Riyadhu ash-Shaalihiin min Kalaami Sayyidi al-Mursaliin Telah disampaikan pada Pengajian Rabu Ba'da Shubuh di Masjid Nurul Yaqin
Web http://nurulyaqin.org Email [EMAIL PROTECTED] ??? ?? ?????? ?? ???? ??????? ???? ????? ????? ?????? ?????? ?????? ????? ??????? ?????? ????? ???????? ?????? ??? ????????? BAB IX Ber-tafakkur akan Keagungan Makhluk-makhluk Allah SWT, Dunia Fanaa', Kesukaran-kesukaran di Akhirat, Perkara Lain di Dunia dan Akhirat, serta Keteledoran Jiwa, juga Pendidikan Jiwa dan Membawanya untuk Bersikap Istiqaamah Mengenai judul di atas yang diberikan oleh Imam an-Nawawi, bahwasanya beliau memberi ibarat atau pengambilan contoh, " bila mana makhluk-Nya agung atau hebat, maka bagaimana dengan Sang Khaliq? Tentu tak terbatas dan tak terhitung Maha Agung-Nya dan Maha Hebat-Nya. Imam an-Nawawi mengajak untuk selalu ber-tafakkur (berfikir secara yakin dan arif bijaksana) bahwa dunia adalah sebuah hal yang fanaa' yang akan hancur di suatu hari.. Imam an-Nawawi mengutip firman Allah SWT. yang berbunyi: ??? ???? ????? ?? ???? ???: " ???? ???????? ?????????? ??????????? ???? ????????? ?????? ??????? ?????????? ????? ????????????? ??? ????????????? ???? ??????? ???? ???? ?????? ??????? ?????? ?????? ?????? ??????? ?????? ?) ?? (" ??? . Allah SWT berfirman (QS: Sabaa') : Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) adzab yang keras. (46). Terdapat dua penafsiran Mufassirin (para ahli Tafsir) mengenai maksud dari ayat ini. Penafsiran yang pertama hendaknya seorang makhluk ber-tafakkur akan fenomena kenampakan (kauniyyah) langit dan bumi secara menyepi, berdua atau menyendiri, dalam ber-tafakkur didapatkan sebuah keyakinan bahwa pencipta langit dan bumi adalah Allah SWT yang Maha Esa dan Maha Agung. Penafsiran yang kedua bahwasanya yakinilah Nabi Muhammad saw. bukanlah seorang pengoceh yang gila. Sesungguhnya Nabi Muhammad saw. adalah sama sekali tidak gila, Beliau adalah sorang yang cerdas dan berhati lembut nan bijaksana. Kemudian Imam an-Nawawi kembali mengutip firman Allah SWT. yang berbunyi: ???? ????? ?? ???? ?? ????? : " ?????? ??? ?????? ????????????? ??????????? ???????????? ????????? ???????????? ????????? ???????? ???????????? (???) ????????? ??????????? ????? ???????? ?????????? ??????? ??????????? ???????????????? ??? ?????? ????????????? ??????????? ???????? ??? ???????? ????? ???????? ??????????? ??????? ??????? ???????? (???) ". Allah SWT berfirman (QS: Ali Imraan): " Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (190) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (191)" Kandungan dari ayat ini adalah bahwasanya alam dan seisinya adalah dalil-dalil qarinah (petunjuk-petunjuk yang disertai pembuktian) bahwa pasti terdapat wujud Allah SWT, Tuhan alam semesta, yang Maha Esa, yang Maha Sempurna Ilmu dan Taqdir-Nya.. Ayat ini juga menyebutkan bahwasanya setiap makhluk haruslah secara kontinyu mengingat (ber-dzikir) kepada Allah SWT dalam keadaan apapun, baik berdiri, duduk, mudhthoji'an (turon miring atau tidur miring). Ada sedikit perbedaan dalam memberikan ma'na penafsiran ber-dzikir dalam ayat ini, yaitu ber-dzikir dalam arti shalat, sehingga kandungan ayat ini adalah seorang makhluk harus tetap melaksanakan