Beberapa waktu yang lalu, kebetulan saya ikutan semacam seminar yang diisi oleh seorang Dokter yang memprakarsai pembentukan Klink Sehat di berbagai daerah nama Dokternya dr. Agus Rahmadi. Topik yang dibahas adalah tentang Pengobatan Nabi. Beliau membahas uji ilmiah akan pengobatan Nabi. Salah satunya beliau menguji tentang Madu. Ketika pengujian tersebut beliau berkerjasama dengan seseorang dari BATAN kalo gak salah beliau menyebut nama Ibu Endang Rahayu. Dan beliau foto, hasil2 pengujian tersebut. Bahwa hasilnya dari foto tersebut madu akan menolak setidaknya 3 jenis bakteri. Yang pertama Salmonella Typhosa, yang ke2 E.Colli, dan yang ke-3 ...waduh ...lupa :) Sehingga Dokter itu bilang ke jamaah, bahwa dia menjamin,jika orang minum madu setelah makan, Insya Allah dia tidak akan terkena penyakit Typhus. Beliau juga memaparkan khasiat aneka macam pengobatan Nabi lainnya.. Tak terasa waktu 2 jam terasa singkat, walau banyak pertanyaan dari jamaah terkait pengobatan Nabi, baik yang spesifik langsung tentang tata caranya maupun yang bersifat umum, dokter harus cepat2 balik karena HP nya sudah di miscall 20 kali :), sepertinya ditunggu pasien di kliniknya :)
Juga ditanyakan juga ke dokter tersebut mengenai apakah herbal bisa menyebakan penyakit ginjal. Dokternya malah menjawab..Justru yang menyebabkan penyakit Ginjal itu obat2 kimiawi... Kalo Herbal tidak menyebabkan sakit Ginjal, kalau kebanyakan dosisnya paling hanya mencret aja :) Ibaratnya kayak makan sayuran aja minum herbal itu, karena memang dari tumbuh2an. yah...simplenya kayak makan sayur bayam aja lah... Begitu apa yang diutarakan dokter tersebut Cuma kalo kebanyakan, tentu walau tidak separah kalo kebanyakan bahan2 kimiawi, tentu saja tidak bagus juga utk tubuh..tapi masak sih..misal makan buah mengkudu doyan sampai 1 kg dalam 1 hari heheheh :), pasti secara alami tubuh akan menolak langsung, entah jadi mual, enek, atau lainnya..itu mekanisme alami bahwa tubuh menolak makanan tersebut. Kalo saya pikir... Selama ini jamu yang dirazia adalah jamu yang dicampur dengan obat2 kimiawi..sehingga di razia..kalo murni jamu dari herbal kayaknya gak dirazia kok...apalagi kalo ijinnya komplit Sehingga yang bahaya itu yang saya tangkap kok malah obat2 kimiawi ya.....bener gak ya logika saya...:) Kalo dia kebanyakan bisa menyebabkan sakit ginjal dll. (Bukan berarti obat2 kimiawi tidak ada manfaatnya lho...) Saya hanya menggarisbawahi, jangan sampai kita apriori terhadap obat2 herbal. Ini juga saya tanyakan ke dokter tersebut, kenapa sekarang banyak dokter yang apriori dengan obat2 Herbal Thibbun Nabawi.. Dokternya sendiri juga bilang kalo dulu ketika lulus kuliah dia juga apriori, alhamdulillah sejalan dengan banyaknya bukti2 ilmiah, dan pengalaman di lapangan, alhamdulillah pola pikirnya banyak berubah. Demikian sekilas sharing informasi. Berikut ada artikel terkait dengan madu... Semoga di tengah-tengah informasi banyaknya makanan olahan yang mengandung bahan2 berbahaya, kita tidak ketinggalan untuk mengkonsumsi yang satu ini. cara mendapatkannya pun mudah, banyak tersedia di apotek2, supermarket2, ataupun toko-toko produk muslim. Semoga bisa bermanfaat. Barakallahu fiikum http://thibbunnabawi.wordpress.com/2008/10/30/uji-ilmiah-produk-herbal-produk2-pengobatan-nabi/ Kuman Tidak Mampu Melawan Madu Sumber : http://thibbunnabawi.wordpress.com/2008/10/09/kuman-tidak-mampu-melawan-madu/ Ini merupakan judul sebuah artikel yang dimuat majalah Dis Lancet Infect edisi Februari 2003 yang ditulis oleh seorang Dr. Dixon, ia mengatakan, madu sangat kuat menguasai kuman. Sehingga tidak ada satu kuman pun yang sanggup berhadapan dengan madu. Dr Dixon, merupakan seorang dari sekian banyak para ilmuwan yang diberi anugerah oleh Allah dapat mengkaji manfaat maju. Padahal, khasiat madu sudah diungkapkan oleh Sang Khalik melalui kitabnya: "Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya, pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkannya." (An-Nahl 69-69) Yang menarik, penderita kencing manis, yang oleh