Pikiran dan akal manusia saja yang membuat seolah-olah Allah jauh dari
kita. Imani saja apa yang tertulis pada Al-quran dan as-Sunnah, jangan
gunakan akal dan pikiran kita utk mencerna dan memikirkan sifat2
Allah, karena akal dan pikiran kita tidak akan mampu untuk mencerna
dan memikirkannya. Sebaliknya, justru akal dan pikiran  kita
sendirilah yang akan membuat hijab-hijab tersebut. 

Allah berada diatas 'Arsy, tapi Allah sangat dekat dengan mahlukNya.
Tidak ada batas antara Allah dengan Mahluk-Nya.  JAngan berpikiran
karena Allah berada diatas 'arsy, sehingga Allah jauh dari Mahluknya.
Jangan samakan Allah seperti kita yang memiliki keterbatasan ruang dan
waktu. Maha Suci Allah, tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia.

Wassalam


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, djoko pranyoto
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> hal al seperti inilah yang mengakibatkan seolah olah allah begitu
jauh dengan diri kita ini, seolah olah ada batas yang begitu tidak
terhingga antara hamba dan tuhannya.yang biasa orang namakan hijab-hijab.
> wassallam
> 
>  
> 
> 
> 
> ________________________________
> From: wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]>
> To: keluarga-islam@yahoogroups.com
> Sent: Friday, November 14, 2008 8:38:58 AM
> Subject: [keluarga-islam] Re: Tuhan TIDAK PERNAH Bingung !!!
> 
> 
> Di dalam kitab Siyar A'lam an-Nubala' karya Imam Adz-Dzahabi,
> menuturkan perkataan Imam Syafi'i mengenai sifat2 Allah:
> 
> "Kita menerapkan sifat2 Allah ini sebagaimana disebutkan di dalam
> al-quran dan sunnah Nabi saw dan kita meniadakan tasybih (menyamakan
> Allah dengan mahluknya), sebagaimana Allah juga meniadakan tasybih itu
> dalam firman-Nya: 'Laysa kamitslihi Syai un'(Asy-Syura: 11)"
> 
> Imam Syafi'i juga menjelaskan bahwa menerapkan sifat2 Allah itu tidak
> mungkin dilakukan dengan akal dan fikiran, tetapi hanya berdasarkan
> keterangan2 dari Allah sendiri. 
> 
> Allah menyebutkan sendiri sifat2nya seperti yang tersebut didalam
> al-quran dan hadits2 shahih dimana kita WAJIB mengimaninya tanpa perlu
> memikirkan bagaimana caranya atau menyamakan seperti mahluknya.
> Contoh, dalam al-quran disebutkan bahwa Allah berbicara. Cukup kita
> mengimani bahwa Allah itu berbicara, tanpa perlu berpikir 'kalau Allah
> berbicara tentunya Allah punya mulut dong...' Pikiran atau perkataan
> seperti inilah yang disebut oleh Imam Syafi'i menyamakan Allah dengan
> mahluknya, dan ini yang dilarang.
> 
> Dalam al-Quran dan Hadits2 shahih disebutkan banyak sifat2 Allah yang
> diantaranya bahwa Allah itu mengetahui, berkehendak, mendengar,
> melihat, berkata-kata, mempunyai tangan, wajah, telapak kaki, tertawa,
> turun setiap malam ke langit bumi, memiliki kursi, dst.
> 
> Cukup imani saja, jangan samakan melihat, berkata, tangan, wajah dan
> kursinya Allah itu seperti kita mahluk-Nya. Tidak ada satu pun yang
> serupa dengan Dia.
> 
> Wassalam
> 
> --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "Arland" <hmd098@> wrote:
> >
> > 
> > Wa'alaikum salam wr. wb.
> > 
> > Terima kasih atas jawabannya, bgtu juga thd yang lainnya yang sdh
> > menjawab.
> > Menurut hemat saya, menggambarkan maupun membayangkan keberadaan Allah
> > Swt, khususnya ttg diamnya Allah di kursinya, turunya Allah ke bumi
> > disetiap malam dan lain2, dengan menggunakan "Akal/otak" manusia,
> > sekali lagi "Akal/otak manusia" --dengan alasan apapun--, itu cukup
> > membahayakan aqoidil iman atau tauhid seseorang, bahkan bisa
> > menggiring kepada kekufuran.
> > 
> > Kita boleh dan sangat wajib mengimani kata-kata dari ayat2 maupun
> > hadits, yang berkenaan ttg Allah berada di "kursi", Allah "turun"
> > pada setiap malam, dll sifat2nya, namun tidak layak bahkan boleh
> > menjadi kufur bila dibayangkan dan digambarkan oleh panca indra kita.
> > 
> > Laysya Kamislihi syai'un dan mukholafah lil hawaditsi, dapat difahami
> > bahwa tidak ada yang sama sifat2 Allah kepada sesuatu apapun, tidak
> > berkehendaknya Allah terhadap yang baharu atau makhluk apapun di muka
> > bumi.
