Tahun 2007, Tahun Paling Berdarah Bagi Pasukan AS di Irak

Katagori :  <http://swaramuslim.net/berita/index.php?id=C0_62_12> Berita
Oleh : Redaksi <http://swaramuslim.net/>  07 Nov, 07 - 4:28 pm  
<http://swaramuslim.net/berita/comments.php?id=5485_0_12_0_C> 

Demos: Butuh Waktu Panjang Pulihkan Mental Prajurit Inggris
  
<http://swaramuslim.net/berita/images/uploads/berita/AS-tentara_stress05-s.jpg> 
 
<http://cache.viewimages.com/xc/72908573.jpg?v=1&c=ViewImages&k=2&d=17A4AD9FDB9CF193875DCB1DD8387ABB2DB3542BF6F856D8A40A659CEC4C8CB6>
 Enam orang serdadu AS tewas dalam sejumlah serangan pejuang Irak kemarin 
(6/11). Data kematian pasukan AS tersebut pun menempatkan tahun 2007 sebagai 
tahun paling berdarah bagi tentara AS sejak keberadaan mereka di Irak.

Jumlah kematian pasukan AS meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir. 
Menurut Admiral George Smith, juru bicara pasukan Amerika, dalam konfrensi pers 
di Baghdad (6/11), tewasnya enam pasukan AS itu disebabkan ledakan dua bom yang 
ditanam di jalan dalam dua serangan terpisah pada hari Senin (5/11). Smith 
tidak menyebutkan detail serangan itu dalam keterangannya. Tapi dengan 
bertambahnya angka kematian pasukan AS tersebut, berarti jumlah pasukan AS yang 
tewas di Irak, mencapai 854 orang, melebihi jumlah kerugian pasukan AS di tahun 
2004 yakni 849 orang. 

Dan otomatis hal tersebut menjadikan tahun 2007 sebagai tahun paling kelam dan 
paling berdarah bagi pasukan AS sejak mereka menginjakkan kakinya di Irak tahun 
2003. Meningkatnya jumlah kematian pasukan dari total 35 ribu pasukan AS di 
Irak seiring dengan meningkatnya jumlah operasi militer yang mereka lakukan ke 
sejumlah lokasi di Baghdad dan sekitarnya.

Paruh pertama tahun 2007, terjadi peningkatan jumlah pasukan AS yang tewas. 
Sebanyak 83 orang terbunuh di bulan Januari, 81 orang di bulan Februari, 81 
orang di bulan Maret, 104 orang di bulan April, 26 orang di bulan Mei, dan 101 
orang di bulan Juni. Lalu sejak bulan Juli kematian terus terjadi dengan jumlah 
79 orang, 84 orang di bulan Agustus, 65 orang di bulan September, 40 orang di 
bulan Oktober, dan 10 orang di bulan November yang sedang berjalan. Kematian 
terus terjadi, meski Pemerintah AS dan Irak berulangkali menerangkan bahwa 
serangan pejuang Irak telah menurun intensitasnya.

Jumlah pasukan AS yang tewas pertahunnya, menurut data, 486 orang meninggal di 
tahun 2003 (mulai bulan Maret), 849 pasukan tewas di tahun 2004, 846 pasukan 
tewas di tahun 2005, 822 pasukan tewas di tahun 2006. Total pasukan AS yang 
melayang nyawanya sejak tahun 2003 adalah 3.857 orang. (na-str/iol/eramuslim)

Demos: Butuh Waktu Panjang Pulihkan Mental Prajurit Inggris
  <http://swaramuslim.net/berita/images/uploads/berita/AS-tentara_stress08.jpg> 
Tentara-tentara Inggris yang pernah ditugaskan ke medan tempur di Irak dan 
Afghanistan mengalami gangguan psikologis yang membutuhkan waktu sangat panjang 
untuk memulihkannya.

Hal tersebut terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan Demos, lembaga 
think-tank Inggris. Laporan Demos menyebutkan bahwa konflik di Irak dan 
Afghanistan telah menyebabkan menurunnya kemampuan para tentara Inggris untuk 
menghdapi tantangan kehidupan di masa depan.

Penurunan kemampuan itu, menurut laporan tersebut, cukup serius sehingga 
membutuhkan waktu sampai satu dekade untuk memulihkannya. "Pasukan Inggris 
butuh bantuan dalam periode waktu tertentu-mungkin satu dekade-untuk bisa pulih 
dari dampak intensitas operasi-operasi militer yang dilakukannya sejak tahun 
2000, " demikian bagian isi laporan Demo yang dimuat di situs Timesonline.

Demos adalah salah satu lembaga think-tank di Inggris yang menekan pemerintah 
agar merevisi kebijakan perangnya guna meringankan beban para prajuritnya. 
Laporan Demos juga menyebutkan bahwa militer Inggris menerapkan doktrin operasi 
ekspedisi sebagai kebijakan pertahanannya.

Demos menyatakan, yang seharusnya diprioritaskan bagi pasukan militer Inggris 
adalah pelatihan untuk menanggulangi bencana alam nasional, pelatihan untuk 
menghadapi ancaman terorisme dan pelatihan untuk melindungi negara Inggris.

Demos menambahkan, kebijakan yang diterapkan sekarang ini penuh dengan tekanan 
yang mempengaruhi para prajurit militer Inggris baik secara finansial, 
organisasi dan operasional. (ln/presstv/eramuslim) 

Kirim email ke