para dokter diminta untuk tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis, termasuk madu. Karena, dianggap bisa menaikkan kadar gula dalam tubuh. Ternyata, menurut penelitian, anjuran itu tidak berlaku. Madu, justru mampu menurunkan kadar gula di dalam darah orang yang terkena sakit gula. Beberapa penemuan membuktikan bahwa di dalam madu terdapat unsur oksidasi yang menjadi pengurai gula di dalam darah lebih mudah, yang tidak membuat kadar gula semakin bertambah tinggi. Madu yang kaya dengan vitamin B1, B5 dan G, justru sangat diperlukan bagi penderita kencing manis. Karena, madu mengandung sekitar 100 unsur berbeda yang dianggap sangat urgen bagi tubuh manusia, khususnya bagi penderita diabtesi tersebut. Seorang filsuf dan penulis Yunani, Athenaeus, menyatakan bahwa siapa saja yang rajin mengonsumsi madu setiap hari akan bebas dari penyakit selama hidupnya. Dia tidak mengada-ada karena di dalam madu memang termuat rupa-rupa nutrisi yang unik dan potensial untuk memelihara kesehatan dan kecantikan. Madu memiliki kekuatan menyembuhkan yang hebat. Berbagai nutrisi yang dikandungnya telah lama dimanfaatkan untuk mengatasi luka bakar, menambah stamina, menaikkan gairah seksual, bahkan dapat mencegah kanker. Cairan berwarna keemasan ini pun merupakan perawat keindahan kulit yang bermutu. Seorang ilmuwan dari Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat, menulis dalam Journal of Apicultural Research bahwa khasiat masing-masing madu bisa saja berbeda, namun semua jenis madu pasti mengandung antioksidan, seperti vitamin E dan vitamin C, yang sama kadarnya. Antioksidan tersebut diyakini mampu mencegah terjadinya kanker, penyakit jantung, dan penyakit lainnya. Secara lebih rinci Prof. DR. H. Muhilal, pakar gizi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor, menguraikan tentang kandungan gizi madu. Asam amino, karbohidrat, protein, beberapa jenis vitamin serta mineral adalah zat gizi dalam madu yang mudah diserap sel-sel tubuh. Asam amino bebas dalam madu mampu membantu penyembuhan penyakit, juga sebagai bahan pembentukan neurotransmitter atau senyawa yang berperan dalam mengoptimalkan fungsi otak. Madu juga mengandung zat antibiotik yang berguna untuk mengalahkan kuman patogen penyebab penyakit infeksi. Karbohidrat madu termasuk tipe sederhana. Rata-rata komposisinya adalah 17,1 persen air; 82,4 persen karbohidrat total; 0,5 persen protein, asam amino, vitamin, dan mineral. Karbohidrat tersebut utamanya terdiri dari 38,5 persen fruktosa dan 31 persen glukosa. Sisanya, 12,9 persen karbohidrat yang terbuat dari maltose, sukrosa, dan gula lain. Sebagai karbohidrat, satu sendok makan madu dapat memasok energi sebanyak 64 kalori. Berkat kekayaan zat gizinya, tak heran jika madu sejak zaman baheula digunakan sebagai obat. Bangsa Mesir kuno misalnya sudah memanfaatkan madu untuk mengobati luka bakar dan luka akibat benda tajam. Dalam penelitian ribuan tahun kemudian ditemukan sifat antiseptik ringan dan antimikrobial dari madu. Karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri itulah, madu mampu mempercepat penyembuhan luka. "Sifat antibakteri dari madu membantu mengatasi infeksi pada perlukaan dan aksi antiinflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan," kata Dr. Peter Molan dari University of Waikato, New Zealand, melalui situs kesehatan. Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru, sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit. Sebuah studi terbaru menemukan kandungan antioksidan di dalam cairan mujarab tersebut. Itu artinya madu ampuh untuk menangkal radikal bebas. Kita tahu bahwa radikal bebas menjadi penyebab terjadinya berbagai penyakit yang sulit dikontrol, salah satunya kanker. Temuan tersebut mendorong para peneliti untuk mencari tahu lebih jauh tentang zat-zat antikanker yang dikandung madu. Diharapkan berbagai penelitian terkini akan semakin mengukuhkan khasiat madu yang sangat potensial untuk menghentikan penyebaran penyakit ganas. Reputasi madu untuk mengatasi gangguan pernapasan