Pagi ini Gus Dur Islamkan Seorang Muallaf
Ahad, 7 September 2008 13:24 Jakarta, *NU Online
*Pagi tadi, Ahad (7/9), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Pengasuh Pondok
Pesantren Ciganjur, mengislamkan seorang muallaf, setelah menyampaikan
materi pada Pengajian Ramadhan di pesantrennya, Komplek Wahid Hasyim, Jl.
Warung Silah Ciganjur, Jakarta Selatan.

Seorang Muallaf yang secara resmi masuk Islam di hadapan Gus Dur adalah
Verawati, WNI keturunan etnis Tionghoa yang tinggal di kawasan Limo, Kota
Depok, Jawa Barat. Setelah menjadi muallaf yang bekerja sebagai karyawan
swasta ini pun berganti nama menjadi Safira Ramadhani.

Setelah menuntun pembacaan dua syahadat di hadapan seluruh peserta
pengajian, kemudian Gus Dur menyatakan bahwa peristiwa ini merupakan
keberkahan tersendiri Ramadhan tahun ini. "Segalanya terjadi menurut
kehendak Tuhan, manusia hanyalah diperintahkan berdakwah dengan cara-cara
yang santun dan penuh keikhlasan," tuturnya.

Lebih lanjut, Gus Dur juga meminta kepada muallaf baru ini untuk segera
mengurus kelengkapan administrasi, karena seremoni peresmian yang baru saja
terlaksana hanyalah bersifat simbolik yang mesti didukung oleh sebuah sikap
resmi sebagai warga negara.

"Pengislaman dan pembacaan syahadat adalah bagian dari proses interaksi
kemasyarakatan secara formal. Lebih penting dari hal ini adalah pelaksanaan
ketentuan-ketentuan agama yang didasarkan pada pengertian tentang adanya
larangan, perintah dan himbauan sebagai seorang muslim," terangnya kepada
seluruh hadirin yang hadir pagi tadi.

Sementara itu, menurut penuturan Safira, sapaan barunya, ia telah lama
menginginkan untuk memeluk agama Islam, karena ketiga orang kakaknya juga
telah memeluk Islam terlebih dahulu. "Tiga tahun lalu saya berkeinginan
untuk menjadi bagian dari umat Islam, Alhamdulillah pagi ini akhirnya
berhasil terwujud juga" ungkapnya dengan senyum mengembang.

Safira, yang saat itu datang didampingi bibinya, Ny. Endah Jumiyarto,
mengungkapkan rasa bahagiannya karena dapat membaca syahadat dengan dituntun
oleh KH. Abdurrahman Wahid. "Saya memeluk Islam tanpa adanya paksaan dan
tekanan dari pihak manapun," pungkasnya. *(min)*

Kirim email ke