*Oleh Ihsan Tandjung*

Islam datang untuk mengeluarkan manusia dari sempitnya dunia menuju
lapangnya dunia dan akhirat. Artinya, seorang muslim yang benar imannya
tidak pernah beranggapan apalagi berkeyakinan bahwa dunia merupakan
segala-galanya apalagi final.

Sedangkan seorang yang berfaham sekular adalah seorang hamba dunia. Ia
sangat berkeyakinan bahwa dunia merupakan tempat final untuk mencapai puncak
kesuksesan. Bila ia gagal dalam hidupnya di dunia berarti ia telah gagal
total, seolah dirinya telah terjerembab ke dalam jurang neraka dengan
penderitaan sejatinya. Sebaliknya, bila ia mencapai keberhasilan di dunia ia
menyangka dirinya telah mencapai surga yang kebahagiaannya bersifat hakiki.
Ini semua lantaran ia sangka bahwa sesudah dunia tidak ada apa-apa lagi.
"It's now or never, " begitulah prinsip hidupnya.


وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا
يُهْلِكُنَا
إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا
يَظُنُّونَ

*"Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia
saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain
masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu,
mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja".(QS Al-Jatsiyah ayat 24)*

Seorang yang berlogika seperti di atas mustahil bisa mendapatkan segenap
kebaikan dan hikmah Ramadhan. Mengapa? Sebab bulan agung dan berkah ini
hanya diperuntukkan bagi orang yang beriman. Sedangkan mereka yang tidak
berimansulit untukmerasakan keistimewaannya. Coba lihat bagaimana Nabi
menjelaskan dan menggambarkan keagungan bulan Ramadhan dalam berbagai pesan
beliau.


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ
لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ
وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا
بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ
عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

*Barsabda Rasulullah saw: "Bila tiba malam pertama bulan Ramadhan para
syaithan dibelenggu, maksudnya jin. Dan pintu-2 Neraka ditutup dan tak
satupun yang dibuka dan pintu-2 surga dibuka dan tak satupun yang ditutup
dan ada penyeru yang menyerukan: "Wahai para pencari kebaikan,
sambutlah(songsonglah) dan wahai para pencari kejahatan,
tolaklah(hindarilah)." Dan Allah memiliki perisai dari api neraka. Dan yang
demikian terjadi setiap malam." (HR Tirmidzi)*

Coba perhatikan hadits di atas. Ia sarat dengan ungkapan mengenai perkara
akhirat dan alam ghaib. Bagaimana mungkin seorang sekularis akan bisa
menerima isi hadits di atas? Hanya seorang yang memang benar-benar beriman
akan adanya akhirat dan alam ghaib-lah yang bisa menerima dan akhirnya
meyakini kandungan hadits di atas. Namun seorang sekularis pastilah akan
mentertawakan dan mengingkari kandungan hadits tersebut. Atau paling jauh ia
akan memaksakan penafsiran simbolis dan liberal atas kandungannya.

Itulah sebabnya kita masih sering mendengar pendapat yang seolah melecehkan
kegagalan ummat Islam untuk bisa berproduktivitas di bulan Ramadhan setara
dengan produktivitasnya di bulan-bulan lainnya. Inilah pendapat seorang
sekularis. Mereka masih saja memaksakan cara pandang dunia terhadap sebuah
momen yang tolok ukur kemuliaannya tidak bisa ditakar dengan cara demikian.

Oleh karenanya Allah ta'aala sebutkan apa sesungguhnya target keberhasilan
orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

*"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, " (QS
Al-Baqarah ayat 183)*

Allah ta'aala inginkan kita mencapai ketaqwaan di bulan Ramadhan. Allah
ta'aala tidak menuntut kita agar terpengaruh dengan dunia ini dan terus
berlomba meraih kesuksesan dunia di saat pintu-pintu surga sedang dibuka
lebar-lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat. Alangkah sayangnya,
bilamana pada momen begitu besar peluang meraih keberhasilan ukhrowi
kemudian manusia masih saja tenggelam dalam perlombaan merebut dunia...!


وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ
مِنَ الدُّنْيَا

*"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan)
duniawi." (QS Al-Qoshosh ayat 77)*

Semoga Allah ta'aala jauhkan kita dari masuk ke dalam golongan sekularis.
Golongan yang bahkan ketika bulan penuh berkah dan rahmat Allah ta'aala
datang mereka masih saja tertipu dan terlena dengan dunia. Sehingga mereka
tidak berusaha memanfaatkan peluang emas hujan rahmat Allah ta'aala berupa
bulan Ramadhan ini untuk menjadikan hidupnya lebih bermakna dan terarah.

Bagi kalangan sekularis bulan Ramadhan pada akhirnya sama saja dengan
bulan-bulan lainnya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah
ta'aala di bulan yang agung ini. *Wa na'udzubillahi min dzalika.-*

Apabila anda mempunyai saran atau kritik untuk rubrik atau artikel ini,
silahkan kirimkan melalui email kepada penulis di [EMAIL PROTECTED]

Reply via email to