masih tetap diakui. Terutama untuk mengusir dahak atau cairan yang menyumbat saluran pernapasan. Masyarakat Yunani dan Romawi percaya khasiat madu sebagai dekongestan (pelega hidung saat pilek). Madu juga memiliki sifat sedatif (penenang) yang ringan. Maka itu masyarakat tradisional sering membubuhkan madu pada segelas susu untuk diminum sebelum tidur. Minuman ini membuat mereka rileks dan bisa segera tidur nyenyak. Hampir semua makanan manis akan merangsang otak untuk memproduksi endorfin atau pembunuh nyeri alami di dalam tubuh. Tak terkecuali rasa manis alami yang dihasilkan madu. Berkaitan dengan kadar fruktosanya yang tinggi, membuat madu mempunyai efek laksatif atau pencahar yang ringan. Efek lain dari madu yang dipercaya sejak lama, yakni sebagai aprodisiak atau pembangkit gairah seksual. Istilah honeymoon (bulan madu) berasal dari tradisi kuno masyarakat Eropa Utara, ketika pasangan pengantin baru diharuskan mengonsumsi madu dan mead (minuman sejenis wine yang dibuat dari fermentasi madu) yang diyakini bersifat aprodisiak tadi. Madu juga memiliki aktivitas sebagai disinfektan ringan, sehingga mampu menyembuhkan radang tenggorokan. Cairan manis ini juga bisa meningkatkan produksi saliva atau cairan ludah yang dapat membantu mengatasi tenggorokan yang kering atau teriritasi. Para penyanyi opera pun gemar memanfaatkan madu untuk memelihara kondisi tenggorokan mereka, supaya tetap bisa melantunkan lagu-lagu merdu. Segelas air hangat dicampur lemon dan madu merupakan ramuan tradisional yang biasa digunakan untuk mengikis radang tenggorokan. Jika Anda ingin awet muda, tetap segar dan bugar walau sudah berusia tua, selalu makan madu secara rutin. Demikian pesan pionir ilmu kedokteran modern sekaligus filsuf Islam, Dr. Ibnu Sina. Kaum perempuan di Mesir, Yunani, dan Rusia memang sudah memanfaatkan madu sejak lama untuk memelihara kecantikan kulit muka agar tetap cantik dan bersih. Juga untuk menghilangkan noda dan bintik-bintik hitam (hiperpigmentasi), serta mencegah keriput. Ramuan berupa 100 gram madu dicampur 25 ml alkohol dan 25 ml air bersih bisa dicoba untuk merawat keindahan kulit Anda. Rasa madu sangat dipengaruhi oleh jenis bunga yang dikunjungi lebah untuk diambil nektarnya (bahan pembuat madu). Saat ini bisa dijumpai berbagai madu, seperti madu randu, madu klengkeng, madu asam, madu mangga, madu apel, madu ceri, madu jeruk, madu peer, dan banyak lagi. Apabila bunga yang dihinggapi lebah memiliki zat-zat racun, kemungkinan besar madunya pun beracun. Lebah yang mengambil nektar dari bunga pohon rhododendron misalnya, bisa memproduksi madu beracun. Bila dikonsumsi, madu ini bisa menyebabkan kelumpuhan. Beberapa tanaman, selain rhododendron, mengandung senyawa beracun dalam nektarnya, antara lain azalea, andromeda, agave, atropa, datura, euphorbia, kalmia, gelsemium, dan melaleuca. Madu beracun ini biasanya merupakan madu liar. Saat ini madu sudah banyak diproduksi yang tentunya mengembil jenis-jenis tanaman yang selain tidak beracun juga bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu keunikan dari madu, meski memiliki rasa manis, tidak begitu berbahaya dibanding gula. Meski efeknya ringan dalam menaikkan gula darah dibanding sumber karbohidrat lain, bagi diabetesi dianjurkan untuk tetap berkonsultasi ke dokter bila mengonsumsinya. Manis alami madu telah digunakan di Inggris hingga pertengahan abad ke-17, untuk menambah nikmat rasa makanan dan minuman. Sayang kebiasaan ini kemudian berubah ketika orang mulai memproduksi gula. Butiran putih ini dianggap lebih berkelas dan hanya golongan berstatus sosial tinggilah yang mampu menjangkaunya. Namun, di akhir abad ke-17 gula semakin meluas pemakaiannya, tak hanya terbatas pada kalangan atas. Keluarga kerajaan pun kembali pada kebiasaan semula, yakni menyantap roti yang diolesi madu berkualitas tinggi tentunya. Tak ada salahnya bila kita mencontoh gaya hidup ala Ratu Inggris, sarapan madu setiap hari. =Rony Setyo Hariyono= Sehat Dengan Thibbun Nabawi & Herbal http://thibbunnabawi.wordpress.com