Assalalamu'alaikum wr. wb,

Sepanjang hidup saya mengaji baik itu di pesantren tradisional NU, di
kajian2 yg diselenggarakan muhammadiyah, persis maupun salafy, yang
berkaitan dengan kirim pahala bagi yg sudah meninggal, tidak pernah
saya temukan ada dalil yang mensyariatkan kita untuk dapat membayar
hutang SHOLAT yang ditinggalkan oleh orangtua kita, walaupun dalam
kerangka yang namanya birrul walidain.

Tidak pula saya pernah mendapat penjelasan dari Ustadz/ataupun kyai NU
yang meng-qiyas-kan hal tersebut dengan amalan lain seperti misalnya
menghajikan, shodaqoh, atapun membaca quran yang dapat dikirim
pahalanya (walaupun ada khilafiyah). Bahkan yang pernah saya dengar
bahwa ulama telah sepakat bahwa orang yg sudah meninggal dan punya
hutang shalat, maka walinya apalagi orang lain tdk bisa mengqadha'nya.

Yang saya pernah pelajari mengenai sholat yg terlupa atau tertinggal
sewaktu di pesantren NU adalah ada yang namanya sholat  Kaffarah,
yaitu sholat yg dilakukan dengan tujuan untuk menggantikan sholat yang
barangkali ada dalam hari hari kita yg lalu ada shalat yg tertinggal
dan belum sempat di Qadha. Itu dilakukan oleh yang masih hidup untuk
dirinya sendiri, bukan untuk orang lain apalagi yg sudah meninggal.
Kenapa ada sholat seperti itu? Itu menunjukkan betapa pentingnya
sholat dan betapa sholat yang tertinggal tidak dapat tergantikan atau
terbayar setelah kita meninggal nanti. Demikian menurut akal dan ilmu
yang saya miliki.

Wassalam :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Wa'alaikum salam wr. wb...
>  
> Hallo... ada lg yang lain yg mau memberikan pencarahan...?
>  
> Setelah di simak... di ulang2 bacanya.. dan difikirkan dengan AKAL & 
> ILMU :
> dalam tulisan ini dikatakan bahwa (copy paste lagi):
>  
> ==== Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bahwa do'a itu 
> bersetatus memperbaharui amal. Ini merupakan dalil bahwa mendo'akan 
> kedua orang tua setelah meninggal adalah lebih utama daripada ibadah 
> umrah (mengumrahkan) mereka, membacakan Al-Qur'an untuk mereka dan 
> shalat untuk mereka, karena tidak mungkin Nabi Shallallahu 'alaihi wa 
> sallam menggantikan yang utama dengan yang tidak utama, bahkan 
> tentunya beliau pasti menjelaskan yang lebih utama dan menerangkan 
> bolehnya yang tidak utama. Dalam hadits tadi beliau menjelaskan yang 
> lebih utama.
> =======
>  
> dalam alenea itu dikatakan : DOA ITU LEBIH UTAMA DARIPADA IBADAH 
> UMRAH, MEMBACA AL-QUR'AN DAN SHALAT UNTUK MEREKA.
>  
> Ini dapat difahami bahwa : BUKAN TIDAK BOLEH mengerjakan Ibadah 
> Umrah/haji, membaca Al-Qur'an dan Shalat untuk mereka yg sudah 
> meninggal.
> Hanya saja Ibadah Umrah/haji, Membaca Al-qur'an dan Shalat, TIDAK 
> LEBIH UTAMA daripada mengirimkan do'a.
> Tapi harus diingat bahwa ; Ibadah Umrah/Haji, Membaca Al-Qur'an dan 
> Shalat termasuk yang HAL YG UTAMA tapi bukan YANG LEBIH UTAMA.
>  
> Dalam arti BUKAN TIDAK BOLEH/ HARAM. Artinya : boleh2 saja dilakukan 
> ASAL ahli warisnya MAU MELAKUKANNYA.
>  
> Any comment...?
>  
> wassalam,
> 
> 
> 
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Ummu Hanif" <ycutt.cute@> 
> wrote:
> >
> > Assalamualaikum, wr wb..
> > 
> > Coba simak yang berikut nih... semoga bermanfa'at.
