Ass Bengkulu terus diguncang gempa...! Rumah darurat alternatif tempat tinggal bagi korban gempa,Bantu mereka hanya dengan 2,5 jt anda sudah berpartisipasi untuk 1 rumah darurat, info 081977033484 Dede Sugiana-PKPU Cabang Bengkulu Donasi Via Rek Bank Muamalat Indonesia No Rek 431.00017.10/ 9117444499 an PKPU Cab Bengkulu --- agussyafii <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> PUASA; Sebuah Menejemen Peningkatan Kualitas diri > > Manusia mempersepsi benda dengan ukuran-ukuran > kualitas, emas diukur > dengan karat, makanan diukur dengan kandungan gizi > dan rasa, pakaian > diukur dengan jenis bahan dan mode, burung diukur > dengan keindahan > bulu dan kicauannya, sapi diukur dengan berat > dagingnya, pokoknya > semua benda ada ukuran kualitasnya, dan dari ukuran > itu ditentukan > nilai dan harganya. Lalu bagaimana dengan kualitas > diri kita ? > > Kualitas Manusia > Manusia adalah makhluk yang mempunyai dua dimensi,; > lahir dan batin, > fisik dan psikis, jasmani dan rohani, maka kualitas > manusia juga > diukur dari dua dimensi. Kualitas fisik manusia > disebut dengan > sebutan ayu, ganteng, kuat atau lemah. Sedangkan > kualitas ruhani > manusia disebut dengan sebutan-sebutan lembut, > halus, baik, jahat, > jujur, pemaaf, sombong, cerdas, dungu dan lain > sebagainya. > > Kulitas Manusia Menurut al Qur'an. > Al qur'an mengintrodusir banyak istilah merujuk > kepada kualitas diri > manusia, seperti muslim, mu`min, muttaqin, mukhlish, > muhsin, shalih, > shabur dan halim, disamping kafir, musyrik, fasiq, > munafiq, zalim dan > jahil. Al Qur'an mengisyaratkan bahwa pada dasarnya > manusia memiliki > potensi menjalankan kebaikan dengan mudah (laha ma > kasabat) dan harus > bersusah payah melawan dirinya untuk berbuat jahat > (wa `alaiha ma > iktasabat). Akan tetapi daya tarik keburukan lebih > kuat dibanding > daya tarik kebaikan. Nabi menggambarkan dengan > permisalan; surga itu > dikelilingi oleh hal-hal yang tidak menarik > (mahfufat bi al makarih) > sementara neraka dikelilingi oleh hal-hal yang > menarik ( mahfufah bi > as syahawat) Oleh karena itu untuk bisa membangun > kualitas diri, > manusia harus bisa meminij dengan baik agar antara > potensi, godaan > dan peluang bisa disinergikan kearah kesempurnaan > diri. Manusia > memiliki hak ikhtiar untuk mencapai kualitas > dirinya. Manusia diberi > kebebasan untuk menjadi mu`min atau menjadi kafir > (faman sya`a fal > yu'min waman sya'a fal yakfur) > > Perangkat Diri > Manusia oleh Alloh SWT diberi perangkat diri yang > memungkinkan > meminij hidup hingga mencapai tingkat integritas > yang tinggi, yaitu > Akal, Hati, Hati Nurani, syahwat dan Hawa nafsu. > > Akal (`aql) adalah problem solving capacity, yang > dengan akal manusia > bisa mengatasi masalah, bisa menemukan kebenaran > tetapi bukan > menentukan kebenaran. Kerja akal adalah berfikir. > > Hati (qalb) adalah alat untuk memahami realita. > Hal-hal yang tidak > rationil bisa difahami oleh hati. Dengan bekerjasama > dengan akal, > hati bisa melakukan tafakkur. Hati bertindak sebagai > "perdana > menteri" dalam "cabinet" kejiwaan manusia, oleh > karena itu hanya > perbuatan yang disadari oleh hati yang berimplikasi > kepada pahala dan > dosa. Hanya saja, sesuai dengan namanya qalb, hati > memiliki karakter > tidak konsisten, bisa berubah-ubah. > > Hati nurani (alqur'an menyebutnya bashirah) adalah > cahaya (nur) Alloh > SWT yang ditempatkan didalam hati (nurun > yaqdzifuhulloh fi al qalb). > Nurani memiliki hotline dengan Tuhan, oleh karena > itu nurani > konsisten jujur, tidak bisa diajak kompromi dengan > kebohongan. Hanya > saja cahaya nurani bisa tertutup oleh keserakahan > dan kemaksiatan. > Oleh karena itu orang serakah dan pendosa nuraninya > mati. Hati Nurani > bersinerji dengan akal dan hati, membuat manusia > bukan saja > bertafakkur, tapi bahkan bisa melakukan tadabbur. > > Syahwat adalah dorongan kepada apa saja yang > diinginkan (nuzu` annafs > ila ma turiduhu) atau dalam psikologi disebut motiv > atau penggerak > tingkah laku. Syahwat bersifat netral dan manusiawi, > oleh karena itu > menunaikan syahwat dengan mengikuti tuntunan agama > menjadi ibadah. > Sebaliknya ngumbar syahwat bisa meluncur ke dorongan > hawa nafsu dan > perbuatan mksiat dan dosa. > > Hawa nafsu merupakan syahwat rendah, yakni penunaian > syahwat yang > tidak memperdulikan nilai 2 moralitas dan akibat. > > Lima Perangkat kejiwaan inilah yang bekerja merespon > stimulus, > mempersepsi, mempertimbangkan, dan memutuskan. > Dengan perangkat itu > manusia bisa berfikir, bertafakkur (merenung) dan > bertadabbur. Jika > manusia lebih mengikuti akalnya maka ia hidup > rationil, jika lebih > menggunakan hatinya maka ia perasa, jika mengikuti > nuraninya maka > pilihannya pasti tepat, jika ngumbar nafsu maka ia > cenderung hedonis > dan jika lebih mengikuti hawa nafsu maka ia pasti > tersesat dan > keputusannya keliru. > > Puasa Sebagai Menejemen Spiritual > Puasa tidak sama dengan orang kelaparan. Orang > kelaparan terpaksa > tidak makan minum karena tidak ada yang bisa dimakan > atau diminum, > sedangkan orang berpuasa secara sadar meninggalkan > makan minum > sebagai bentuk pengendalian diri karena adanya > perintah Alloh SWT. > Orang kelaparan adalah wujud kelemahan, sedangkan > orang berpuasa > merupakan wujud kekuatan. Hanya orang kuat yang bisa > mengendalikan > dirinya untuk tidak makan minum padahal ia ingin dan > makanan > tersedia. > > Oleh karena itu puasa bukanlah aktifitas fisik, > tetapi aktifitas > spiritual, karena yang bekerja jiwanya. Oleh karena > itu kualitas > puasa juga diukur secara spiritual, bukan > materialnya. Ada tiga > ranking kualitas puasa; awam (tingkat dasar), khusus > (tingkat > menengah)dan super khusus (tingkat tinggi). Orang > awam hanya mulutnya > yang puasa yakni meninggalkan makan minum, sedangkan > orang khusus > mulutnya juga berpuasa dari kata-kata yang tidak > perlu, matanya > berpuasa dari melihat yang dilarang, telinganya > berpuasa dari > mendengar yang tidak berguna, dan seluruh anggauta > badannya juga > berpuasa dari melakukan hal yang dilarang dan yang > tidak berguna. > > Jadi puasa merupakan pekerjaan menejemen kejiwaan, > mensinergikan > fungsi-fungsi akal, hati, hati nurani, syahwat dan > hawa nafsu. Jika > seseorang berhasil menjalankan puasa pada tingkat > karakteristk puasa > orang khusus maka puasanya akan berdampak pada > pembentukan integritas > diri. Sedangkan puasa super khusus, itu tidak > relefan dengan kita. > Puasa jenis ini adalah puasanya para Nabi dan para > wali, karena yang > puasa bukan hanya mulut dan anggauta badan, > hatinyapun berpuasa dari > ingatan selain Alloh SWT. Bayangkan Selama 14 jam, > di dalam hati para > nabi dan wali hanya ada Alloh SWT, tidak ada ingatan > yang lain. Kita, > jangankan 14 jam, selama salat yang hanya empat > menitpun tidak bisa > full mengingat Alloh SWT. > > Banyak diantara kita yang malah selama empat rokaat > salat, hatinya > bukannya ke Alloh SWT yang diucapkan dalam bacaan > salat, tetapi > === message truncated === ____________________________________________________________________________________ Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games. http://sims.yahoo.com/