Karena LAPAR, anak pintar itu BUNUH DIRI....
 

Magetan-Surya, Heran melihat Teguh Miswadi, 11, tidak masuk sekolah sejak Senin 
(18/2), Sujarwo menjenguk salah-satu murid pintarnya itu kemarin. Pak guru 
Sujarwo, 45, khawatir sakit maag Teguh kambuh, dan dia ingin membawanya ke 
Puskesmas.
 
Namun, tiba di rumah Teguh yang tinggal bersama neneknya di Desa Pupus, 
Kecamatan Lembeyan, Kab. Magetan, Sujarwo terkejut bukan kepalang. Di sebuah 
kamar yang tak terkunci di rumah setengah kayu dan setengah bambu itu, Sujarwo 
melihat siswa kesayangannya tergantung kaku. Teguh sudah tak bernyawa. Teguh 
bunuh diri.
 
"Seutas tali tampar biru menjerat lehernya," kata Sujarwo saat ditemui Selasa 
(19/2). Tali itu diikatkan pada blandar atau kayu penopang atap.
 
Menurut Sujarwo, Teguh gelap mata, sangat mungkin karena tidak tahan akan rasa 
sakit yang menyerang perut. Maag itu sering membuatnya mengerang. Penyakit ini 
seharusnya dilawan dengan makan teratur dan bergizi. Tapi, justru itulah yang 
tak mungkin didapatkan.
 
Beberapa tetangga membenarkan Teguh hanya makan satu kali sehari. Kondisi Teguh 
yang tinggal hanya berdua dengan neneknya yang renta, memang sangat 
memprihatinkan. Siswa kelas 5 SDN Pupus 02, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten 
Magetan ini sering mengeluh sakit perut.
 
"Teguh menderita sakit maag akut sejak cukup lama dan.tak ada yang 
memperhatikan secara penuh sakitnya, termasuk kebutuhan makannya," tutur 
Sujarwo dengan nada prihatin.
 
Dengan kondisi keluarga Teguh yang miskin, makan sebagai kebutuhan paling dasar 
tampaknya memang tak sanggup dipenuhi keluarganya. Teguh tinggal bersama Mbah 
Ginah, 76, neneknya yang buta di RT 2 RW 7 No 672 Desa Pupus, Kecamatan 
Lembeyan, Kabupaten Magetan.
 
"Sebetulnya tidak ada yang aneh. Anak itu mudah bergaul dengan teman sebayanya 
dan tergolong cerdas. Hanya, dia sering tiba-tiba terdiam," kata Sukarni, 35, 
tetangga Mbah Ginah.
 
Baru ketika bocah ini nekat gantung diri, orang-orang dewasa di sekitarnya 
melek. Betapa tersiksanya Teguh yang hanya bisa mengisi perut sekali sehari. 
Bahkan sebelum meregang nyawa, dia diduga sangat kesakitan. Ini terlihat dari 
tas sekolah, buku-buku, sepatu, serta seragam sekolah yang ada di bawahnya 
berantakan.
 
Sangat mungkin Teguh yang mengenakan kaus hijau dan celana jins biru ini 
berkelojotan menahan sakit.
 
Menurut Sukarni, Mbah Ginah menjadi satu-satunya orang yang dianggap paling 
bisa memberi perhatian pada Teguh. Tetapi, karena sudah tak bisa melihat, Mbah 
Ginah memiliki keterbatasan. Selain itu, kemiskinan selalu saja menjadi 
sandungan.
 
Bahkan ketika bocah malang ini tinggal bersama ayahnya, Suwarno, 41, dia juga 
tidak mendapat perhatian apalagi dirawat layaknya seorang anak. Lagi-lagi 
kemiskinan yang membuat keluarga kecil ini berantakan.
 
Kata sejumlah tetangganya, Suwarno harus berangkat ke sawah sebagai buruh tani 
usai subuh dan kembali ke rumah menjelang senja. Ibu Teguh, Supartinah, 38, 
telah pergi merantau ke Sumatera sejak Teguh masih kecil. Hingga kini 
Supartinah tidak pernah kembali, sehingga tak ada yang sekadar menyapa apakah 
bocah ini sudah makan atau belum, apakah di rumah ada yang bisa dimakan atau 
tidak.
 
"Teguh kemudian memilih tinggal bersama Mbah Ginah yang tinggalnya masih sedesa 
dengan ayahnya. Meski sama-sama miskin, mbah yang buta ini lebih telaten," kata 
Sukarni.
 
Teguh memilih mengakhiri rasa sakit dan kemiskinan itu dengan caranya sendiri. 
Bayu, 11, teman sebangku Teguh di kelas, menangis mendengar teman belajar dan 
teman bermainnya meninggal.
 
Menurut Bayu, nilai pelajaran Teguh yang duduk di bangku terdepan ini 
bagus-bagus. "Selalu 7 dan 8. Dia juga mampu menirukan semua bentuk lukisan 
maupun gambar di atas kertas," kata Bayu.
 
Bayu ingat, ketika bermain bersama, Teguh sudah berpesan mulai Senin (18/2) 
tidak masuk sekolah lagi. "Sabtu lalu dia bilang sakit maagnya kambuh," 
tuturnya.
 
Setelah memastikan sebab kematian, Kapolsek Lembeyan, AKP Subagyo langsung 
menyerahkan jasad Teguh kepada keluarga untuk dimakamkan atas permintaan 
keluarga.
 
Ayahnya, Suwarno, tak bisa dimintai keterangan karena pingsan setelah melihat 
Teguh meninggal.

 

  
<http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=8545250/grpspId=1705082179/msgId=39509/stime=1203989395/nc1=5028919/nc2=3848576/nc3=5191953>
 
 

  
<http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=3166291/grpspId=1705076242/msgId=1679/stime=1203983026/nc1=3848586/nc2=5170419/nc3=5202316>
 
 

Kirim email ke