> > 
> > Salam
> > 
> > 
> > LIMA PERKARA TERMASUK BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA SETELAH 
> MENINGGAL
> > 
> > 
> > Oleh
> > Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Pertanyaan
> > Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bagaimana caranya 
> berbakti
> > kepada kedua orang tua ? Dan apakah boleh ibadah umrah 
> (mengumrahkan) untuk
> > salah seorang mereka walaupun pernah melaksanakannya ?
> > 
> > Jawaban
> > Berbakti kepada kedua orang tua adalah berbuat baik kepada mereka 
> dengan
> > harta, wibawa (kedudukan) dan bantuan fisik. Ini hukumnya wajib. 
> Sedangkan
> > durhaka kepada kedua orang tua termasuk perbuatan yang berdosa 
> besar, yaitu
> > tidak memenuhi hak-hak mereka. Berbuat baik kepada mereka semasa 
> hidup,
> > sudah maklum, sebagaimana kami sebutkan tadi, yaitu dengna harta, 
> wibawa
> > (kedudukan) dan bantuan fisik. Adapun setelah meninggal, maka cara
> > berbaktinya adalah dengan mendo'akan dan memohonkan ampunan bagi 
> mereka,
> > melaksanakan wasiat mereka, menghormati teman-teman mereka dan 
> memelihara
> > hubungan kekerabatan yang ada tidak akan punya hubungan kekerabatan 
> dengan
> > mereka tanpa keduanya. Itulah lima perkara yang merupakan bakti 
> kepada kedua
> > orang tua setelah mereka meninggal dunia.
> > 
> > Bersedekah atas nama keduanya hukumnya boleh. Tapi tidak harus, 
> misalnya
> > dengan mengatakan kepada sang anak, "Bersedekahlah". Namun yang 
> lebih tepat,
> > "Jika engkau bersedekah, maka itu boleh". Jika tidak bersedekah, 
> maka
> > mendo'akan mereka adalah lebih utama, berdasarkan sabda Nabi 
> Shallallahu
> > 'alaihi wa sallam.
> > 
> > "Artinya : Jika seorang manusia meninggal, terputuslah semua 
> amalnya kecuali
> > tiga, shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih 
> yang
> > mendo'akannya" [Hadits Riwayat Muslim dalam Al-Washiyah (1631)]
> > 
> > Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bahwa do'a itu 
> bersetatus
> > memperbaharui amal. Ini merupakan dalil bahwa mendo'akan kedua 
> orang tua
> > setelah meninggal adalah lebih utama daripada ibadah umrah 
> (mengumrahkan)
> > mereka, membacakan Al-Qur'an untuk mereka dan shalat untuk mereka, 
> karena
> > tidak mungkin Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menggantikan yang 
> utama
> > dengan yang tidak utama, bahkan tentunya beliau pasti menjelaskan 
> yang lebih
> > utama dan menerangkan bolehnya yang tidak utama. Dalam hadits tadi 
> beliau
> > menjelaskan yang lebih utama.
> > 
> > Adapun tentang bolehnya yang tidak utama, disebutkan dalam hadits 
> Sa'd bin
> > Ubaidillah, yaitu saat ia meminta izin kepada Nabi 
> Shallallahu 'alaihi wa
> > sallam untuk bersedekah atas nama ibunya, lalu beliau mengizinkan
> [1]. Juga
> > seorang laki-laki yang berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa 
> sallam,
> > "Wahai Rasulullah, ibuku meninggal tiba-tiba, dan aku lihat, 
> seandainya ia
> > sampai berbicara, tentu ia akan bersedekah. Bolehkah aku besedekah 
> atas
> > namanya ?" Beliau menjawab, "Boleh"[2]
> > 
> > Yang jelas, saya sarankan kepada anda untuk banyak-banyak 
> mendo'akan mereka
> > sebagai pengganti pelaksanaan umrah, sedekah dan sebagainya, karena 
> hal
> > itulah yang ditujukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. 
> Kendati
> > demikian, kami tidak mengingkari bolehnya bersedekah, umrah, shalat 
> atau
> > membaca Al-Qur'an atas nama mereka atau salah satunya. Adapun bila 
> mereka
> > memang belum pernah melaksanakan umrah atau haji, ada yang 
> mengatakan bahwa
> > melaksanakan kewajiban atas nama keduanya adalah lebih utama 
> daripada
> > mendo'akan. Wallahu a'lam
> > 
> > [Kitab Ad-Da'wah (5), Syaikh Ibnu Utsaimin 2/148-149]
> > 
> > [Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-
> Ashriyyah Min
> > Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-
> 3,
> > Penyusun Khalid Al-Juraisy, Penerjemah Amir Hamzah, Penerbit Darul 
> Haq]
> > _________
> > Foote Note
> > [1]. Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Washaya (2760)
> > [2]. Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Janaiz (1388), Muslim dalam
> > Al-Washiyah (1004)
> > 
> > 
> > On 3/28/08, Arland <hmd098@> wrote:
> > >
> > >   Hallo... siapa lg yg mau menjawab ?
