrahim. 2. Sayyid Ja'far Shodiq ( Palestina) menggantikan Maulana Malik Isroil. 3. Syarif Hidayatulloh ( Palestina) menggantikan Maulana Muhammad Ali Akbar. Walisongo Periode Ketiga ( 1463 M) 1. Maulana Ainul Yaqin (Raden Paku), putera Maulana Ishaq menggantikan Maulana Ishaq yang pindah ke Pasai. 2. Sunan Kalijaga atau raden Said kelahiran Tuban ( Jawa Timur) menggantikan Syech Subakir. 3. Sunan Bonang ( Raden Makdum Ibrahim) putera Sunan Ampel ( Raden Ahmad Ali Rahmatulloh) menggantikan Maulana Hasanuddin. 4. Sunan Drajat (Raden Qosim) putera Sunan Ampel� ( Raden Ahmad Ali Rahmatulloh) menggantikan Maulana Aliyuddin. Walisongo Periode Keempat ( 1466 M). 1. Raden Fattah ( Raja Demak) putera Raja Brawijaya Majapahit dan murid Sunan Ampel, menggantikan Maulana Ahmad Jumadil Qubro. 2. Fattuillah Khan, putera Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati) menggantikan Sunan Gunung Jati. Walisongo Periode Kelima : Sunan Muria ( Raden Umar Said) putera Sunan Kalijaga. Keberhasilan Walisongo dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia adalah berkat strategi dan metode dakwah yang tepat dalam melaksanakan tugas sesuai petunjuk Al-Qur'an (Surat An-Nahl 125)," Hendaklah engkau ajak orang ke jalan Tuhanmu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik ( ramah-tamah), serta ajaklah mereka berdialog (bertukar fikiran), dengan cara yang sebaik-baiknya". Demikian juga Walisongo menjadi legenda di hati masyarakat Indonesia, karena dalam penyebaran agama, para wali selalu menunjukkan sifatnya yang welas asih, sopan santun, luhur budi, luwes, jujur, sabar, agung dan berwibawa, yang patut menjadi panutan masyarakat. Kebesaran Walisongo ditunjukkan dalam penciptaan system penyebaran Islam melalui pendekatan budaya dan menggunakan seni sebagai media dakwah, serta mampu mengasimilasi nilai-nilai Islam ke dalam nilai-nilai budaya masyarakat. Pendekatan tersebut mampu memberikan warna khas pada masyarakat muslim Indonesia di tengah masyarakat muslim International. Sebagai perwujudan penghargaan, ungkapan rasa syukur dan terimakasih atas keberhasilan dan kebesaran jasa Walisongo dalam penyebaran Islam, kiranya kita harus senantiasa mengembangkan niali-nilai Islam dan Dakwah serta mengabadikan nama Walisongo dalam setiap kesmpatan Oleh Her Budiarto.