shalat dalam keadaan apapun. Imam an-Nawawi kembali mengutip firman Allah SWT. yang berbunyi: ???? ????? ?? ???? ??????? : " ??????? ??????????? ????? ????????? ?????? ???????? (??) ??????? ?????????? ?????? ???????? (??) ??????? ?????????? ?????? ???????? (??) ??????? ????????? ?????? ???????? (??) ????????? ???????? ?????? ????????? (??) " . Allah SWT berfirman pula (QS: al-Ghaasyiyah) : " Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana diciptakan? (17) Dan langit, bagaimana ditinggikan? (18) Dan gunung-gunung, bagaimana ditegakkan? (19) Dan bumi, bagaimana dihamparkan? (20) Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. (21)" Apakah para manusia tidak melihat dan berfikir terhadap bermacam-macam makhluk Allah SWT dari mulai yang terhampar, seperti bumi daratan, lautan dan gunung-gunung, hingga makhluk Allah SWT yang menjadi kendaraaan, semisal saja unta. Maka janganlah kamu mengingkari bahwasanya Allah SWT adalah Dzat yang Maha Agung dan Sempurna dan semua makhluk akan mati dan akan dibangkitkan kembali. Apakah munaasabah (penisbatan) dari ayat ini? Imam Zamakhsyarii memberikan dua jawaban, antara lain: 1. Bahwasanya al-Qur'an turun kebanyakan berkenaan dengan bamgsa Arab. Notabene mereka adalah ahli perjalanan (musaafir), terkadang seorang musaafir menyendiri dan mengucilkan diri dari rombongan teman-temannya. Tingkah manusia ketika menyendiri sering ber-tafakkur akan berbagai hal. Bila mana ia ber-tafakkur maka yang jatuh tertumbuk pada matanya pertama kali adalah unta tungganganya, kemudian wajahnya akan menengadah menghadap ke langit, atau setelah menatap untanya ia akan menunduk ke bawah melihat tanah, bumi milik Allah SWT, atau ia akan menengok ke samping dan matanya membentur kepada gunung yang menjulang, sehingga seseorang ketika ber-tafakkur dan menyendiri tidaklah mungkin sifat sombong dan dengki akan terbersit di dalam hatinya. 2. Bahwasanya penciptaan seluruh makhluk adalah dalil akan wujud-Nya Sang Khaliq. Imam an-Nawawi kembali mengutip firman Allah SWT. yang berbunyi: ???? ????? ?? ???? ?????? / ???? : " ???????? ????????? ??? ????????? ???????????? ?????? ????? ????????? ????????? ???? ?????????? ??????? ??????? ?????????? ???????????????? ???????????? (??) ". Allah SWT berfirman (QS: al-Qitaal/Muhamammad): " Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan (akhir) orang-orang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu.. (10) " Ayat ini memberikan peringatan bahwa yang Maha Kekal adalah Allah SWT, sedang selain Allah SWT seluruhnya fanaa' (tidak kekal dan bakal punah), maka janganlah tergoda dunia. Imam an-Nawawi menuturkan bahwa ayat-ayat mengenai pembahasan ini masih sangat banyak. ????? ???? ??????? Disadur dan diterjemahkan dari kitab " Dalil al-Falihiin min Thuruqi Riyadhi ash-Shaalihiin ", 4 jilid, karya Syaikh Muhammad bin 'Allan ash-Shiddiiqii asy-Syaafi'ii al-Asy'arii al-Makkii, Daar al-Fikr, Beirut: 2005, I:287-292. Kitab ini merupakan salah satu kitab syarah (penjelas) dari kitab " Riyadhu ash-Shaalihiin min Kalaami Sayyidi al-Mursaliin ", karya al-Imam Muhyiddiin Abi Zakaria Yahya an-Nawaawii. Cikarang, 7 Ramadhan 1429 Ah. Fachrurrozi Sa'ied SHI Email : [EMAIL PROTECTED]