> > >
> > > dalam rep ini tertulis (copy paste) :
> > > ===Nah, Jika orang tua sudah meninggal, bakti yg bisa dilakukan
> > > diantaranya adalah dengan mendo'akan, membayarkan hutang dan 
> membayar
> > > nadzar, afwan ini yang pernah ana dengar dalam sebuah kajian, kalo
> > > dalilnya sih ana ga ingat.. :(
> > > Sedangkan kalo soal membayarkan shalat yang tertinggal bagi orang 
> tua
> > > afwan belom pernah denger nih...===
> > >
> > > disana tertulis, saya garis bawahi : "MEMBAYARKAN HUTANG"
> > > dan "MEMBAYAR NAZAR"
> > >
> > > menurut hematku, sholat yang tertinggal termasuk HUTANG pada 
> Allah.
> > > Kalau itu bukan termasuk hutang, tidak ada kewajiban meng-Qodho'
> > > sholat, sebagai pelunasan sholat yg tertinggal.
> > > Apakah karena Allah SWT tidak pernah menagih pada ahli waris,
> > > sehingga ahli waris si fulan yg meninggal tidak perlu MELUNASI 
> hutang
> > > itu?
> > >
> > > Bisa dijelasakan secara spesifik...?
> > >
> > >
> > > salam,
> > >
> > >
> > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com <keluarga-islam%
> 40yahoogroups.com>,
> > > "Ummu Hanif" <ycutt.cute@>
> > > wrote:
> > > >
> > > > Assalamu'alaikum wr wb
> > > >
> > > > Wah.. udah lama ga cek milis.. tambah seru aja nih.. :)
> > > >
> > > > Ana mo ngasih masukan dikit tentang birrul walidain, diantaranya
> > > ada dalam
> > > > surat Al Israa.
> > > >
> > > > Berbakti Kepada Dua Orang Tua :
> > > >
> > > > Firman Allah *subhanahu wata'ala*, artinya,
> > > > *"Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
> > > > sebaik-baiknya." *(QS.
> > > > Al-Israa': 23)
> > > >
> > > > Di antara bentuk-bentuk berbuat baik (birrul walidain) kepada 
> orang
> > > tua,
> > > > sebagaimana dalam kelanjutan ayat adalah:
> > > >
> > > > 1. Tidak berkata "ah" atau membentak mereka. Allah *subhanahu
> > > > wata'ala*berfirman artinya,
> > > > *"Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
> > > berumur
> > > > lanjut dalam pemeliharaan-mu, maka sekali-kali janganlah kamu
> > > mengatakan
> > > > kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
> > > mereka." *(QS.
> > > > Al-Israa': 23)
> > > >
> > > > 2. Berkata yang Baik. Allah *subhanahu wata'ala* berfirman 
> artinya,
> > > *"Dan
> > > > ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." *(QS. Al-
> Israa': 23)
> > > >
> > > > 3. Merendah terhadap Mereka. Allah *subhanahu wata'ala* 
> berfirman
> > > > artinya, *"Dan
> > > > rendah-kanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
> > > kesayangan." *(QS.
> > > > Al-Israa': 24)
> > > >
> > > > 4. Mendo'akan mereka. Allah *subhanahu wata'ala* berfirman 
> artinya,
> > > > *"Dan ucapkanlah,"Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, 
> sebagai-
> > > mana
> > > > mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Rabbmu lebih
> > > mengetahui apa
> > > > yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka
> > > sesungguhnya
> > > > Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat." *(QS. Al-
> > > Israa': 24-25)
> > > >
> > > >
> > > > Nah, Jika orang tua sudah meninggal, bakti yg bisa dilakukan
> > > diantaranya
> > > > adalah dengan mendo'akan, membayarkan hutang dan membayar 
> nadzar,
> > > afwan ini
> > > > yang pernah ana dengar dalam sebuah kajian, kalo dalilnya sih 
> ana ga
> > > > ingat.. :(
> > > > Sedangkan kalo soal membayarkan shalat yang tertinggal bagi 
> orang
> > > tua afwan
> > > > belom pernah denger nih...