> > 
> > Kalau kita sudah menggambarkan dan atau membayangkan sifat2 Allah itu
> > dengan akal kita, itu artinya Allah sudah berkehendak terhadap atau 
> > kepada akal/otak kita, padahal akal atau otak kita itu makhluk.
> > 
> > Bagaimana mungkin Sang Kholiq berkehendak kepada bagian/komponen
> > (yaitu akal/otak) dari makhluk yang diciptakannya.
> > kepada makhluk Nya saja Dia tidak berkehendak/ berhajat, apalagi
> > kepada komponen makhluknya.
> > 
> > Tentu saja suatu yang Mustahil bin mustahal.
> > 
> > Apalagi "turun" ke bumi di setiap malam, itu seakan2 Allah sudah
> > berkehendak / berhajat kepada "turun" juga kepada "bumi" juga kepada
> > "malam" dsb
> > 
> > Maka boleh jadi kata "Kursi" atau "turun" atau "mata" atau "tangan"
> > dan sifat2 lain yang Allah miliki, itu hanya persepsi yang berkembang
> > di akal manusia sebagai makhluk.
> > 
> > Boleh jadi atau bahkan sangat diyakini bahwa "kursi" yang Allah
> > maksudkan dlm ayatNya BUKAN seperti "kursi" yang ada di benak kita.
> > "Turun" nya Allah ke bumi BUKAN seperti "turunnya" seperti yang ada di
> > benak kita, yaitu dari atas ke bawah.
> > 
> > Sebab kata "turun" atau "naik" itu kan istilah makhluk yang namanya
> > manusia, yang artinya kalau "turun" itu dari atas kebawah atau dari 
> > langit ke bumi, kalau "naik" artinya dari bawah ke atas atau dari bumi
> > ke langit.
> > 
> > Sedangkan bagi makhluk luar angkasa atau bahkan bagi seekor cicak yang
> > hidupnya di langit2 rumah kita, persepsi kata "TURUN" atau "NAIK"
> > justru kebalikan dari persepsi kita sebagai manusia, yaitu "Naik" arti
> > bagi mereka dari atas ke bawah, sedangkan "turun" artinya dari bawah
> > ke atas.
> > 
> > Begitu juga tentang kata "kursi", dibenak kita yang ada cuma kursi
> > seperti yang biasa kita dudukin. Kita sebagai manusia memang berhajat 
> > kepada kursi sebagai tempat duduk, sebab kalau ga duduk kaki kita
capek.
> > 
> > Nah kalau Allah buat apa dia "kursi" ? kan DIA TIDAK berkehendak/ atau
> > ga butuh kursi seperti kita.
> > Tanpa adanya kursipun DIa sudah berkuasa untuk melakukan apa saja
> > kehendakNya.
> > Kalau dia berkehendak kepada kursi tentu dia butuh akan duduk, kalau
> > duduk, Ddia bisa diam bisa juga gerak2.
> > kalau dia turun ke bumi berarti dia butuh waktu untuk turun, dia butuh
> > tempat untuk singgah, dll
> > 
> > Tanpa "turun" ke bumi tiap malampun Dia sudah "dekat" dengan
makhlukNya.
> > 
> > Tanpa "kursi" pun dia sudah Amat Berkuasa.
> > 
> > Kira2 bisa difahami ga maksudnya... ? 
> > 
> > Mukholafatu lil hawaditsi : tidak berkehendaknya Allah kepada yang
> > baharu, termasuk berkehendaknya Allah terhadap "kursi" atau "turun"
> > yang kita fahami sekarang.
> > 
> > Jadi kita ga usah dan ga perlu membayangkan atau menggambarkan ttg
> > "kursi" atau "turun" dsb, tapi cukup di "IMANI" saja zahir ayat atau
> > hadits yang berkenaan dengan hal tersebut.
> > Karena kalau dibayangkan dan digambarkan, bukan hanya dapat menjadi
> > musyrik tapi langsung kufur.
> > 
> > Wassalam,
> > Arland-Jkt.
> > 
> > 
> > --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "AbuAuri" <jonexap@> wrote:
> > >
> > > Assalamu'alikum
> > > 
> > > Klu hanya sampai disitu tidak pak Arland. tapi dilanjuti misalnya
> > membayangkan bagaimana Allah duduk, apakah spt kita punya pantat,
> > pakai kursi dsb musyrik pak. demikian juga turun Allah ke bumi kita
> > bayangkan misalnya seperti superman turun, atau pesawat turun dsb juga
> > musyrik.
> > > 
> > > Karena itu hendaknya kita sifati Allah sesuai yang diberitahukan
> > Allah kepada kita, tidak lebih dari itu. disitulah ruang kita untuk
> > berma'rifat kepadaNya. Sesungguhnya bentuk Zat Allah tidak mungkin
> > terjangkau oleh daya khayal manusia.
