Assalamualaikum Wr.wb Sedikit ada cerita, Seorang santri sampai 5 tahun belajar surah Aroaetalazi,........, dihadapan sang guru surah tersebut dibacakan untuk di koreksi, kata sang guru belum benar, kemudian santri tsbt lebih giat lagi belajarnya kemudian mintak di koreksi lagi, jawaban sang guru masih saja "belum benar", kemudian santri tersebut belajar lagi termasuk mahrod huruf, panjang pendeknya beserta artinya di perdalam lagi sehingga yakin benar dalam hati sisantri tsbt bahwa saya pasti sudah benar dan bakal lulus, keesokan harinya si santri menemui guru dan di bacakan lagi untuk di koreksi, namun yang didapat hanyalah kebingungan karena siguru masih saja menjawab "belum benar semoga engkau mendapatkan petunjuk". Dalam waktu lama si santri tidak pernah datang menemui gurunya hingga sang guru ketakutan kalau ada masalah menimpa santrinya, akhirnya siguru berkunjung kerumah si santri, alangkah kagetnya siguru ketika melihat banyak anak-anak remaja ataupun dewasa, Si guru menanyakan siapa mereka ini? Jawab santrinya "Wahai guru,.....ini semua adalah kaum glandangan ,anak yatim dan orang-orang fekir mereka hidup bersamaku dengan apa yang akumakan mereka juga makan. Wassalam
________________________________ From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of agussyafii Sent: Monday, August 04, 2008 1:36 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Hikmah Bagai Mutiara Yang Tercecer Hikmah Bagai Mutiara Yang Tercecer sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com <http://mubarok-institute.blogspot.com> Alloh SWT memberikan petunjuk kepada manusia melalui berbagai saluran. Pertama dan tertinggi adalah wahyu, dalam hal ini bagi orang Islam adalah Al Qur'an dan kemudian dijelaskan oleh hadis Nabi. Al Qur'an adalah petunjuk bagi orang yang percaya (Q/2:97), petunjuk bagi orang yang patuh dan takwa, hudan lil muttaqin (Q/2;2). Bagi orang yang tidak percaya, al Qur'an tak berfungsi apa-apa (Q/2;6). Petunjuk Tuhan juga disampaikan melalui sunnatullah (hukum alam) pada alam semesta dan pada sejarah manusia, karena sunnatullah itu konsisten bagaikan hukum besi yang tak bisa ditawar dan diganti. (Q/35:43). Oleh karena itu orang yang pandai menangkap fenomena alam dan sejarah, yang mau belajar kepada alam dan sejarah manusia, ia bisa menjadi cerdas, bukan saja bisa menerangkan makna kejadian, tetapi juga mampu memprediksinya. Dalam perspektif inilah maka sepanjang sejarah kemanusiaan selalu saja muncul orang bijak dengan kata-kata mutiaranya, muncul hukama dengan kata-kata hikmahnya. Hikmah itu sendiri kata Nabi bagaikan mutiara yang tercecer, yang bisa ditemukan entah oleh siapa saja (al hikmatu dlallat al mu'min anna wajadaha), oleh karena itu kapanpun orang menemukannya, hendaknya cepat pungut, meski mutiara itu berada di lumpur. (khuz al hikmat walau min ayyi wi`a'in kharajat). dan barang siapa beruntung dapat memungut hikmah, maka kata al Qur'an, sungguh ia bagaikan menemukan "durian runtuh" yang tak ternilai harganya (waman yu'ta al hikmata faqad utiya khairan katsiran (Q/2:269). Ali bin Abi Thalib pernah berkata; Perhatikan apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang berbicara (undzur ma qala wala tandzur man qala). sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com <http://mubarok-institute.blogspot.com> Salam Cinta, agussyafii Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui [EMAIL PROTECTED] <mailto:achmad.mubarok%40yahoo.com> atau http://mubarok-institute.blogspot.com <http://mubarok-institute.blogspot.com> -------------------------------------------------------- This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete this message and inform the sender immediately.