> > > >
> > > > Afwan kalo tidak berkenan
> > > >
> > > > Salam
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > On 3/27/08, Arland <hmd098@> wrote:
> > > > >
> > > > > Sebenarnya seh, ga perlu geli ; memangnya dikelitikin
> > > > > pinggangnya..... :)
> > > > > Kita kan lg bicara masalah agama, bukan lg melawak... :)
> > > > >
> > > > > Pertanyaannya kan SETELAH mayyit meninggal dunia, bagaimana 
> solusi
> > > > > terhadap sholat2 yg pernah ditinggalkannya, khususnya bagi 
> ahli
> > > > > warisnya.
> > > > > Kalau dalil Mas Syafa'at itu kan si fulannya masih hidup,
> > > sedangkan
> > > > > masalah yg kita bahas sekarang si fulannya sdh meninggal.
> > > > >
> > > > > Kalau mau jujur :
> > > > > Berapa banyak orang yg mengaku muslim, tapi subuhnya 
> kelewatan,
> > > > > hingga ga mampu/ga sempat mengqodho'
> > > > > Berapa banyak orang yg mengaku muslimat, dia lupa bahwa ketika
> > > bersih
> > > > > dari mens dia belum mandi hadats, padahal kewajiban sholat sdh
> > > datang.
> > > > > Berapa banyak orang yg mengaku muslim-muslimat, yang 
> meninggalkan
> > > > > sholat hingga akhir waktu.
> > > > >
> > > > > Padahal mereka sebenarnya mungkin TIDAK niat untuk 
> meninggalkan
> > > atau
> > > > > mengabaikan sholatnya, tapi karena keadaan atau malas saja.
> > > > >
> > > > > Dan saya yakin, saya sendiri ; juga anda2 yang merasa dirinya
> > > muslim,
> > > > > PASTI pernah meninggalkan sholat, sengaja maupun tidak.
> > > > >
> > > > > Lalu bagaimana kalau tiba2 si fulan yang meninggalkan sholat 
> itu
> > > > > meninggal dunia, sebelum sempat membayar sholat2nya yg pernah
> > > > > ditinggalkan.
> > > > > Padahal, kalau diibaratkan sholat itu sama dengan uang, dia 
> masih
> > > > > ada HUTANG kepada Allah akan sholat2 yang pernah mereka
> > > tinggalkan,
> > > > > walaupu tanpa sengaja atau oleh sebab malas.
> > > > >
> > > > > Bagaimana SOLUSI untuk membayar hutang kepada Allah itu, 
> sedang
> > > > > hutang pada sesama manusia saja, si Ahli waris WAJIB 
> membayarnya.
> > > > >
> > > > > Apakah si ahli waris cuek saja akan hutang2 kedua orangtuanya
> > > kepada
> > > > > Allah???
> > > > > Apakah karena Allah ga menagihnya maka dibiarkannya saja kedua
> > > > > orangnya menangung hutang?
> > > > >
> > > > > Mana birul walidain kita sebagai anak keturunannya?
> > > > > Apakah berbakti pada kedua orangtua HANYA berlaku ketika 
> keduanya
> > > > > masih hidup saja?
> > > > >
> > > > > Siapa mau jawab...?
> > > > >
> > > > > Wassalam,
> > > > >
> > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com<keluarga-islam%
> 40yahoogroups.com><keluarga-islam%
> > > 40yahoogroups.com>,
> > > > > "LILIS" <admkcbg_ygy@>
> > > > > wrote:
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Jangan geli dong mas (eh boleh geli, ding), justru karena 
> saya
> > > > > punya pemikiran kayak mas makanya saya nanya biar saya punya
> > > alasan
> > > > > yang kuat. Btw, tks banget,..
> > > > > >
> > > > > > Salam
> > > > > >
> > > > > > ----- Original Message -----
> > > > > > From: Syafa'at
> > > > > > To: keluarga-islam@yahoogroups.com<keluarga-islam%
> 40yahoogroups.com><keluarga-islam%
> > > 40yahoogroups.com>
> > > > > > Sent: Wednesday, March 26, 2008 2:06 PM
> > > > > > Subject: Re: [keluarga-islam] Tanya
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Salam'alaikum sebelumnya..