> > > 
> > > 
> > > 
> > > From: Arland 
> > > Sent: Tuesday, November 11, 2008 8:12 PM
> > > To: keluarga-islam@ yahoogroups. com 
> > > Subject: [keluarga-islam] Re: Tuhan TIDAK PERNAH Bingung !!!
> > > 
> > > 
> > > Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> > > 
> > > Jadi, jawabannya apa ya...? 
> > > Termasuk Musyrik apa tidak, JIKA manusia menggambarkan
> > > (membayangkan/ meyakini) bahwa Allah itu lagi duduk diam di langit,
> > > kemudian turun ke bumi pada setiap malam ?
> > > 
> > > wassalam,
> > > Arland-Jkt.
> > > 
> > > --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, iwan mujahid
<iwan7152002@ >
> > > wrote:
> > > >
> > > > Walaikumussalam
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > Allah swt memiliki Nama Nama, �Sifat-Sifat �dan Perbuatan,
Serta
> > > Ilmu yang Maha Tinggi
> > > > lagi Maha Agung. Yang Kemuliaan Nama Nama Allah, Sifat Sifat
Nya dan
> > > Perbuatan Nya
> > > > serta Ilmu Allah swt tersebut sama sekali jauh dan bersih dari
> > > persamaan atau
> > > > permisalan serta bebas dari berbagai keterbatasan ruang, waktu dan
> > > ilmu seorang
> > > > Makhluk yang bernama manusia yang tidak lain hanya merupakan salah
> > > satu dari
> > > > sekian banyak Ciptaaan Allah swt. Dan Allah swt Sungguh Maha Suci
> > > dan Maha Mengetahui
> > > > apa yang dhohir dan ghoib, baik segala yang terdahulu maupun
segala
> > > kekinian
> > > > dan segala yang akan datang �serta apa
> > > > yang kamu sembunyikan dan Allah swt sama seklai tidak memiliki
batas
> > > ketinggian
> > > > pengetahuan dan kemuliaan apalagi batas permisalan manusia yang
> > > dalam realiutas
> > > > eksistensi tertinggipun tetaplah seorang mahluk ciptaan Allah
> > > semata. Seorang
> > > > Muslim sejati diwajibkan untuk beriman dengan sebenar benarnya
Iman,
> > > > diantaranya bahwa Allah swt turun ke langit Bumi pada setiap
> > > sepertiga malam
> > > > untuk mengambul doa para hamba yang berdoa, mengampuni hamabanya
> > > yang meminta
> > > > ampunan dan bertobat, serta memberi segala permintaan hambanya
yang
> > > bangun pada
> > > > sepertiga malam tersebut atau pada sebagaian malam lainnya
> sebagaimana
> > > > diriwayatkan dalam �Hadist Rasulullah saw.
> > > > Adapun tentang bagaiamana Allah swt turun ke langit Bumi,
bagaimana
> > > Allah
> > > > mengabulkan permintaan dan ampunan adalah merupakan pertanyaan
yang
> > > mengada ada
> > > > atau Bid�ah, dan seluruh Bid�ah itu dholal serta seluruh
> dholal itu
> > > tempatnya
> > > > di Neraka. Semoga kita kita menjadikan kebiasaan membandingkan
sifat
> > > sifat, nama-nama serta perbuatan Allah swt berikut Ilmunya dengan
> > > nama, sifat, perbuatan dan ilmu manusia yang sangat terbatas dalam
> > > eksistensi kemanusiaan tertingginya sekalipun. Maha suci Allah swt
> > > dari emua pemisalan dan persamaan yang kalian datang
dengannya.Wallahu
> > > a�lam. 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > --- On Mon, 11/10/08, Arland <hmd098@> wrote:
> > > > From: Arland <hmd098@>
> > > > Subject: [keluarga-islam] Re: Tuhan TIDAK PERNAH Bingung !!!
> > > > To: keluarga-islam@ yahoogroups. com
> > > > Date: Monday, November 10, 2008, 10:53 PM
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > Assalamu'alaikum Wr. wb.
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > Kalau Tuhan digambarkan lagi duduk diam di langit, terus setiap
> malam
> > > > 
> > > > turun ke bumi, itu termasuk musyik ga... ?
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > wassalam,
> > > > 
> > > > Arland-Jkt
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "AbuAuri" <jonexap@ >
> wrote:
> > > > 
> > > > >
> > > > 
> > > > > Tuhan bingung??? qe qe qe
> > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > > > Saya tambah bingung?? kepada siapa saya bertanya???
> > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > > > Jika yang Maha segalanya itu bingung?
> > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > > > jangan sifati Allah dengan sifat makhluk!
> > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > > > bagian dari Musyrik itu.
> > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > > > exap
> > > > 
> > > > > 
> > > > 
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>


Kirim email ke