^_^

Adalah lebih baik menghindari menggunakan ilmu-ilmu kita untuk memperbanyak 
harta dunia saja dengan melupakan Allah Swt sama sekali dan merasa dirinya 
paling benar, hindari niat yang seperti itu sebab ini hanya akan menjadikan 
kita sombong, merasa mulia, merasa kuat dan menang karena banyak orang yang 
mengikuti kita.

Orang-orang yang mengikuti kita menganggap kita orang yang mulia di mata Allah 
Swt dikarenakan mereka melihatnya begitu, mereka melihat kita alim, banyak amal 
dan sholeh. Padahal apa yang mereka lihat adalah skenario kita agar dianggap 
begitu, kita ingin dimuliakan oleh masyarakat. Sebenarnya kita tidak alim 
(berilmu), kita hanya merasa diri kita alim (berilmu) lalu bertindak laku 
meniru-niru orang yang benar-benar alim dengan berpakaian seperti orang alim 
dan dengan berkata-kata seperti orang alim terbukti dengan cara kita mencari 
uang atau rizqi dengan tidak peduli apakah itu cara halal atau harom, tidak 
peduli apakah cara kita itu merugikan orang lain atau tidak...kita tidak 
peduli, yang penting keinginan kita tercapai. Kita hanya berharap dan senag 
jika masyarakat memuji kita, menyanjung kita saja tanpa kita memperhatikan amal 
ibadah kita.

Jangan karena kita sudah terlanjur dikenal sebagai orang alim (berilmu) kita 
lalu berbohong di depan masyarakat dan mengingkari kekeliruan kita demi terjaga 
gengsi kita. Kita takut tidak lagi dimuliakan masyarakat oleh karena itu kita 
memakai ilmu kita untuk berkelit, kita mencari-cari dan mengada-adakan alasan 
untuk menutupi kekeliruan kita agar masyarakat tidak tahu kekeliruan kita 
bahkan kalau perlu kita gunakan untuk "memaksa" mereka mengakui kekeliruan kita 
sebagai kebenaran. Semua jadi kacau, kebenaran sudah hilang dikarenakan 
keduniaan semata. Sudah tidak ada lagi Allah Swt di sana, sudah kalah oleh 
dunia.

Meski buruknya perbuatan kita itu tapi kita sama sekali tidak merasa keliru 
bahkan merasa paling benar sendiri, kita lalu merasa punya derajat tinggi di 
mata Allah Swt sebab kita menganggap diri kita sebagai ulama dengan segala 
pakaian dan kata-kata kita kita mirip-miripkan ulama. Itu sekedar untuk 
menutupi hati kita yang cinta terhadap dunia tapi kita tidak sadar kita sudah 
sangat mencintai dunia dan melupakan Allah Swt.

Kalau kita sudah seperti ini maka kita termasuk orang yang rusak, sangat 
rusak...rusak niat kita, rusak ilmu kita dan rusak amal ibadah kita. Kita hanya 
merasa alim (berimu) yang mengamalkan ilmu kita padahal amal ibadahnya tidak 
menunjukkan bahwa kita orang yang mengamalkan ilmu kita. Dalam kondisi seperti 
ini kita tidak bisa lagi diharapkan mau bertaubat.

Semoga kita semua terhindar dari perilaku yang demikian. Amin.

Salam, Yusa.
http://majlismajlas.blogspot.com

Kirim email ke