Betul sekali, kita jangan taklid buta. Pelajari dengan baik dan jangan hanya sekedar ikut2an apa kata habib, tanpa mempelajari dalil2 mana saja yang shahih dan bagaimana pula pendapat para imam terdahulu.
Sekali lagi saya katakan masalah ini adalah masalah khilafiyah yg sudah ada sejak zaman para imam yang empat. Seperti halnya masalah qunut subuh. Mereka semua adalah saudara kita yang insya allah sama- sama Ahlussunnah. Jadi jangan hanya karena berbeda dengan habaib kemudian kita sebut mereka adalah pengikut ibnu taimiyah atau wahabi. Jika ingin diskusi dengan tujuan untuk menambah wawasan dan memperluas khasanah berfikir kita, tidak perlulah kita menyebut orang yang tdk sepaham dengan sebutan wahabi atau ahlul bid'ah. Sungguh hal itu hanya akan membuat perpecahan antar ummat semakin merenggang. Mari silakan dilanjut diskusi yang penuh ilmu ini tanpa perlu menyebut kata2 WAHABI atau AHLUL BID'AH.. :) Salam > > **** > > > Maaf, saya mau tanya pada Anda: > Jika Anda sudah tahu bahwa riwayat hadis ada dua macam: Ada yang > mengatakan bahwa bacaan Al-Qur'an itu sampai kepada orang yang sudah > meninggal. Dan ada yang menyatakan tidak sampai. > > Kemudian pendapat ulama2 juga ada kelompok: Ada yang > mengatakan "Sampai" dan ada yang mengatakan "Tidak sampai". > > Sekarang terserah kita mau ikut yang mana? Atau meyakini yang mana? > Kalau mau diskusi, tinggal bagaimana sikap kita? > Kita tidak boleh bertaklid buta. Mau ikut pola pemikiran Ibu > Taimiyah dan murid2nya serta Muhammad bin Abdul Wahhab dan ulama2 > yang diilhami pemikiran mereka itu? Atau mau ikut pemahaman ulama2 > NU dan Habaib (ulama dari kalangan keturunan Nabi saw) yang diilhami > dari hadis2 Nabi saw dari jalur Ahlul bait (sa) dan sebagian sahabat > Nabi saw? > > Bagi kita tinggal pilih saja di antara dua kelompok itu. Asal tidak > bertaklid buta. > Kalau ikut dengan taklid buta, masya Allah tidak ada guna kita > belajar agama Islam dan karunia akal-pikiran yang paling berharga > bagi manusia. > > Wassalam > Syamsuri Rifai >