> > > > > >
> > > > > > Ana dengar pertnyaan ini sedikit tersenyum, geli jg. Tp
> > > > > astagfirullah, Ampunilah Hamba ya Allah, amiin..
> > > > > >
> > > > > > Mba, sekalipun kita kita sakit, separah apapun penyakit 
> kita dan
> > > > > nafas waktu itu masih ada, Allah dan Rasul-Nya s.a.w menyuruh
> > > untuk
> > > > > tetap melaksanakan sholat, sebisanya..
> > > > > >
> > > > > > Rasul beersabda, Dari Abu Hurairah, 'Abdurrahman bin Shakhr
> > > > > radhiallahu 'anh, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah
> > > > > bersabda : "Apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya,
> > > hendaklah
> > > > > kamu jauhi dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka
> > > > > lakukanlah menurut kemampuan kamu. Sesungguhnya kehancuran 
> umat-
> > > umat
> > > > > sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-
> nabi
> > > > > mereka (tidak mau taat dan patuh)" [Bukhari no. 7288, Muslim 
> no.
> > > > > 1337]
> > > > > >
> > > > > > jadi, bagaimanapun juga hamba yang melaikan/ tidak melakukan
> > > > > kewajiban a'ini (fardu ain) maka dosa/ hukumannya akan 
> ditanggung
> > > > > hamba itu sendiri dan tidak bisa diwariskan pada hamba-nya 
> yang
> > > lain,
> > > > > kecuali hamba tsb sudah bernadzar dan belum sempat menunaikan
> > > hingga
> > > > > wafatnya, maka dgn ini boleh kita tunaikan nadzarnya.
> > > > > >
> > > > > > Syukran, afwan jika ada kekeliruah, wallahu 'alam wa
> > > > > astagfirullah ala khotoya ya..
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > LILIS <admkcbg_ygy@> wrote:
> > > > > > Assalamualaikum wr.wb.
> > > > > >
> > > > > > Teman-teman saya ingin bertanya, kemaren saya ngaji di RT, 
> yang
> > > > > selalu diadakan setiap Jumat malam Sabtu dimana pengajian 
> tersebut
> > > > > bersifat interaktif.Sehingga kita bisa tanya jawab.
> > > > > > Disitu pak Ustad menjelaskan bahwa ketika seseorang 
> meninggal
> > > > > sedangkan orang tersebut masih menanggung sholat, maka kita 
> bisa
> > > > > mensholatkan untuk ybs. Juga ketika jenazah tersebut 
> sebelumnya
> > > sakit
> > > > > beberapa hari sehingga belum sempat sholat selama beberapa 
> hari ,
> > > > > dijelaskan oleh pak ustad bahwa kita juga bisa mensholatkan 
> atas
> > > nama
> > > > > yang sudah meninggal tersebut. Dengan demikian diharapkan 
> jenazah
> > > > > sudah tidak menanggung sholat lagi. Benarkah demikian?
> > > > > > Waktu itu saya bertanya ke pak ustad, yang intinya : 
> Bukankah
> > > > > sholat itu merupakan hubungan antara pribadi tsb dengan 
> Allah? dan
> > > > > tidak ada yang bisa menggantikan? Dan bukankah orang yang 
> sudah
> > > > > meninggal telah terputus pula amalannya?..
> > > > > > Mohon pencerahan teman-teman, karena saya masih awam sekali.
> > > > > > Terimakasih.
> > > > > >
> > > > > > Wassalamualaikum Wr. Wb.
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Disclaimer: Although this message has been checked for
> > > > > all known viruses
> > > > > > using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite,
> > > > > Bank Bukopin
> > > > > > accept no liability for any loss or damage arising
> > > > > > from the use of this E-Mail or attachments.
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > ----------------------------------------------------------
> > > > > ----------
> > > > > > Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo!
> > > > > Mobile. Try it now.
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Disclaimer: Although this message has been checked for all
> > > > > known viruses
> > > > > > using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bank
> > > > > Bukopin
> > > > > > accept no liability for any loss or damage arising
> > > > > > from the use of this E-Mail or attachments.
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Disclaimer: Although this message has been checked for all 
> known
> > > > > viruses
> > > > > > using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bank
> > > > > Bukopin
> > > > > > accept no liability for any loss or damage arising
> > > > > > from the use of this E-Mail or attachments.
> > > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > >
> > >
> > > 
> > >
> >
>


Kirim email ke